Minggu, 30 April 2017

PCNU Cirebon Berikan Penghargaan Pada Sejumlah Kiai dan Nyai

Cirebon, Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw. Pengurus PCNU Cirebon memberikan penghargaan kepada beberapa kiai dan nyai atas pengabdian dan dedikasinya kepada NU semasa hidupnya. Di antara kiai dan nyai yang mendapatkan penghargaan ialah KH Abdullah Abbas (Buntet), KH Fuad Hasyim (Buntet), KH Hasanudin Kriyani (Buntet), KH Syarif Utsman Yahya (Kempek), KH Ja’far Aqil Siradj (Kempek), KH Abdurrohman Ibnu Ubaidillah (Arjawinangun), KH Syafi’i (Gempol), Nyai Hj Zaenab (Buntet), KH Ibrohim Rozi (Plered), Nyi Hj Fariyah Amin (Ciwaringin).?

Pemberian penghargaan tersebut dilakukan disela-sela pengajian rutin Sabtu legi yang dilaksanakan pada tanggal 29 November Desember 2015 di Gedung NU Center Jl. Dewi Sartika Sumber pukul 13.00 s/d selesai.?

PCNU Cirebon Berikan Penghargaan Pada Sejumlah Kiai dan Nyai (Sumber Gambar : Nu Online)
PCNU Cirebon Berikan Penghargaan Pada Sejumlah Kiai dan Nyai (Sumber Gambar : Nu Online)

PCNU Cirebon Berikan Penghargaan Pada Sejumlah Kiai dan Nyai

Menurut KH Tolkha Nawawi atau biasa disapa dengan panggilan “Abah”. Nama-nama Kiai dan nyai yang mendapat penghargaan tersebut, tidak ditentukan oleh satu pihak saja, melainkan hasil kesepakatan semua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kab. Cirebon.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Pengajian ini rutin dilakukan setiap bulannya, tepatnya pada setiap hari Sabtu Legi. Oleh karena itu, pengajian ini lebih dikenal dengan sebutan “Halaqoh Sabtu Legi”.?

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Dalam setiap pertemuannya, pemateri (yang memimpin ngaji) selalu berbeda-beda. Pada bulan ini, pematerinya adalah KH Husein Muhammad, pengasuh pesantren Dar Al Tauhid Arjawinangun.

Seluruh pengurus dan keluarga besar Nahdlatul Ulama Kabupaten Cirebon hadir dalam pengajian itu, diantaranya adalah Rais Syuriyah (KH Usamah Mansyur), Ketua Tanfidziyah (KH Ali Murtadlo), Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (KH Tolkha Nawawi) dan semua perwakilan dari semua banom-banom Nahdlatul Ulama Kab. Cirebon.

Sebagai Rais Syuriyah PCNU Kab. Cirebon KH Usamah Mansyur berharap, pengajian rutin halaqoh Sabtu legi ini terus ada. Karena di samping menuntut ilmu, menambah pengetahuan, ini juga salah satu media untuk bersilaturahmi antar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kab. Cirebon dengan semua banom-banom NU lainnya. (Nur Jannah/Mukafi Niam) ?

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw Ulama, Khutbah, Nasional Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Jumat, 28 April 2017

Banser Amankan 3015 Gereja di Seluruh Indonesia

Jakarta, Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw. Semangat menjaga kerukunan umat beragama telah menjadi wujud kepedulian bagi (Barisan Ansor Serbaguna) Banser untuk menghormati pemeluk agama lain agar bisa merayakannya dengan penuh kedamaian dan ketenangan. “Kita peduli pada pemeluk agama lain yang ingin menjalankan ibadahnya dengan penuh ketenangan,”

Demikian dikatakan Komandan Satuan Koordinator Nasional (Kasatkornas) Banser H Tatang Hidayat kepada wartawan di Kantor GP-Ansor, kemarin. Dia menambahkan setidaknya dengan suasana kondusif, bagi pemeluk yang ingin merayakan Natal, mereka bisa berbahagia dan berbagi kasih dengan keluarganya.

Yang jelas, kata H Tatang, wujud kepedulian Banser semata-mata karena demi menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik. Bagaimanapun juga kerukunan umat beragama adalah modal dasar terciptanya keutuhan berbangsa dan bernegara.

Banser Amankan 3015 Gereja di Seluruh Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
Banser Amankan 3015 Gereja di Seluruh Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

Banser Amankan 3015 Gereja di Seluruh Indonesia

Lebih jauh kata H Tatang, laporan dan data yang masuk ke Pimpinan Pusat GP Ansor memperkirakan ada sekitar 3015 gereja di seluruh Indonesia yang menjadi perhatian Banser untuk dibantu pengamananya. "Karena itu Banser berkoordinasi dengan aparat kepolisian setemapat, karena aparatlah yang memiliki kewenangan. Banser sifatnya hanya membantu aparat saja," tambahnya.

Ditanya berapa besar jumlah personil banser yang diterjunkan, H Tatang menyatakan jumlah personil Banser yang dikerahkan sekitar 15 ribu orang. Sementara, untuk pengamanan Jakarta saja sekitar 1000 personil dan ditempatkan pada lima wilayah, yakni Jakpus, Jaksel, Jaktim, Jakbar dan Jakut. “Masing-masing dikerahkan 200 orang per wilayah,”katanya.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Pengamanan Natal oleh Banser ini, kata H Tatang, mulai berlangsung 23- 27 Desember 2006. Sedangkan untuk pengamanan Tahun Baru 2007, dimulai 29 Desember 2006- 2 Januari 2007. “Jumlah kekuatan tetap dan tidak bertambah, kecuali memang ada permintaan dari masing-masing daerah,”tegasnya. (eko/gpa)

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw Hikmah, AlaSantri Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Rabu, 26 April 2017

LAZISNU Klaten Salurkan Zakat Produktif Puluhan Juta

Klaten, Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw - Usaha pendistribusian zakat bagi masyarakat miskin, semestinya tidak hanya untuk menutupi kebutuhan konsumtif saja, akan tetapi lebih dari itu. Dari sinilah pola pemberian zakat kepada para mustahiq tidak hanya bersifat konsumtif saja, tapi dapat pula bersifat produktif.

Demikian disampaikan Ketua Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah NU (LAZISNU) Klaten Muhammad Cahyanto, pada kegiatan yang diselenggarakan LAZISNU Klaten, di Aula PCNU Klaten, Kamis (23/2).

LAZISNU Klaten Salurkan Zakat Produktif Puluhan Juta (Sumber Gambar : Nu Online)
LAZISNU Klaten Salurkan Zakat Produktif Puluhan Juta (Sumber Gambar : Nu Online)

LAZISNU Klaten Salurkan Zakat Produktif Puluhan Juta

“Sifat distribusi zakat yang bersifat produktif berarti memberikan zakat kepada fakir miskin untuk dijadikan modal usaha yang dapat menjadi mata pencaharian mereka, dengan usaha ini diharapkan mereka akan mampu memenuhi kebutuhan hidup mereka sendiri,” papar Heri.

Ditambahkan Heri, tujuan lebih jauhnya, yakni untuk menjadikan para mustahiq atau penerima zakat menjadi muzzaki atau pemberi zakat.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Dalam kesempatan tersebut, LAZISNU Klaten juga menyerahkan secara simbolis, zakat produktif.? Sedangkan realisasinya, akan dilakukan pada 27 Pebruari mendatang.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

"Kegiatan yang dilaksanakan di Aula kantor PCNU Klaten ini disamping menyampaikan secara teknis pelaksanaan program zakat produktif oleh pengurus NU care-LAZISNU Klaten, juga penyerahan? secara simbolis zakat produktif yang akan disalurkan yaitu sebesar Rp. 52 juta," Kata dia. (Ajie Najmuddin/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw AlaNu, Amalan, Pahlawan Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Gandeng LAZISNU, APP Sinar Mas Wakafkan 5.000 Al-Qur’an

Jakarta, Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw



Asia Pulp&Paper (APP) Sinar Mas bersama Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah NU (LAZISNU) mendonasikan 5000 mushaf Al-Quran. Penyerahan secara simbolis berlangsung di Kantor LAZISNU, gedung PBNU, Jakarta, Jumat (9/6) oleh Managing Director Sinar Mas, Saleh Husin kepada Direktur NU Care LAZISNU, Syamsul Huda.

“Kami senang dapat berbagi kebaikan dan memberi manfaat melalui donasi mushaf Al-Qur’an ini. Hal ini merupakan komitmen kami untuk berbagi kebaikan kepada semua, sekaligus mendukung pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan Al-Qur’an di tanah air,“ ungkap Saleh Husin.

Gandeng LAZISNU, APP Sinar Mas Wakafkan 5.000 Al-Qur’an (Sumber Gambar : Nu Online)
Gandeng LAZISNU, APP Sinar Mas Wakafkan 5.000 Al-Qur’an (Sumber Gambar : Nu Online)

Gandeng LAZISNU, APP Sinar Mas Wakafkan 5.000 Al-Qur’an

Ia menyebut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013 mendata ada sekitar 54 persen dari total populasi umat Islam di Indonesia yang belum dapat membaca Al-Qur’an. Sedangkan data Kementerian Agama tahun 2011 mencatat kebutuhan Al-Qur’an di Indonesia mencapai 2 juta mushaf per tahun, sementara daya cetak baru 300 ribu setiap tahunnya.?

“Karena itu, APP-Sinar Mas mendukung pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan Al-Qur’an bagi umat muslim di Indonesia,” tambah Saleh.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Saleh menuturkan sejak tahun 2008 sampai saat ini, APP Sinar Mas telah mendonasikan 600 ribu mushaf Al-Qur’an ke berbagai wilayah di Indonesia bersama dengan berbagai mitra. Selain mendonasikan mushaf Al-Qur’an, juga telah mendonasikan 120 ribu Buku Cara Membaca Al-Qur’an Bagi Anak-Anak dan Juz Amma, serta 700 set Al-Quran Braile bagi tuna netra.

Kertas Al-Qur’an yang di wakafkan menggunakan kertas premium khusus Sinar Tech atau yang lebih dikenal sebagai Quran Paper (QPP). Produk kertas yang dikembangkan oleh unit industri APP, Indah Kiat Pulp Paper Tangerang ini memiliki tekstur yang sangat halus. Selain itu, hasil cetakannya sangat baik dan detil. Tinta tidak meluber, dan tidak tembus serta tidak menyilaukan mata pembacanya. Bahkan, kualitas cetakannya mampu bertahan hingga 100 tahun dalam keadaan normal.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Kelebihan lainnya, produk kertas ini sudah memenuhi sertifikat halal dari MUI karna bahan baku dan proses produksi telah memenuhi kaidah kehalalan. Sebanyak 90 % dari produk ini diekspor ke negara-negara yang menjadi rujukan pusat-pusat percetakan Al-Qur’an seluruh dunia, seperti Arab Saudi, Turki, Iran, dan Kuwait.

Direktur NU Care LAZISNU Syamsul Huda mengungkapkan, selain pembagian Al-Quran, NU Care juga membagikan mukena, untuk menyapa masjid-masjid di seluruh Jakarta.

“Termasuk pengiriman dai-dai untuk menangkal radikalisme. NU akan melakukan gerakan nyata. Kami akan kirim ke seluruh masjid yang ada di Jakarta. Inshaallah semuanya akan kebagian," kata Syamsul.

Sementara Ketua PBNU, Sulton Fathoni menambahkan Sinar Mas bukan tamu yang asing. Sinar Mas dan PBNU bersama-sama melakukan kerja-kerja sosial.?

“Kita bagi-bagi Al-Qur’an. Semoga di Ramadhan ini bisa sampai di masjid, mushala, pesantren, sekolah, madrasah. Sesuai anjuran Rasul, banyaklah membaca Al-Qur’an di sisa Ramadhan ini. Semoga ini berdampak positif bagi karyawan Sinar Mas,” tandasnya. (Kendi Setiawan/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw Pertandingan Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Selasa, 25 April 2017

Harlah, Maulid, dan Natal

Oleh KH Abdurrahman Wahid

Penggunaan ketiga kata di atas dalam satu nafas, tentu banyak membuat orang marah. Seolah-olah penulis menyamakan ketiga peristiwa itu, karena bagi kebanyakan kaum Muslimin, satu dari yang lain sangat berbeda artinya. Harlah (hari lahir) digunakan untuk menunjuk kepada saat kelahiran seseorang atau sebuah institusi. Dengan demikian, ia memiliki "arti biasa" yang tidak ada kaitannya dengan agama. Sementara bagi kaum Muslimin, kata Maulid selalu diartikan saat kelahiran Nabi Muhammad Saw. Dan kata Natal bagi kebanyakan orang, termasuk kaum Muslimin dan terlebih-lebih kaum Nasrani, memiliki arti khusus yaitu hari kelahiran Isa Al-Masih. Karena itulah, penyamaannya dalam satu nafas yang ditimbulkan oleh judul di atas, dianggap "bertentangan" dengan ajaran agama. Karena dalam pandangan mereka, istilah itu memang harus dibedakan satu dari yang lain. Penyampaiannya pun dapat memberikan kesan lain, dari yang dimaksudkan oleh orang yang mengucapkannya.

Harlah, Maulid, dan Natal (Sumber Gambar : Nu Online)
Harlah, Maulid, dan Natal (Sumber Gambar : Nu Online)

Harlah, Maulid, dan Natal

Kata Natal, yang menurut arti bahasanya adalah sama dengan kata harlah, hanya dipakai untuk Nabi Isa al-Masih belaka. Jadi ia mempunyai arti khusus, lain dari yang digunakan secara umum -seperti dalam bidang kedokteran, seperti perawatan pre-natal yang berarti "perawatan sebelum kelahiran"-. Yang dimaksud dalam peristilahan ‘Natal adalah saat Isa Al-Masih dilahirkan ke dunia oleh "perawan suci" Maryam. Karena itulah ia memiliki arti tersendiri, yaitu saat kelahiran anak manusia bernama Yesus Kristus untuk menebus dosa manusia. Karena kaum Nasrani mempercayai adanya dosa asal. Anak manusia yang bernama Yesus Kristus itu sebenarnya adalah anak Tuhan, yang menjelma dalam bentuk manusia, guna memungkinkan "penebusan dosa" tersebut. Karena itu penjelmaannya sebagai anak manusia itu disebut juga oknum, yang merupakan salah satu dari oknum roh suci dan oknum Bapa yang ada di surga.

Sedangkan Maulid adalah saat kelahiran Nabi Muhammad Saw. Pertama kali dirayakan kaum Muslimin atas perintah Sultan Shalahuddin al-Ayyubi dari Dinasti Mamalik yang berkebangsaan Kurdi itu. Dengan maksud untuk mengobarkan semangat kaum Muslimin, agar menang dalam perang Salib (crusade), maka ia memerintahkan membuat peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad tersebut, enam abad setelah Rasulullah wafat. Peristiwa Maulid itu hingga kini masih dirayakan dalam berbagai bentuk, walaupun Dinasti Saud melarangnya di Saudi Arabia. Karya-karya tertulis berbahasa Arab banyak ditulis dalam puisi dan prosa untuk "menyambut kelahiran" itu.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Karenanya dua kata (Natal dan Maulid) yang mempunyai makna khusus tersebut, tidak dapat dipersamakan satu sama lain, apapun juga alasannya. Karena arti yang terkandung dalam tiap istilah itu masing-masing berbeda dari yang lain, siapapun tidak dapat membantah hal ini. Sebagai perkembangan "sejarah ilmu", dalam bahasa teori Hukum Islam (fiqih) kedua kata Maulid dan Natal adalah "kata yang lebih sempit maksudnya, dari apa yang diucapkan" (yuqlaqu alam wa yuradu bihi al-khash). Hal ini disebabkan oleh perbedaan asal-usul istilah tersebut dalam sejarah perkembangan manusia yang sangat beragam itu. Bahkan tidak dapat dipungkiri, bahwa kata yang satu hanya khusus dipakai untuk orang-orang Kristiani, sedangkan yang satu lagi dipakai untuk orang-orang Islam.

******

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Natal, dalam kitab suci Al-Quran disebut sebagai "yauma wulida" (hari kelahiran, yang secara historis oleh para ahli tafsir dijelaskan sebagai hari kelahiran Nabi Isa, seperti terkutip: "kedamaian atas orang yang dilahirkan (hari ini)" (salamun yauma wulid) yang dapat dipakaikan pada beliau atau kepada Nabi Daud. Sebaliknya, firman Allah dalam surat al-Maryam: "Kedamaian atas diriku pada hari kelahiranku" (al-salamu ‘alaiyya yauma wulidtu), jelas-jelas menunjuk kepada ucapan Nabi Isa. Bahwa kemudian Nabi Isa "dijadikan" Anak Tuhan oleh umat Kristiani, adalah suatu hal yang lain lagi, yang tidak mengurangi arti ucapan Yesus itu. Artinya, Natal memang diakui oleh kitab suci Al-Quran, juga sebagai kata penunjuk hari kelahiran beliau, yang harus dihormati oleh umat Islam juga. Bahwa, hari kelahiran itu memang harus dirayakan dalam bentuk berbeda, atau dalam bentuk yang sama tetapi dengan maksud yang berbeda, adalah hal yang tidak perlu dipersoalkan. Jika penulis merayakan Natal adalah penghormatan untuk beliau dalam pengertian yang penulis yakini, sebagai Nabi Allah Swt.

Sedangkan Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi (Saladin the Saracen), penguasa dari wangsa Ayyub yang berkebangsaan Kurdi non-Arab itu, enam abad setelah Nabi Muhammad Saw wafat, harus berperang melawan orang-orang Kristiani yang dipimpin Richard berhati singa (Richard the Lion Heart) dan Karel Agung (Charlemagne) dari Inggris dan Perancis untuk mempertanggungjawabkan mahkota mereka kepada Paus, melancarkan perang Salib ke tanah suci. Untuk menyemangatkan tentara Islam yang melakukan peperangan itu, Saladin memerintahkan dilakukannya perayaan Maulid Nabi tiap-tiap tahun, di bulan kelahiran beliau. Bahwa kemudian peringatan itu berubah fungsinya, yang tidak lagi mengobarkan semangat peperangan kaum Muslimin, melainkan untuk mengobarkan semangat orang-orang Islam dalam perjuangan (tidak bersenjata) yang mereka lakukan, itu adalah perjalanan sejarah yang sama sekali tidak mempengaruhi asal-usul kesejarahannya.

Jadi jelas bagi kita, kedua peristiwa itu jelas mempunyai asal-usul, dasar tekstual agama dan jenis peristiwa yang sama sekali berbeda. Ini berarti, kemerdekaan bagi kaum Muslimin untuk turut menghormati hari kelahiran Nabi Isa, yang sekarang disebut hari Natal. Mereka bebas merayakannya atau tidak, karena itu sesuatu yang dibolehkan oleh agama. Penulis menghormatinya, kalau perlu dengan turut bersama kaum Kristiani merayakannnya bersama-sama. Dalam literatur fiqih, jika kita duduk bersama-sama dengan orang lain yang sedang melaksanakan peribadatan mereka, seorang Muslim diperkenankan turut serta duduk dengan mereka asalkan ia tidak turut dalam ritual kebaktian. Namun hal ini masih merupakan "ganjalan" bagi kaum Muslimin pada umumnya, karena kekhawatiran mereka akan "dianggap" turut berkebaktian yang sama. Karena itulah, kaum Muslimin biasanya menunggu di sebuah ruangan, sedangkan ritual kebaktian dilaksanakan di ruang lain. Jika telah selesai, baru kaum Muslimin duduk bercampur dengan mereka untuk menghormati kelahiran Isa al-Masih.

Inilah "prosedur" yang ditempuh oleh para pejabat kita tanpa mengerti sebab musababnya. Karena jika tidak datang melakukan hal itu, dianggap "mengabaikan" aturan negara, sebuah masalah yang sama sekali berbeda dari asal-usulnya. Sementara dalam kenyataan, agama tidak mempersoalkan seorang pejabat datang atau tidak dalam sebuah perayaan keagamaan. Karena jabatan kenegaraan bukanlah jabatan agama, sehingga tidak ada keharusan apapun untuk melakukannya. Namun seorang pejabat, pada umumnya dianggap mewakili agama yang dipeluknya. Karenanya ia harus mendatangi upacara-upacara keagamaan yang bersifat ‘ritualistik, sehingga kalau tidak melakukan hal itu ia akan dianggap ‘mengecilkan arti agama tersebut. Ini adalah sebuah proses sejarah yang wajar saja. Setiap negara berbeda dalam hal ini, seperti Presiden AS yang tidak dituntut untuk mendatangi peringatan Maulid Nabi Saw. Di Mesir umpamanya, Mufti kaum Muslimin -yang bukan pejabat pemerintahan- mengirimkan ucapan selamat Natal secara tertulis, kepada Paus Shanuda (Pausnya kaum Kristen Coptic di Mesir). Sedangkan kebalikannya terjadi di hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, bukan pada hari Maulid Nabi Saw. Padahal di Indonesia pejabat beragama Kristiani, kalau sampai tidak mengikuti peringatan Maulid Nabi Saw akan dinilai tidak senang dengan Islam, dan ini tentu berakibat pada karier pemerintahannya. Apakah ini merupakan sesuatu yang baik atau justru yang buruk, penulis tidak tahu. Kelanjutan sejarah kita sebagai bangsa, akan menunjukkan kepada generasi-generasi mendatang apakah arti moral maupun arti politis dari "kebiasaan" seperti itu.

Di sini menjadi jelas bagi kita, bahwa arti pepatah lain padang lain ilalang, memang nyata adanya. Semula sesuatu yang mempunyai arti keagamaan (seperti perayaan Natal), lama-kelamaan "dibudayakan" oleh masyarakat tempat ia berkembang. Sebaliknya, semula adalah sesuatu yang "dibudayakan" lalu menjadi berbeda fungsinya oleh perkembangan keadaan, seperti Maulid Nabi Saw di Indonesia. Memang demikianlah perbedaan sejarah di sebuah negara atau di kalangan suatu bangsa. Sedangkan di negeri lain orang tidak pernah mempersoalkannya baik dari segi budaya maupun segi keyakinan agama. Karenanya, kita harus berhati-hati mengikuti perkembangan seperti itu. Ini adalah sebuah keindahan sejarah manusia, bukan?

Jerussalem, 20 Desember 2003

Tulisan ini pernah dimuat di harian Suara Pembaharuan

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw Nasional, Olahraga Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Senin, 24 April 2017

Harlah ke-53, PMII Jatim Gelar Lomba Karya Tulis

Surabaya, Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Koordinator Cabang Jawa Timur punya cara tersendiri dalam menyerap aspirasi dan pandangan generasi muda. Salah satunya adalah dengan menyelenggarakan Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI).

Harlah ke-53, PMII Jatim Gelar Lomba Karya Tulis (Sumber Gambar : Nu Online)
Harlah ke-53, PMII Jatim Gelar Lomba Karya Tulis (Sumber Gambar : Nu Online)

Harlah ke-53, PMII Jatim Gelar Lomba Karya Tulis

Kegiatan ini ternyata mendapat apresiasi cukup membanggakan dari sejumlah aktifis mahasiswa. “Setidaknya ada enam puluh makalah yang kami terima,” kata Ketua Panitia, Abdul Hady JM kepada Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw, Selasa (16/4).

Dari naskah yang ada selanjutnya dilakukan seleksi sehingga mengerucut menjadi sepuluh makalah. “Sepuluh makalah itu akan dipresentasikan besok (17/4) di hadapan sejumlah dewan juri,” terangnya.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Mereka yang bisa meyakinkan dewan juri akan meraih juara I, II, III serta harapan satu hingga tiga. Sedangkan dewan juri yang akan mengupas lebih dalam pandangan para pemakalah Prof Muhammad Ali Aziz (Guru Besar IAIN Sunan Ampel), Masdarul Khoiri (Kepala Biro Sindo Jatim), Faza Dhora Nailufar (Kepala Laboratorium Politik Universitas Brawijaya), serta DR HM Zamzami, Lc (Dosen Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Ampel Surabaya). Lokasi acara adalah ruangan Salsabila Kantor PWNU Jawa Timur, Jalan Masjid Al-Akbar Timur No. 9 Surabaya.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Tema besar yang diangkat pada lomba ini adalah Jawa Timur di Mata Mahasiswa: Problem dan Solusinya, dengan sub tema: Jawa Timur dalam bingkai Kerukunan Agama, Jawa Timur dalam Perspektif Sosial Politik, Jawa Timur dalam Perspektif Sosial Budaya serta Jawa Timur dalam Perspektif Pendidikan.

“Masing-masing makalah telah memberikan sudut pandang yang cukup beragam dan jitu dalam melihat persoalan,” ungkapnya. Hanya saja, apakah solusi yang ditawarkan itu realistis atau justru tidak tuntas, itulah yang akan dicarikan jawabannya saat presentasi tersebut.

“Kita ingin budaya argumentatif dan solusi cerdas menjadi bagian dari gerak dan konsentrasi mahasiswa,” katanya. ? “Kalau ini sudah menjadi budaya, pada saatnya kelak mereka akan memberikan sumbangsih saran yang bertanggungjawab bagi masa depan bangsa,” lanjutnya.

Kegiatan LKTI akan memperebutkan total hadial Rp. 16.500.000,-, termasuk tropy dan piagam.?

Redaktur ? ? : A. Khoirul Anam

Kontributor: Syaifullah

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw Ulama, News Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Minggu, 23 April 2017

Salah Niat, "Amar Ma’ruf Nahi Munkar" Bisa Timbulkan Kemungkaran Baru

Malang, Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Pengurus Lembaga Bahsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU) Jawa Timur mengingatkan agar berhati-hati dalam bersikap terhadap adanya kemungkaran. Karena jika terjadi kesalahan sedikit saja dalam menyikapi kemungkaran tersebut, ujungnya akan berbahaya kepada diri sendiri.

KH Azizi menilai bahwa memang benar Amar Ma’ruf Nahi Munkar adalah bagian dari perintah agama. Namun demikian, jika dilakukan dengan niatan yang tidak benar, tidak murni karena untuk menjunjung kalimah Allah, maka akan sia-sia.

Salah Niat, Amar Ma’ruf Nahi Munkar Bisa Timbulkan Kemungkaran Baru (Sumber Gambar : Nu Online)
Salah Niat, Amar Ma’ruf Nahi Munkar Bisa Timbulkan Kemungkaran Baru (Sumber Gambar : Nu Online)

Salah Niat, "Amar Ma’ruf Nahi Munkar" Bisa Timbulkan Kemungkaran Baru

“Ingat, Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa dibalik amar ma’ruf nahi munkar. Sedikit saja bergeser niatnya, maka itu adalah kemungkaran,” katanya di hadapan para wakil dari cabang NU se Jawa Timur dalam acara Bahtsul Masail Islam Nusantara di Aula Gedung Utama Rektorat Universitas Negeri Malang, Sabtu (13/2/2016) lalu.

Kiai Blitar yang juga alumni Lirboyo ini kemudian menjelaskan mengapa di balik amar ma’ruf nahi mungkar ada kemungkaran. Ia menjelaskan alasan-alasan Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

“Imam Al-Ghazali mengatakan demikian karena jika terjadi kesalahan niat dalam Amar Ma’ruf Nahi Munkar maka akan ada kemungkaran yang lain. Kemungkaran itu berupa: merendahkan orang lain, merasa benar sendiri sedang yang lain salah, sombong dan melakukan kerusakan,” katanya.

Lebih lanjut ia mengingatkan bahwa Al-Quran sama sekali tidak memerintahkan Umat Islam memusnahkan semua kemungkaran di muka bumi. Melainkan Al-Quran memerintahkan kita untuk menolaknya saja.

“Ingat, bahwa kalimatnya dalam Al-Quran adalah wa’mur bil ma’rufi wanha anil munkar. Jadi kita diperintahkan untuk menganjurkan kebaikan dan mencegah kemungkaran. Bukan membasminya,” paparnya.

“Di mana-mana kemungkaran itu pasti ada dalam kehidupan di dunia. Itu adalah sunnatullah bahwa ada kebaikan ada keburukan. Jadi tidak dapat kita sirnakan yang namanya kemungkaran. Hanya saja jika kita menolak dan mencegahnya, akan mendapat pahala,” tambahnya. (Ahmad Nur Kholis/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw Anti Hoax, Kiai, Pahlawan Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Kamis, 20 April 2017

Purwaji Pimpin GP Ansor Riau

Pekanbaru, Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw. Konferensi Wilayah V Gerakan Pemuda Ansor Riau, secara secara aklamasi, menetapkan Purwaji sebagai ketua periode 2015-2019. Kegiatan yang diikuti 7 perwakilan Pengurus Cabang tersebut berlangsung di Wisma Jalur, Pekanbaru, pada Jumat dan Sabtu, 30 31 Oktober 2015.

Purwaji Pimpin GP Ansor Riau (Sumber Gambar : Nu Online)
Purwaji Pimpin GP Ansor Riau (Sumber Gambar : Nu Online)

Purwaji Pimpin GP Ansor Riau

Purwaji mengatakan siap melaksanakan arahan PP GP Ansor dalam menyiapkan kadernya untuk meneruskan estafet kepemimpinan NU masa depan.

"Bismillah, semoga Allah memberi kekuatan dan kesabaran dalam menjalankan amanah ini. Saya ucapkan terima kasih atas kepercayaan sahabat PC Ansor dan semoga kita bisa bersama-sama membawa Ansor sebagai NU masa depan," katanya.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Sebelumnya, pada pembukaan Konferwil, Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat GP Ansor H M Aqil Irham menjelaskan pentingnya gerakan pribumisasi NU di Nusantara khususnya di Provinsi Riau. Gagasan itu sejalan dengan ide Gus Dur dulu soal pribumisasi Islam dan Islam Nusantara yang sekarang digaungkan PBNU.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

"Amaliyah orang Islam Nusantara, khususnya di Riau adalah Aswaja bermahzab Syafii dan itu sama dengan NU. Karenanya Ansor harus mampu membumikan dirinya di tanah Melayu Riau ini sehingga bisa merekrut banyak ulama muda Melayu yang berfaham Aswaja," katanya.

Aqil juga mengingatkan agar GP Ansor tidak melulu berkutat pada kalangan sendiri tapi juga harus mampu masuk ke "lapangan" atau pasar terbuka yang membentang di hadapan. "Ini adalah tantangan bagi kader-kader GP Ansor agar mampu menembus pasar yang saat ini dikuasai orang lain. Jangan berkutat di kalangan sendiri, keluarlah dan kuasai pasar itu," tandasnya. (Red: Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw Sunnah, Budaya Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

KH Sholihin Pasinan Wetan, Kiai Sumur yang Gemar Manaqiban

Mojokerto, Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw. Kehidupan masyarakat Dusun Pasinan Wetan, Desa Kupang Jetis, Mojokerto, Jawa Timur yang menjadi guyub (akrab, bersahabat) tidak lepas dari peran kiai sepuh yang senantiasa memberikan arahan serta mengayomi. Sosok KH Sholihin, mampu memberikan warna baru di kalangan masyarakat Dusun Pasinan. Pribadinya yang bersahaja dan supel menjadikannya mudah menempatkan diri dengan berbagai lapisan masyarakat.

KH Sholihin adalah putra dari pasangan Abdul Hadi dan Nur Jannah. Ia dilahirkan pada 2 September 1958. Masa mudanya dihabiskan untuk menuntut ilmu agama kepada KH Abu Hasan Hamzah di Sidoarjo.

Ada hal unik semasa nyantri; ia tidak mondok layaknya santri pada umumnya, akan tetapi datang secara langsung kepada KH Abu Hasan Hamzah di rumahnya. Ia berangkat dari Jetis, Mojokerto menuju Ngelom Sepanjang, Sidoarjo menggunakan sepeda pancal. Jarak yang jauh dan di tengah keterbatasan, tidaklah mengendurkan semangatnya dalam menuntut ilmu.

KH Sholihin Pasinan Wetan, Kiai Sumur yang Gemar Manaqiban (Sumber Gambar : Nu Online)
KH Sholihin Pasinan Wetan, Kiai Sumur yang Gemar Manaqiban (Sumber Gambar : Nu Online)

KH Sholihin Pasinan Wetan, Kiai Sumur yang Gemar Manaqiban

Ilmu yang diberikan oleh KH Abu Hasan Hamzah tidak seperti yang diberikan kepada santri lainnya. Kiai Sholihin diwarisi ilmu hikmah. Ilmu hikmah menuntut pengamalnya berpuasa sambil mengamalkan wirid. Hal demikian dilakukan oleh KH Sholihin hingga KH Abu Hasan Hamzah dipanggil oleh Yang Maha Kuasa sekitar tahun 1993.

Karena keluwesan ilmunya, masyarakat setempat menyebut KH Sholihin dengan julukan Kiai Sumur. Tidak hanya mahir dalam bidang ilmu hikmah dan agama, akan tetapi ilmu politik dan kepemimpinan juga ia kuasai.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Sepanjang hidupnya ia dedikasikan untuk Nahdlatul Ulama (NU). KH Sholihin aktif dan berperan penting dalam organisasi NU sebagai Ketua Tanfidziyah PCNU Mojokerto 2005-2015; kemudian Rais Syuriyah tahun 2015 sampai sekarang.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Adanya dorongan rasa cinta dan peduli kepada generasi penerus NU, membuatnya memilih mendirikan pendidikan TPQ dan MDTA Al-Furqon pada tahun 1995. Kedua tempat pendidikan itu dia jadikan  ajang mensyiarkan agama kepada para siswa usiak kanak-kanak hingga remaja.

Seiring pejalanan waktu, jumlah santri pun semakin banyak. Kiai Sholihin mengajar seusai shalat subuh. Sementara waktu mengajar setelah shalat ashar dan maghrib ia dibantu oleh Ustadz Abdul Wahib.

Pada tahun 1997, ia memanggil seorang guru dari luar daerah yaitu Ustadz Bahrul Ulum yang berasal dari Kecamatan Kutorejo. Penambahan tenaga pendidik menyebabkan lembaga pendidikan Al-Furqon berjalan pesat. Pendidikan yang diajarkan meliputi pembelajaran Al-Quran hingga kitab kuning klasik.       

Berkat ketekunan dalam mendidik santrinya, banyak bermunculan kader pemuda militan.

"Jika sejak dini sudah ditanamkan pendidikan agama pada hati mereka, meski anak itu (terlihat) nakal, niscaya pasti akan kembali baik lagi," terang KH Sholihin di kediamannya, Selasa (25/12).

Biasakan Manaqib

Di balik kiprahnya di NU dan masyarakat, ada sisi yang menarik dari sosok KH Sholihin. Ia merupakan sosok yang gemar melakukan istighotsah dan manaqib. Salah satu amaliyah yang terus diamalkan KH Sholihin yaitu membaca Manaqib Syekh Abdul Qodir Al-Jailani.

Manaqib ini rutin dilaksanakan bersama warga kampung. Sering pula ada teman bahkan orang yang tidak dikenalnya berkeinginan mengadakan manakib di rumah nereka dengan syarat KH Sholihin yang memimpin.

Kiai Sholihin sangat memperhatikan betul jamuan yang akan dihidangkan kepada tamu.

"Penyuguhan itu dalam rangka memuliakan tamu karena memuliakan tamu termasuk salah satu tanda dari kesempurnaan keimanan. Mengajak orang dalam hal kebaikan itu sulit," ujar Kiai Sholihin.

Ia pun sering menyisihkan sebagian harta pribadi untuk berjuang mengajak orang dalam kebaikan. Dakwah yang ia jalankan dengan cara yang halus sehingga bisa diterima dengan baik oleh berbagai kalangan.

Kiai Sholihin sering berkata, keistimewaan membaca manaqib memiliki berkah yang sangat luar biasa.

"Para wali merupakan hamba-hamba yang shaleh, dekat dengan Allah, dan dipilih oleh Allah sendiri. Karena mereka adalah hamba-hamba pilihan Allah maka sudah sewajarnya jika kita mencintai mereka," kata Kiai Shlihin.

Dengan membaca manaqib, seseorang mengetahui keshalehan dan kebaikan wali. Hal ini tentunya akan menambah kecintaan kita. (Nuruddin/Kendi Setiawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw News, PonPes Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

200 Santri Masuk Final Musabaqoh Kitab Kuning PKB

Jakarta, Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw. Sekitar 200 santri putra dan putri dari seluruh pesantern Indonesia lolos ke final Musabaqoh Kitab Kuning (MKK) Dewan Koordinasi Nasional (DKN) Garda Bangsa Partai Kebangkitan Bangsa. Santri-santri tersebut sebelumnya telah melewati babak penyisihan tingkat kabupaten atau kota dan semifinal tingkat provinsi.

Final yang digelar di Graha Gus Dur kantor DPP PKB dan gedung PBNU pada Jumat-Sabtu (21-22/7) itu terbagi ke dalam dua kategori yaitu tingkat ula dan ulya. Untuk ula, mereka mereka dites kitab Fathul Qorib dan Nadham Imrithi sedangkan kelompok ulya adalah Ihya Ulumiddin dan Nadham Alfiyah Ibnu Malik. 

200 Santri Masuk Final Musabaqoh Kitab Kuning PKB (Sumber Gambar : Nu Online)
200 Santri Masuk Final Musabaqoh Kitab Kuning PKB (Sumber Gambar : Nu Online)

200 Santri Masuk Final Musabaqoh Kitab Kuning PKB

Ketua Umum DKN Garda Bangsa Cucun A. Syamsul Rijal mengatakan Musabaqoh Kitab Kuning kembali digelar dalam rangka merawat tradisi intelektual yang selama ini berkembang di pesantren.

“Musabaqoh Kitab Kuning ini wajib dijaga dan dilestarikan sebagai tradisi intelektual pondok pesantren dalam rangka mengembangkan Islam Ahlussunnah wal-Jama’ah,” kata Cucun.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Musabaqoh ini, lanjut Cucun, juga diselenggarakan untuk ikut serta mensyukuri Harlah ke-19 PKB.(Husni Sahal/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw Sejarah Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Selasa, 18 April 2017

Dana Program Indonesia Pintar untuk Santri Siap Diluncurkan

Jakarta, Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw. Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama (Kemenag) Mohsen Alaydrus mengemukakan, dana Program Indonesia Pintar (PIP) yang diperuntukkan bagi para santri siap disalurkan dalam waktu dekat.

Dana Program Indonesia Pintar untuk Santri Siap Diluncurkan (Sumber Gambar : Nu Online)
Dana Program Indonesia Pintar untuk Santri Siap Diluncurkan (Sumber Gambar : Nu Online)

Dana Program Indonesia Pintar untuk Santri Siap Diluncurkan

Informasi dari Kemenag di Jakarta, Jumat menyebutkan, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren mengemukakan keterangan tersebut di depan para kiai dan perwakilan Kanwil Kemenag Provinsi se-Indonesia pada 16 Maret 2016 di Serpong, Jawa Barat.

Mohsen lebih lanjut mengharapkan pendataan para santri penerima PIP dapat dilakukan secara cepat dan akurat, sehingga dananya bisa cepat sampai kepada santri penerima, setidaknya mulai April 2016.

Ia juga menekankan bahwa pengelolaan PIP harus profesional dengan menerapkan "Total Quality Service" (pelayanan kualitas secara menyeluruh) serta tanggap terhadap masukan dan keluhan dari masyarakat.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Pada kesempatan yang sama Kasubdit Pendidikan Diniyah Dr Ahmad Zayadi yang juga Sekretaris Tim PIP menyatakan bahwa PIP selaras dengan tujuan-tujuan pembangunan milenium (MDGs), yakni pendidikan untuk semua.

Menurut Zayadi, pada 2016 ini Kemenag diamanatkan untuk menyalurkan dana PIP kepada lebih dari 236 ribu santri. Para penerima dana pendidikan tersebut adalah santri yang tidak mengikuti pendidikan formal. Mereka murni hanya belajar di Pondok Pesantren Muadalah atau yang disetarakan dengan pendidikan formal.

Disebutkan pula, penerima dana PIP harus memenuhi beberapa kriteria, di antaranya orang tua santri adalah peserta Program Keluarga Harapan (PKH) dan tergolong rumah tangga miskin, santri korban musibah bencana, atau santri yang terancam tidak dapat melanjutkan pendidikan.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

PIP adalah pemberian bantuan tunai pendidikan kepada usia sekolah dari keluarga kurang mampu. Program unggulan yang digulirkan di era Presiden Jokowi ini sebelumnya dikenal dengan Program Bantuan Siswa Miskin (BSM).

Tujuan dari program bantuan pendidikan tersebut adalah memberikan jaminan agar semua rakyat Indonesia terlayani pendidikannya tanpa terganggu oleh masalah keuangan.

Total alokasi anggaran PIP di Kemenag tahun 2016 berjumlah Rp240 milyar. Besaran manfaat per orang per tahun adalah, santri tingkat Ula (dasar) usia 6-12 tahun sebesar Rp 450 ribu, santri tingkat wustha (menengah) usia 13-15 tahun Rp750 ribu, dan santri tingkat ulya (tinggi) usia 16-21 tahun sebesar Rp1 juta.

Penyaluran dana dilakukan bekerja sama dengan beberapa bank yang menerbitkan tabungan Simpel (simpanan pelajar). Penerbitan Simpel sangat sederhana dan tidak memerlukan persyaratan yang rumit seperti membuka rekening pada umumnya. Hingga saat ini sudah ada delapan bank syariah yang bersedia menyalurkan dana PIP untuk santri. (Antara/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw Kajian Sunnah, Nahdlatul Ulama Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Senin, 17 April 2017

Tutup Diklat Pelatih, Pagar Nusa Blitar Gelar Tumpengan

Blitar, Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw. Pencak Silat NU Pagar Nusa Blitar menggelar pendadaran A’dhlo dan Diklat Pelatih 2014 yang berlangsung empat hari sejak Sabtu-Selasa (21-24/6). Acara yang diikuti 40 peserta dari seluruh titik latihan yang ada di kabupaten maupun kota Blitar ini, diakhiri dengan tumpengan di aula PCNU Blitar jalan Masjid 22 Blitar.

Tutup Diklat Pelatih, Pagar Nusa Blitar Gelar Tumpengan (Sumber Gambar : Nu Online)
Tutup Diklat Pelatih, Pagar Nusa Blitar Gelar Tumpengan (Sumber Gambar : Nu Online)

Tutup Diklat Pelatih, Pagar Nusa Blitar Gelar Tumpengan

Instruktur pelatihan sendiri ialah didatangkan dari pengurus Pagar Nusa NU Jawa Timur, Mohammad Yahya yang dibantu dua orang. Di samping materi fisik, pelatihan juga memuat materi keorganisasian yang disampaikan Wakil Sekretaris PCNU Blitar M Safinun Naja dan materi ke-NUan yang dipandu Wakil Ketua PCNU Blitar Dr H Arif Faizin.

Adapun materi pokoknya meliputi materi dasar mulai dari pemanasan yang benar sesuai standar ? wilayah Jatim, jurus baku (senam baku) dari tingkat dasar sampai materi tingkat atas. Disampaikan juga materi tentang keatletan dan seni standar IPSI.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

“Peserta pelatihan ini ialah peserta gabungan dari Pagar Nusa Kota dan Kabupaten Blitar,’’ ujar Ketua Pagar Nusa Kota Blitar Dirhamsyah.

Penutupan pelatihan ini ditandai dengan penyematan sabuk yang dihadiri PP PSNU Pagar Nusa ? H Tatok Amirudin yang kemudian ditutup oleh Ketua PCNU kabupaten Blitar KH ? Masdain Rifa’i Ahyad. (Imam Kusnin Ahmad/Alhafiz K)

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw Anti Hoax Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Minggu, 09 April 2017

Perkuat NU Urban, MWCNU Wonokromo Rekomendasikan Taman Bungkul sebagai Kawasan Wisata Religi

Surabaya, Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw. Majelis Wakil Cabang Kecamatan Wonokromo, Surabaya mengadakan konferensi dengan tema memperkuat NU Urban untuk NU di Perkotaan. Konferensi digelar di Pesantren At-Tauhid Wonokromo, Surabaya, Ahad (29/5).

"NU Urban dicetuskan oleh PCNU Surabaya dan itu semua harus kita pahami disambung kembangkan oleh MWC yang terletak di tengah kota ini," kata Abdul Chamid, ketua panitia sekaligus Sekretaris MWC NU Wonokromo.

Menurutnya, NU harus hadir di tengah kota seperti Surabaya ini. Apalagi posisi MWC NU Wonokromo berada di pertengahan kota. "NU Urban harus menjadi spirit atau azimat untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean," lanjutnya.

Perkuat NU Urban, MWCNU Wonokromo Rekomendasikan Taman Bungkul sebagai Kawasan Wisata Religi (Sumber Gambar : Nu Online)
Perkuat NU Urban, MWCNU Wonokromo Rekomendasikan Taman Bungkul sebagai Kawasan Wisata Religi (Sumber Gambar : Nu Online)

Perkuat NU Urban, MWCNU Wonokromo Rekomendasikan Taman Bungkul sebagai Kawasan Wisata Religi

Selain itu, konferensi NU Wonokromo juga merekomendasikan Taman Bungkul untuk dijadikan kawasan wisata religi karena di sana terdapat makam waliyullah Ki Agung Bungkul.

"Kami merekomendasikan Taman Bungkul sebagai pusat kegiatan dan mengubah mushola menjadi masjid untuk dijadikan kantor MWC NU Wonokromo kepada PCNU Surabaya," kata H M Yasid, Ketua MWC NU demesioner.

Hadir pula, Ketua MUI Surabaya KH Abdul Muchith Murtadlo, Wakapolres Surabaya, Pengasuh Pesantren At-Tauhid KH Mas Mansur Tolhah. Acara dibuka langsung oleh H Kasno, Sekretaris PCNU Surabaya. (Rof Maulana/Zunus)

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw Olahraga, Ulama Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Jumat, 07 April 2017

Ratusan Pendekar Se-Jawa-Bali Bertanding di UNU Sidoarjo

Sidoarjo, Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pencak Silat NU Pagar Nusa Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) pada Senin (23/5) telah resmi dilantik. Pengukuhan tersebut bertepatan dengan pembukaan kejuaraan pencak silat Pagar Nusa Unusida Open 2016 se-Jawa-Bali yang diikuti sekitar 500 peserta dan tim pendamping.

Ratusan Pendekar Se-Jawa-Bali Bertanding di UNU Sidoarjo (Sumber Gambar : Nu Online)
Ratusan Pendekar Se-Jawa-Bali Bertanding di UNU Sidoarjo (Sumber Gambar : Nu Online)

Ratusan Pendekar Se-Jawa-Bali Bertanding di UNU Sidoarjo

Acara yang digelar di Hall Rahmatul Ummah Annahdliyah itu berlangsung selama 4 hari, 23-26 Mei 2016, dengan mempertandingkan lima kelas putra-putri dan dua kategori, yakni tarung dan seni.

Ilham Athoillah, ketua UKM yang juga ketua panitia kejuaraan tersebut mengatakan, Unusida Open 2016 merupakan program kerja pertama UKM yang dipimpinnya yang sengaja dilaksanakan bersamaan dengan acara pengukuhan.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Wakil Bupati Sidoarjo H. Nur Ahmad Saifudin yang merupakan mantan ketua Pimpinan Cabang PSNU Pagar Nusa Sidoarjo membuka secara resmi Unusida Open 2016, yang ditandai dengan pemukulan gong pertandingan dan diiringi Shalawat Nabi.

Cak Nur, sapaan Wakil Bupati Sidoarjo, saat memberi sambutannya di depan para peserta menyampaikan, pendekar Pagar Nusa merupakan benteng NU dan NKRI, karena itu masa depan NU dan Indonesia salah satunya berada di pundak mereka. "Kalian-kalianlah yang menjaga masa depan NU dan keutuhan NKRI dari berbagai hal yang mengancam," tegasnya.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Menurut Cak Nur, Pagar Nusa merupakan organisasi yang punya andil besar dalam membentuk karakter, terutama membentuk mental para pemimpin. Diharapkan para peserta yang sebagian besar masih berstatus pelajar dan mahasiswa kelak menjadi manusia yang memiliki jiwa besar.? ? ? ?

?

Dukungan pun datang dari Rektor Universitas NU Sidoarjo Dr. Fatkul Anam. Ia berharap, ajang kejuaraan tersebut menjadi agenda tahunan UKM Pagar Nusa UNU Sidoarjo. "Ini salah satu agenda yang mudah-mudahan bisa jadi agenda tahunan," ungkapnya. (Aprilia Zahrani/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw Nusantara, Ubudiyah, Hikmah Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Kamis, 06 April 2017

Jelang HSN, IKA PMII Bondowoso Gelar Liga Santri

Bondowoso, Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw - Dalam rangka menyambut Hari Santri Nasional Pengurus Cabang (PC) Ikatan Alumni (IKA) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Bondowoso Gelar Sepak Bola Liga Santri. Kegiatan sepakbola ini diadakan untuk memperebutkan trofi dan uang pembinaan dari Ketua DPRD Kabupaten Bondowoso.

Peserta kegiatan ini diikuti 16 kesebelasan dari pondok pesantren dari tingkat SMK, MA dan SMA yang dilaksanakan pada 10-20 Oktober 2017 di Stadion Magenda Kabupaten Bondowoso.

Jelang HSN, IKA PMII Bondowoso Gelar Liga Santri (Sumber Gambar : Nu Online)
Jelang HSN, IKA PMII Bondowoso Gelar Liga Santri (Sumber Gambar : Nu Online)

Jelang HSN, IKA PMII Bondowoso Gelar Liga Santri

Ketua IKA PMII Bondowoso H Asnawi Sabil mengatakan, “Allhamdulillah kita bisa hadir di tengah-tengah stadion Magenda Bondowoso. Kegiatan ini adalah opening seremoni sekaligus pertandingan perdana liga santri kabupaten Bondowoso.”

“Ini merupakan edisi perdana kami memperingati Hari Santri dari tahun yang kemarin dan kegiatan seperti ini ke depan kami terus lakukan karena dari beginilah kemudian kader-kader bangsa kita dan potensi-potensi anak muda bisa tersalurkan dengan baik," kata Sabil dalam sambutannya di pembukaan gelar sepakbola liga santri di saat turun minum babak pertama antara pertandingan SMK PPN 1 Tegalampel dan Pesantren Al-Qurtubi, Selasa (10/10) sore.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Menurut Sabil, Liga Santri ini emang salah satu upaya yang dilakukan oleh IKA PMII dan sekaligus juga wujud bakti IKA PMII kepada bangsa ini agar anak-anak muda yang memiliki hobi olahraga terutama adalah sepakbola bisa tersalurkan dengan baik.

“Kami sadar anak muda adalah di mana era psikologi yang sangat labil dan tentunya dengan kegiatan positif ini bisa kita berharap para santri dan pelajar ke depan bisa maksimal lagi mengekspor potensi dirinya.”

Ia berharap penyelenggaraan kegiatan ini nantinya akan melahirkan bintang-bintang sepakbola Indonesia dari Bondowoso.

Selain itu Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bondowoso H Hidayat mengatakan, pihaknya tentunya  mengucapkan banyak terima kasih kepada panitia khususnya H Muhlis yang telah melaksanakan kegiatan pertandingan sepakbola di Kabupaten Bondowoso khususnya anak-anak santri di kabupaten Bondowoso.

"Ini adalah salah satu kegiatan dalam rangka menyambut hari santri yang jatuh nanti pada tanggal 22 Oktober tahun 2017 dan insyallah di Kabupaten Bondowoso nanti akan diadakan upacara hari santri yang diikuti semua santri-santri yang ada di Kabupaten Bondowoso," jelasnya.

Ia juga berharap di dalam kegiatan ini nanti berjalan dengan baik dan tertib karena santri itu menjadi contoh bagi kita semua. Bagaimana santri itu bisa menunjukkan perilaku yang baik, bagaimana santri bisa memberikan contoh dalam menjalankan pertandingan, tidak ada santri yang bentrok setelah acara karena kalah dan sebagainya.

“Mari kita tunjukkan permainan yang bagus dan sportif termasuk panitia dan wasitnya.”

Pembukaan pelaksanaan liga santri ini secara simbolis ditandai dengan pelepasan balon oleh Sekda Bondowoso H Hidayat dan dilanjutkan dengan tendangan bola di tengah lapangan yang didampingi oleh Ketua IKA PMII Bondowoso, Sekretaris PCNU Bondowoso, Dandim 0822 Bondowoso, Derektur Jatim Bondowoso, Rais Syuriyah PCNU Bondowoso, Ketua GP Ansor Bondowoso, Polres Bondowoso serta Ketua Panitia. Pembukaan ini ditutup dengan doa oleh Rais Syuriyah PCNU Bondowoso KH Asyari Phasa. (Ade Nurwahyudi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw Fragmen, Humor Islam, PonPes Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Apakah Wahabi Itu Aswaja?

Banyuwangi, Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw. Kajian Islam Ahlussunah wal jama’ah (Kiswah) Institut Agama Islam Ibrahimy (IAII) Genteng Banyuwangi yang diselenggarakan pada Sabtu (23/4) sore sekaligus meluncurkan buletin Az-Zarkasyi sebagai bentuk media cetak yang diharapkan bermanfaat untuk masyarakat umum, khususnya warga Nahdliyin Banyuwangi.

Apakah Wahabi Itu Aswaja? (Sumber Gambar : Nu Online)
Apakah Wahabi Itu Aswaja? (Sumber Gambar : Nu Online)

Apakah Wahabi Itu Aswaja?

KH Yusuf Nuris atau biasa di panggil Gus Yus, menjadi pemateri dalam tema “Apakah Wahabi Itu Aswaja?”. Gus Yus yang juga pernah menjadi Wakil Bupati Banyuwangi ini menerangkan secara gamblang apa itu Aswaja. 

“Siapa yang perlu kita ikuti, antara NU atau yang lain?”. salah satu pertanyaan yang ditanyakan oleh Gus Yus kepada para jama’ah. Kontan Jama’ah menjawab dengan lantang, “NU”. Acara ini dihadiri sekitar 70 orang yang terbagi dari, mahasiswa, dosen, karyawan, mahasiswa, dan beberapa tamu undangan.

“Alhamdulillah di Kiswah kali ini, ada peningkatan untuk jama’ah yang mengikuti dan semoga ke depannya akan lebih banyak lagi para pegiat-pegiat Aswaja khususnya dari kalangan mahasiswa,” kata Izza Muttaqin selaku direktur Kiswah.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Kegiatan yang diadakan oleh pihak kampus ini menjadi sarana belajar Aswaja. Inisiatif ini diambil oleh kampus dan melibatkan semua kalangan untuk bisa ikut andil dalam kegiatan ini. Setiap 35 hari sekali kegiatan ini akan di gelar, terbuka untuk umum, siapapun boleh mengikuti dan berpartisipasi. Tidak hanya lewat media sosial, hasil dari Kiswah nantinya akan di masukkan dalam buletin sebagai media cetak. (Anang Lukman Afandi/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw Daerah, RMI NU Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Rabu, 05 April 2017

Pesantren, dari "Adrahi" Hingga Kartu ATM

Oleh H. Usep Romli HM

DULU, pesantren yang hanya mengajarkan kitab-kitab? klasik -disebut "kitab kuning"- disebut sebagai "pesantren tradisional",? sekarang disebut "pesantren salafiyah". Mungkin agar lebih mentereng,

Pesantren, dari Adrahi Hingga Kartu ATM (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren, dari Adrahi Hingga Kartu ATM (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren, dari "Adrahi" Hingga Kartu ATM

mengikuti kemajuan zaman.

Maka tentu saja, era "tradisional" jauh berbeda dengan era "

salafiyah". Santri-santri pesantren tradisional kurun waktu 20-40 tahun yang

lalu benar-benar tradisional. Berpenampilan khas: sarung, kampret, dan

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

kopiah beludru hitam. Tidak ada yang coba-coba pakai kopiah putih alias

kopiah haji, atau kopiah model dan potongan lain di luar kopiah beludru

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

hitam seperti aneka model tutup kepala warna-warni yang banyak dipakai

santri zaman sekarang. Kopiah putih merupakan ciri bagi yang sudah

menunaikan ibadah haji. Kopiah di luar model serta warna beludru hitam

dianggap bukan kopiah santri.

Santri sekarang menamakan tempat tinggal mereka asrama. Kamar

dilengkapi tempat tidur, berkasur, dan berbantal empuk. Santri zaman dulu,

tinggal di kobong. Petak-petak kamar kecil yang merupakan bagian dari

bangunan pondok. Alat tidurnya hanya sehelai tikar pandan. Jarang pakai

bantal. Waktu tidur, kepala sering tanpa ganjal.

Kebutuhan makan harus masak sendiri, sebelum atau seusai

mengaji. Di bagian samping pondok, biasanya disediakan sebuah tempat semacam

dapur yang lazim disebut "tungku".

Alat memasak cukup sebuah kastrol sehingga menuntut ilmu di

pesantren sering diguyonkan menjadi "kastrologi". Sebab menanak nasi liwet

di dalam kastrol merupakan keahlian tersendiri para santri. Lauknya cukup

(kalau ada) sepotong ikan peda beureum. Tak pernah digoreng (karena tak ada

minyak kelapa) atau dibakar (takut gosong). Cukup dimasukkan ke atas nasi

liwet yang airnya baru surut. Oleh karena itu, menanak nasi liwet di

pesantren sering dijuluki elmu sabuku curuk ditumpangan peda beureum.

Keahlian lain dalam hal urusan perliwetan ini, para santri mampu

membuat kerak tsani. Kerak dua lapis, atas dan bawah. Ini dilakukan apabila

persediaan beras sudah amat menipis, sedangkan kiriman dari orang tua belum

datang. Perut diisi kerak cukup tahan lama menghadapi lapar. Keripik

singkong atau jarangking yang juga keras-keras mirip kerak, biasa menjadi

bekal cadangan para santri karena punya kemampuan mengenyangkan perut.

Santri abad Milenium tentu akan tertawa geli mendengar informasi

semacam itu. Mereka beruntung menjadi santri "salafiyah" yang sudah mengenal

makanan ransuman, indekos atau beli sendiri. Di saku mereka tersedia kartu

ATM yang dapat digunakan setiap saat, apabila kiriman bekal dari rumah

terlambat. Santri "tradisional" 20-40 tahun yang lalu, boro-boro punya ATM.

Uang recehan di saku juga jarang ada.

Adrahi

Rasa kebersamaan dalam keprihatin di lingkungan pesantren

tradisional benar-benar terjalin kuat. Prinsip ta-awanu alal birri wat taqwa

(kerja sama dalam kebajikan dan takwa) yang merupakan perintah Allah SWT

(Q.S. al Maidah: 2), benar-benar ditaati dan dilaksanakan sehari-hari.

Santri-santri senior, tanpa harus diminta, siap membantu santri-santri

junior. Mereka sigap membantu memperkenalkan cara-cara hidup di pesantren.

Mulai dari memasak, makan, hingga membaca kitab kuning, tanpa melalui

formalitas semacam perpeloncoan atau masa orientasi studi. Semua berjalan

otomatis. Saling bantu membantu, saling memberi motivasi.

Bahkan, praktik makan pun tak terlepas dari rasa kebersamaan.

Empat atau lima santri menggabungkan beras untuk ditanak pada satu kastrol.

Setelah masak dimakan secara berjamaah. Nasi liwet dihamparkan di atas niru

atau daun pisang. Memang ada untung rugi. Santri yang gembul akan menyita

bagian santri yang caman-cemen. Namun Alhamdulillah, semua santri pesantren

tradisional, tak pernah kehilangan nafsu makan. Rata-rata semua gembul,

walaupun lauk nasi cuma ikan peda, cabai rawit, atau garam. Tak pernah

tersisa remah sebutir pun di atas niru atau daun pisang bekas alas nasi.

Sebulan sekali, tiap santri mendapat kesempatan pulang ke rumah

masing-masing, bergiliran. Secara tidak langsung, santri yang pulang

mempunyai kewajiban membawa adrahi (oleh-oleh) jika kembali lagi ke

pesantren. Santri yang tidak membawa adrahi akan mendapat gelar qorun alias

kikir. Suka disindir cap jahe atau buntut kasiran. Sindiran yang menunjukkan

sikap pelit dan tidak mau berbagi.

Adrahi para santri, biasanya dikumpulkan di atas niru. Satu dua

niru penuh aneka macam makanan, yang asin yang manis, yang kering yang

basah. Opak kolontong, ulen, ranginang, sale pisang, goreng jarangking, tape

singkong, bugis, rebus ubi jalar, dan taburan sarundeng, saling campur-baur

satu sama lain. Tidak masalah. Yang penting halal dan enak. Perut santri

sangat mudah berkoalisi dengan makanan apa pun.

Rendah Diri

Waktu itu, jarang santri yang merangkap sambil sekolah sebab? pondok pesantren masih benar-benar mandiri. Bukan lembaga pendidikan? alternatif seperti sekarang. Menjadi santri atau siswa sekolah adalah pilihan pasti. Salah satunya harus dijalani penuh.

Tak heran jika terjadi gap antara pesantren dan sekolah, antara

santri dan pelajar. Banyak santri yang merasa rendah diri jika harus pergi

ke tengah kota. Sebaliknya, tak jarang anak-anak sekolah ngajago di kawasan

pesantren. Kasus semacam ini, sangat plastis dan realistis dikisahkan oleh

Rachmatullah Ading Affandi (RAF) dalam bukunya Dongeng Enteng ti Pasantren.

Pengalaman Kang Ading (panggilan akrab RAF) pada buku itu

terjadi tahun 1940-an. Zaman Jepang, tapi masih relevan dengan kondisi dua

puluh tahun kemudian (tahun 1960-an) tatkala penulis menjadi santri sebuah

pesantren tradisional di Garut.

Untuk menghapus rasa rendah diri di kalangan santri, biasanya

dicarikan kompensasi, pelampiasan. Para santri meyakinkan diri masing-masing

bahwa eksistensi mereka tidak kalah oleh eksistensi para pelajar. Bahkan,

punya banyak kelebihan. Para santri memperlajari ilmu-ilmu dunya wal

akhirat, para pelajar cuma memperlajari ilmu-ilmu dunia saja.

Memang tidak salah. Selain mempelajari ilmu-ilmu syariat (hukum

Islam) atau fikih, menghapal wirid, doa, dan ilmu-ilmu ukhrowi lainnya, para

santri terjun pula ke bidang-bidang kegiatan duniawi.

Ada yang ikut membantu kiyai memelihara ikan sambil belajar tata

cara mijahkeun (menetaskan telur ikan). Ada yang memelihara kebun tomat,

cabai, dan sayuran. Ada juga yang menjadi tukang cukur dengan mayoritas

langganan para santri, keluarga kyai, dan masyarakat sekitar. Semua

aktivitas itu dilakukan sebelum dan seusai ngaji, atau pada waktu libur

(biasanya hari Kamis dan Jumat). Semua merupakan sambilan saja sebab yang

diutamakan adalah bekal akhirat. Urusan dunia hanya sekedar jangan lupa

saja. Berpedoman kepada firman Allah SWT, Q.S. al Qashash ayat 77 : Wabtagi

fima atakallahud daral akhirata wa la tansa nasibaka minad dunya. Dan sabda

Kangjeng Nabi Muhammad saw.: Imal li dunyaka ka annaka taisyu abada wa mal

li akhiratika ka annaka tamutu ghadda. Carilah kebutuhan duniamu seperti

kamu akan hidup abadi, dan carilah kebutuhan akhiratmu seperti kamu akan

mati besok.

Karena merasa tamutu gadha (akan mati besok), dan perjalanan di

akhirat amat panjang maka mencari bekal ukhrowi menjadi prioritas utama.

Hidup di dunia, amat fana cukup sambilan saja.

Terpadu

Memasuki tahun 1970-an, kondisi mulai berubah. Antara pesantren

dan lembaga pendidikan umum, berangsur-angsur berkolerasi. Bahkan, kemudian

menyatu sama sekali. Sekarang, tiap pesantren rata-rata merupakan gabungan

dari pendidikan salafiyah (kajian kitab kuning) dan madrasah (sekolah

berorientasi umum). Santri-siswa dipadukan dalam kesatuan yang utuh dan

harmonis. Santri tidak lagi rendah diri berhadapan dengan siswa dan siswa

tidak lagi menyombongkan diri di hadapan para santri.

Bahkan, banyak sekali santri melanjutkan ke perguruan tinggi.

Bukan hanya menempuh strata I, melainkan ke jenjang S-2 dan S-3. Para

mahasiswa yang belum mengenal dunia pesantren, diprogramkan masuk pesantren

sesudah menyelesaikan studinya, sebagaimana ditradisikan di Universitas

Islam Bandung (Unisba), sejak beberapa tahun lalu.

Santri sarungan yang ahli dalam ngaliwet sabuku curuk

ditumpangan peda beureum dan memproduksi kerak tsani, mungkin hanya tinggal

kenangan. Juga adrahi yang menjadi trade mark santri tahun 1960-an ke

belakang. Kini para santri sudah mengantongi ATM, sudah menggenggam HP.

Kalau dulu, santri "nasrif" dan "ngerab" -tradisi menghapal ilmu

Sharaf-Nahwu- sambil mengangsur kayu bakar di tungku, santri sekarang

bepantalon dan berdasi model mutakhir, sambil main game di komputer

berprosesor Pentium IV. Ikut menerjuni kemajuan zaman dengan bekal keilmuan

yang diperolehnya di pesantren dan lembaga pendidikan umum. Akan tetapi,

tetap memegang prinsip: Idza lam takun milhan tuslih, fa la takun zubabatan

tufsid. Jika tidak mampu menjadi garam yang melezatkan, janganlah menjadi

lalat yang menjijikkan.

Memang, para santri yang mengemban ilmu dunawi dan ukhrowi harus

jadi garam yang melezatkan masakan. Bermanfaat bagi kehidupan nyata di

masyarakat. Jika tidak, lebih baik menyingkir dulu, membenahi dan menambah

bekal ilmu, daripada menjadi lalat yang merusak hidangan dan kesehatan.

H. USEP ROMLI H.M, Lahir di Limbangan, Garut, Jawa Barat, 1949. Pendidikan: pondok pesantren (1959-1067), SPGN Garut (1964-1966), IKIP Bandung Jrs.Pendidikan Bahasa Arab (1983-84), IAIN Sunan Gunung Jati Bandung, Fak.Adab Jrs.Sastra Arab (1986).

Pengalaman kerja: PNS Guru SD (1966 -1984), Kepala Seksi Pengembangan Bahasa Daerah SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Prov.Jabar (1984). Mengundurkan diri tanpa meminta pensiun. Wartawan SK Harian Pikiran Rakyat Bandung (1984-2004). Pembimbing Ibadah Haji dan Umroh “Megacitra” Bandung, th.1996 s/d sekarang.

Pengalaman organisasi: aktivis IPNU/GP Ansor/Banser (1964-1973), aktivis “akar rumput” Partai Persatuan Pembangunan (PPP), th.1973-1997. Penasihat Lajnah Ta’lif wan Nasr PWNU Jabar (1996-2001), Anggota pengurus DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jabar (1998-1999). Ketua Seksi Pendidikan dan Latihan PWI Cab.Jabar (1998-2002).

Sebagai wartawan, pernah melakukan tugas jurnalistik di Eropa, Afrika, Asia dan Australia. Terutama kawasan Timur Tengah. Sekarang sebagai penulis lepas dan pengelola Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Raksa Sarakan di Desa Majasari, Kec.Cibiuk, Kab.Garut yang bergerak di bidang advokasi petani, beasiswa, anak asuh dan kelestarian lingkungan hidup.

Usep menulis sajak dan cerpen dimuat di Kalawarta Kujang, Mangle, Hanjuang, Gondewa, Galura, dll. Sebagai seorang santri, karya-karya Usep sangat kental dengan pesantren, diantaranya Bentang Pasantren (bintang Pesantren, novel, 1983), Cuerik Santri (Tangis Santri, kumpulan Cerpen, 1985) Jiad Ajengan, (Jampi-jampi Kiai, cerpen, 1991), Percikan Hikmah (kumpulan anekdot Islam, 1999), dll.

Usep pernah mendapat penghargaan Hadiah Sastra Mangle (1977), Hadiah Penulisan Buku Depdikbud (1977), Piagam Wisata Budaya Diparda Jabar (1982) serta Hadiah Sastra LBSS (1995).

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw Sholawat Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Selasa, 04 April 2017

Gusdurian Santuni Pesantren Tertimpa Musibah Kebakaran

Gunung Kidul,Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw. Tim Lumbung Amal Jaringan Gusdurian menyalurkan santunan ke Pondok Pesantren Darul Qur’an Wal Irsyad pada Selasa siang (12/1). Pesantren tersebut tertimpa musibah kebakaran pada Rabu 6 Januari 2016.

Mukhibullah Akhmad, sebagai perwakilan Tim Lumbung Amal Gusdurian berharap bantuan yang diberikan mampu meringakan beban para korban. Bantuan tersebut bisa dimanfaatkan pihak pondok pesantren untuk kemaslahatan.

Gusdurian Santuni Pesantren Tertimpa Musibah Kebakaran (Sumber Gambar : Nu Online)
Gusdurian Santuni Pesantren Tertimpa Musibah Kebakaran (Sumber Gambar : Nu Online)

Gusdurian Santuni Pesantren Tertimpa Musibah Kebakaran

“Kami diamanahi untuk menyalurkan? bantuan berupa paket buku dan peralatan tulis, sepatu, peci, dan uang dari Lumbung Amal Gusdurian dan Keluarga Ciganjur (Yayasan KH. Abdurrahman Wahid-red),” ujarnya.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Pengasuh Pondok Pesantren Darul Qur’an wal Irsyad Kiai Kharis Masduqi mengatakan, saat ini pesantrennya membutuhkan bahan material bangunan untuk pesantren. “Bantuan pakaian sementara kami stop dulu karena sudah tidak ada lagi ruangan yang menampungnya,”ujarnya.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Kebakaran yang terjadi di Ledoksari Kepek Wonosari Gunung kidul menyebabkan satu orang santri meninggal dunia. Sementara gedung bangunan asrama lantai dua tersebut mengalami? rusak berat.

Kiai Haris menyatakan, untuk saat ini pesantren mempersiapkan bangunan baru. Untuk sementara bangunan yang terkena lalapan api tidak kami renovasi karena masih banyak santri yang trauma.

“Atas kejadian tersebut, banyak para santri yang masih trauma. Sebanyak 180 santri yang menghuni gedung tersebut sementara kami tempatkan di ruang-ruang guru. Seadanya terlebih dahulu.”terangnya. (Autad Annasher/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw Pondok Pesantren, Humor Islam, Kiai Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Minggu, 02 April 2017

Ijazah dan Masalah Struktural Pendidikan

Oleh Sayfa Auliya Achidsti

Belakangan, marak pemberitaan tentang ijazahpalsu yang diperjual-belikan. Bukan hanya ijazah palsu, beberapa di antaranya ijazah dari beberapa perguruan tinggi yang dibuat oleh oknum kampus, alias ijazal abal-abal (tanpa kuliah). Hal ini menjadi gambaran kondisi ironis; pada saat daerah pinggir Indonesia kekurangan infrastruktur pendidikan, di tempat lain ijazah diperjual-belikan dengan sangat mudah.

Setiap tindak penyelewengan tentumenyangkutmoral. Tetapi, melihat kasus ijazah hanya sebagai bertemunya pragmatisme pembeli dan penyedia,akan membuat kasus ini sebatas tindak kriminal.Pertanyaannya kemudian adalah, apakah kasus ini hanya soalbagaimana membenahi moral?

Komodifikasi Pendidikan

Ijazah dan Masalah Struktural Pendidikan (Sumber Gambar : Nu Online)
Ijazah dan Masalah Struktural Pendidikan (Sumber Gambar : Nu Online)

Ijazah dan Masalah Struktural Pendidikan

Muncul ke permukaannya kasus ini bermula dari terkuaknya dua “perguruan tinggi”, University of Berkley yang tidak berijin dan STIE Adhi Negara yang menerbitkan ijazah tanpa perkuliahan. Setelah itu, penelusuran menemukan penerbitan ijazah palsulain, seperti University of Sumatera dan bisnis lewat online.Entah akan berapa lagi yang akan ditemukan. Kasus ini agaknya tidak terlalu mengagetkan, mengingat praktiknya telah ada sejak lama.

Kasus ijazah palsuibaratpuncak gunung es, yang tampakkecil di permukaannamun ada pondasi besar di bawahnya. Kasus ini menjadi fenomena negara berkembang dengan masalah yang relatif sama: ekonomi dan pembangunan. Bisnis ijazah palsumemiliki banyak demand dengan dianggap efektifnya gelar akademik untuk menunjang karir pekerjaan dan kampanye politik.

Oleh karena itu, perlu cara pandang yang lebih struktural dalam melihat apa yang mendasari fenomena ini. Dalam hal ini, terdapat dua hal yang menjadi pondasi puncak gunung es ijazah palsu.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Pertama, masalah kebijakan pendidikan.Dalam pembangunan, pendidikan adalah prasyarat (precondition of development), sebagai instrumen penyediaan human capitalyangberkualitas (Bowman, 1996). Namun, kebijakan yang ada pada kenyataannya belum menempatkan pendidikan dalam kerangka pembangunan. Hal ini tampak dengan mahalnya biaya pendidikan dasar, menengah, hingga pendidikan tinggi. Belum lagi, distribusi infrastruktur pendidikan yang masih terpusat di area perkotaan. Data BPS (2013) menunjukkan bahwa anak tidak bersekolah mencapai 30,58 persen dari total penduduk usia sekolah.

Walaupun tingginya angka ini memiliki penyebab selain biaya, justru di situlah letak permasalahan pendidikan secara multifacet. Bagi sebagian orang, mengenyam pendidikan belum menjamin peningkatan kualitas hidup secara materi.

Hal ini berhubungan dengan sebab kedua, yaitukaitannya dengan distribusi akses mobilitas sosial (perbaikan kesejahteraan individu dan keluarga).Minimnya lapangan pekerjaan masih dianggap sebagai salah satu alasan rendahnya minat bersekolah, selain tingginya biaya pendidikan. Masa mengenyam pendidikanvis a viskesempatan kerja yang terbatas menyebabkan pendidikan oleh sebagian orang dianggap sebagai peluang yang jadi taruhan (opportunity cost). Jika melihatnya seperti ini, biaya pembuatan ijazah palsu yang hanya jutaan rupiah, secara ekonomis lebih murah daripada total biaya pendidikan dan lama masa perkuliahan.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Pendidikan pada akhirnya terkondisi hanya sebagai daftar curriculum vitae seseorang: gelar kesarjanaan. Pendidikan yang sejatinya adalah proses peningkatan kapasitas—dan gelar kesarjanaannyasebagai bukti telah dilewatinya proses tersebut—bergeser menjadi komoditas personal untuk pencarian kerja dan status sosial. Direduksinya fungsi ideal pendidikan karena faktor ekonomi inilahyang disebut sebagai komodifikasi pendidikan (Freire, 1968). Komodifikasi pendidikan, pada perkemerbangannya, menjadi bagian yang turut mereproduksi lingkaran masalah struktural yang telah disebutkan di atas, yang salah satunya karena tidak berkualitasnya proses pendidikan yang dilakukan. Parahnya, beberapa pejabat perguruan tinggi pun menjadi pengguna ijazah palsu untuk kenaikan karirnya.

Membuka Mata

Dalam kondisi demikian, ijazah palsu sebagai produk adalah “konsekuensi logis” dari tingginya kebutuhan gelar kesarjanaan secara instan karena sebab-sebab tersebut. Di negara industri, status kesarjanaan bukan satu-satunya penilaian seseorang; lebih pada keterampilan, pengalaman, dan integritasnya. Pembangunan modern—berdasar pada SDM (human resource based)—inilah yang belum ada pada kebanyakan negara berkembang, termasuk Indonesia.

Langkah pemerintah untuk melakukan penelusuran gelar kesarjanaan pegawainya tentu merupakan upaya positif dalam merespon isu ijazah palsu ini. Namun, dengan masalah struktural yang mendasarinya, kebutuhan gelar kesarjanaan instan ini akan menjadi demand yang selalu ada, dengan modusnya yang akan selalu berkembang.

Oleh karena itu, selain melakukan penelusuran dalam konteks pidana, pemerintah perlu melakukan langkah lebih lanjut. Database kesarjanaan yang dapat diakses terutama di semua lembaga pemerintah yang menggunakan rekrutmen berbasis tingkat pendidikan adalah kebijakan yang penting untuk segera dilakukan. Dengan ini, tahap rekrutmen dapat disempurnakan dengan verifikasi yang valid. Kebijakan ini juga akan meminimalisir penggunaan gelar akademik palsu yang sering terjadi di setiap Pemilu, yang selama ini masih dianggap meningkatkan elektabilitas politik.

Selain itu, melakukan pembenahan sistem pendidikan secara umum adalah langkah struktural dalam tujuan pembangunan berbasis SDM (human resorce based). Dengan itu, artinya, pendidikan akan secara otomatis jadi faktor pendorong mobilitas sosial penduduk. Adanya sistem pendidikan yang baik akan meminimalisir berkembangnya komodifikasi pendidikan. Oleh karena itu, distribusi infrastruktur pendidikan di daerah menjadi “pekerjaan rumah” pemerintah yang perlu segera diselesaikan.

Tentunya tidak berhenti hanya sampaiketersediaaninfrastruktur, namun juga aksesibilitas pendidikannya. Sehingga, jumlah penduduk bersekolah dan melanjutkan ke tingkat perguruan tinggi akan meningkat. Dua pilihan yang bisa diambil: meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat agar bisa membayar pendidikan, atau menurunkan biaya pendidikan. Agaknya, melihat pendidikan sebagai prasyarat pembangunan, menurunkan biaya pendidikan adalahpilihan yang harus diambil pemerintah.

 

Sayfa Auliya Achidsti, Mahasiswa Univesitas Gadjah Mada

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw Cerita Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw