Senin, 30 Oktober 2017

PBNU Ajak Pengurus Maarif NU Kembangkan Aset

Semarang, Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw. Ketua PBNU Hanif Saha Ghafur mengimbau pengelola pendidikan NU untuk meningkatkan produktifitas dan berdaya guna manfaat. Dengan upaya demikian, pendidikan NU di segala lapisan lebih membawa mashlahat bagi banyak pihak.

“Maarif NU harus mengonsolidasikan dan ? memperkuat semua aset ? supaya bisa menghasilkan aset produktif,” kata Hanif kepada pengurus Maarif saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Sako Pramuka dan Raker Pimpinan Pusat LP Maarif NU di pesantren al-Ittihad Poncol kecamatan Beringin kabupaten Semarang, Sabtu (31/10).

PBNU Ajak Pengurus Maarif NU Kembangkan Aset (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Ajak Pengurus Maarif NU Kembangkan Aset (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Ajak Pengurus Maarif NU Kembangkan Aset

Hanif mengajak pengurus Maarif untuk mempertahankan prestasi yang sudah ada. "Kekayaan Maarif ini kita dorong dan tumbuh semakin kaya. Pasti Maarif akan mampu menyejahterakan umat semuanya," imbuhnya.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Menurut Hanif, PBNU ke depan akan membangun amal usaha NU terutama lembaga pendidikan Maarif di mana-mana. "Kita perlu tekad kuat untuk membangun pendidikan lebih baik dan kuat karena kita ini bagian aset terbaik bangsa ini," tandasnya. (Qomarul Adib/Alhafiz K)

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw Pondok Pesantren, Sholawat, Berita Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Gusdurian Yogya Bahas Aneka Sebab Korupsi

Yogyakarta, Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw. Jaringan Gusdurian Yogyakarta kembali menggelar rutinan sholawat bersama di Pendopo Yayasan LKiS Sorowajan Bantul, Rabu (25/2) malam. Pada kesempatan ini, mereka menghadirkan peneliti senior pusat kajian anti korupsi FH UGM Hifdzil Alim (Mas Boy).

Menurut Mas Boy, sebab korupsi ada dua macam. Pertama, korupsi karena kebutuhan. Kedua korupsi karena serakah. ? Korupsi karena kebutuhan itu, seperti butuh terhadap kebutuhan sehar-hari, jalan-jalan atau yang lain sebagainya. Sedangkan korupsi karena keserakahan, efeknya sangat besar sekali, dan sangat merugikan.

Gusdurian Yogya Bahas Aneka Sebab Korupsi (Sumber Gambar : Nu Online)
Gusdurian Yogya Bahas Aneka Sebab Korupsi (Sumber Gambar : Nu Online)

Gusdurian Yogya Bahas Aneka Sebab Korupsi

Keserakahan yang dimiliki para koruptor, kata Mas Boy, akan banyak menerabas nilai-nilai hukum. Apapun akan dilakukan demi mendapatkan uang. Keserakahan juga akan menjadikan kebodohan generasi.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

"Sikap-sikap serakah itu muncul menjadi sarana untuk mendorong kerusakan tatanan masyarakat. Kalau kita amati, pelaku korupsi yang paling banyak adalah pegawai pemerintah, pelaku partai politik. Bahwa selama ini orang-orang yang melakukan korupsi tidak ditemukan kalau mereka adalah orang miskin. Paling rendah gaji mereka per bulan adalah 4 juta rupiah. Jelas, untuk makan dan liburan itu cukup," ujar Mas Boy.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Mas boy juga menyebutkan korupsi karena gengsi. "Gengsi yang mereka pelihara memicu korupsi sistematis. Korupsi juga diawali dari obrolan ranjang. Kalau kita lihat porfil keluarga itu istrinya kebanyakan sosialita. Dari obrolan ranjang itulah tercipta benih-benih korupsi." (Nur Sholikhin/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw Nahdlatul Ulama, Makam Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Kemenag Dekatkan Siswa SD dengan Dunia Pesantren

Cirebon, Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw . Pendidikan karakter dan moral merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran bagi siswa di sekolah, khususnya anak didik di jenjang Sekolah Dasar (SD). Untuk itu, Direktorat Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama RI bekerjasama dengan Lakpesdam NU menggelar pesantren kilat dengan melibatkan siswa SD se-Jawa Barat.  

Kegiatan bertajuk Mencetak Generasi Bangsa yang Berjiwa Aswaja ini dimaksudkan untuk menginternalisasikan pendidikan karakter dan spiritual melalui aktivitas sehari-hari di pesantren.

Kemenag Dekatkan Siswa SD dengan Dunia Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)
Kemenag Dekatkan Siswa SD dengan Dunia Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)

Kemenag Dekatkan Siswa SD dengan Dunia Pesantren

Di antara materi yg diajarkan adalah penanaman nilai-nilai dan amaliyah Islam, mencintai tanah air, menghargai diri sendiri keluarga dan sesama, juga menghargai perbedaan, toleransi, serta berakhlakul karimah.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Peserta yang berjumlah 160 ini berasal dari SD yg tersebar di Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kuningan, Majalengka, dan Indramayu. Kegiatan ini brlangsung selama tiga hari, dimulai dari hari Selasa hingga Kamis, 1-3 Desember 2015 di Ponpes Assalafiyah, Bode Lor, Plumbon, Cirebon, Jawa Barat. (Red: Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw Pesantren Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

PCNU Kota Pekalongan Optimalkan Dana Umat dengan LAZISNU

Pekalongan, Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Pekalongan Jumat (22/2) besok akan menggelar kegiatan halaqah dengan tema "Optimalisasi pengelolaan dana umat lewat LAZISNU" bertempat di Gedung Aswaja, Jalan Sriwijaya 2, Pekalongan.

PCNU Kota Pekalongan Optimalkan Dana Umat dengan LAZISNU (Sumber Gambar : Nu Online)
PCNU Kota Pekalongan Optimalkan Dana Umat dengan LAZISNU (Sumber Gambar : Nu Online)

PCNU Kota Pekalongan Optimalkan Dana Umat dengan LAZISNU

Kegiatan halaqah sebagai pra acara Muskercab NU akan dihadiri oleh Ketua Pengurus Pusat Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (PP LAZISNU) KH Masyhuri Malik dan Direktur Eksekutif Drs. H. Amir Maruf, MA bertindak sebagai nara sumber.

Sekretaris PCNU Kota Pekalongan, H. Muhtarom kepada Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw mengatakan, untuk mensosialisasikan lembaga baru bentukan PCNU, halaqah diharapkan dapat membuka wawasan umat Islam khususnya di lingkungan NU. Pasalnya, meski sudah ada beberapa lembaga pengelola zakat di Kota Pekalongan, di lingkungan NU sendiri belum sepenuhnya diterima dengan baik.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Dikatakan, jika saja pengelolaan zakat infaq dan shodaqoh dapat berjalan secara optimal, akan banyak dana yang bisa dikelola untuk pemberdayaan masyarakat.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

"Saya sangat optimis, pengelolaan zakat infaq dan shodaqoh dapat berjalan dengan baik dan dananya dapat untuk pemberdayaan ummat baik untuk kepentingan pendidikan, ekonomi maupun sosial," ujarnya.

Kegiatan halaqah yang akan berlangsung pagi mulai jam 08.00 s/d 11.00  akan diikuti oleh 500 peserta dari jajaran pengurus cabang, MWC dan Ranting NU seKota Pekalongan, beberapa kiyai dan ulama serta para pengusaha di lingkungan NU.

Sementara itu, usai shalat Jumat Pengurus Cabang NU periode 2012 - 2017 akan dilantik oleh PWNU Jawa Tengah dilanjutkan dengan musyawarah kerja cabang (Muskercab) membahas pendalaman program untuk kegiatan tahun 2013 - 2014.

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Abdul Muiz

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw Halaqoh, Kiai Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Minggu, 29 Oktober 2017

Waktu dalam Air, Batu dan Pohon

Oleh Al-Zastrouw

Orang bijak bilang, waktu itu seperti air yang mengalir. Dia hanya sekali menyentuh dan melewati suatu permukaan, setelah itu dia akan berlalu, berjalan untuk menyentuh permukaan lainnya. 

Seperti air mengalir, waktu hanya datang sekali dalam setiap episode kehidupan, setelah itu akan lewat dan berlalu meninggalkan kekinian menuju masa depan. Tak ada yang bisa menghentikannya, dia akan terus berjalan menuju garis takdir kehidupan.

Waktu dalam Air, Batu dan Pohon (Sumber Gambar : Nu Online)
Waktu dalam Air, Batu dan Pohon (Sumber Gambar : Nu Online)

Waktu dalam Air, Batu dan Pohon

Sebongkah batu tak pernah peduli pada air yang melewati dan menyentuh permukaannya. Air itu dibiarkan berlalu begitu saja, menempel sebentar dan membuat permukaan jadi basah. Ya, hanya di permukaan. Ketika air berlalu maka permukaan batu itu akan  kembali kering, tanpa bekas apa pun.

Berbeda dengan batu, pohon tidak pernah membiarkan aliran air yang menyentunya berlalu begitu saja. Air yang mengalir dan menyentuhnya akan dimasukkan dalam pori-pori, diserap oleh akar dialirkan dalam batang, ranting dan daun. Diproses dan dimasak untuk pertumbuhan dirinya, hingga menjadi daun yang rimbun dan buah yang bermanfaat untuk kehidupan.

Inilah ayat kauniyah yang bisa menjadi cermin kehidupan. Jika waktu ibarat air maka sikap manusia terhadap waktu bisa diibaratkan batu dan pohon. Manusia yang bijak, yang cerdas dan alim tak akan pernah membiarkan waktu berlalu dan menyia-nyiakan begitu saja. Dia akan menyerap setiap waktu yang menghampirinya, memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk mengembangkan diri agar kehidupannya bisa bermanfaat bagi orang lain.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Berbeda dengan menusia bebal dan dungu yang menyia-nyiakan waktu berlalu begitu saja. Orang seperti ini tak pernah bisa menghargai waktu dan memanfaatkannya dengan baik. Waktu yang menghampiri kehidupannya hanya sekadar digunakan untuk membasahi permukaan hidup, penyejuk fisik semata. Tak ada yang masuk dalam hati, jiwa dan ruhaninya, sehingga perjalanan hidup akan berlalu begitu saja, lenyap seiring perjalanan waktu. Mereka ini seperti batu yang membiarkan air mengalir yang menyentuh permukaannya.

Sebagaimana halnya air yang membawa zat-zat yang berguna bagi kehidupan dalam setiap aliran yang menyentuh batu dan pepohonan, waktu yang menghampiri kita bersama kenyataan juga membawa berbagai hal yang bermanfaat bagi kehidupan. Tapi kemanfaatan itu hanya bisa dicerap dan diambil oleh mereka yang memiliki kepekaan membaca kenyataan yang datang bersama waktu.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Jelas di sini terlihat, waktu yang datang menghampiri setiap episode kehidupan memiliki makna dan nilai yang amat penting dan berharga, sehingga manusia akan merugi jika menyia-nyiakannya. Sebagaimana disebutkan dalam salah satu hadits Nabi, "Dua kenikmatan kebanyakan manusia tertipu pada keduanya yaitu kesehatan dan waktu luang." (HR Bukhari). Hadits ini menyiratkan orang yang menyia-nyiakan waktu hingga berlalu begitu saja, sama dengan menyia-nyiakan nikmat Allah. 

Para ulama banyak yang menganggap bahwa waktu merupakan nikmat Allah yang tak dapat dinilai dengan apa pun. Bahkan Imam Hasan Basri pernah menyatakan, "Saya melihat ada segolongan manusia yang memberi perhatian pada waktu melebihi perhatiannya terhadap dinar dan dirham." Inilah orang yang tidak menyia-nyiakan waktu berlalu begitu saja, mereka memanfaatkan dan menggunakan waktu yang menghampirinya seperti pohon menyerap air yang mengalir menyentuh permukaannya.

Kini tahun 2017 akan berlalu dan tak akan kembali lagi. Seperti air mengalir, 2017 telah menyentuh kehidupan kita dengan berbagai kenyataan yang menyertainya. Dan keberadaannya digantikan oleh tahun 2018 yang segera datang. Datang dan perginya waktu adalah hukum besi kehidupan. Manusia tak dapat meratapi dan menahan kepergiannya, juga tak akan memiliki kemampuan menolak kehadirannya

Di penghujung pergantian tahun ini saatnya kita merenung, sejauh mana kita bisa menyerap sari pati kehidupan yang datang bersama waktu selama 2017. Seberapa besar bisa memanfaatkan waktu yang telah menghampiri kita. 

Apakah kita termasuk orang yang bisa menyerap dan memanfaatkan keberadaan waktu yang telah datang memghampiri, seperti pohon menyerap air mengalir yang menyentuhnya? Atau jangan-jangan kita tergolong orang yang menyia-nyiakan waktu berlalu begitu saja? Seperti seonggok batu yang membiarkan air mengalir menyentuh permukaanya, basah sebentar kemudian kering kembali. Tanpa bekas dan tanpa makna?

*

Penulis adalah dosen Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Jakarta

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw Ubudiyah, Doa Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Kata-kata Haji Mahbub

1 Oktober 1995, H Mahbub Djunaidi menghembuskan nafas terakhir. Enam belas tahun Mahbub meninggalkan kita, batang hidungnya tak akan pernah muncul kembali. Tapi kata-katanya masih hidup. Siapa yang hendak belajar bahasa? Mahbub salah satu rujukannya.

BAGI saya H. Mahbub Djunaidi adalah jawaranya esais. Misal ada kategori lima orang esais terbaik dalam sejarah Indonesia, saya ngotot menominasikannya sebagai salah satu. Kalau definisi mutakhir teks mengatakan sia-sia membuat pembedaan antara gaya dengan isi tulisan, Mahbub adalah contoh sempurna.

Gagasan dan kejutan yang diajukan dalam esai-esainya sulit dibayangkan bisa di tulis dalam gaya penulisan lain. Pendek kata, bagi saya Mahbub adalah penyihir kata-kata.

Kata-kata Haji Mahbub (Sumber Gambar : Nu Online)
Kata-kata Haji Mahbub (Sumber Gambar : Nu Online)

Kata-kata Haji Mahbub

Sebutan penyihir boleh jadi terlalu mistik, tapi biarlah. Lalu bagaimana menjelaskan sesuatu yang mistik? Meski tentu banyak sisi positifnya, gara-gara birokrasi logika modern, sebentar-sebentar orang menuduh hal-hal tak terjelaskan secara rasional sebagai mistik. Toh, sihir punya mantra seperti pesawat terbang punya karcis. Kalau demikian adanya, macam apa mantranya Mahbub itu? Apakah hal-hal yang jadi kekuatan dalam esai-esainya?

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Cara pandang terhadap realitas

Orang tentu mafhum Mahbub adalah kolumnis politik. Hampir di tiap kolom dia menulis perkara tersebut beserta aspek-aspeknya. Sekurang-kurangnya membahas dampak kebijakan pemerintah pada orang banyak. Penulis yang model begini amat banyak jumlahnya. Namun yang membedakan dengan penulis lain adalah cara Mahbub memandang persoalan politik, terutama berkaitan posisi rakyat berhadapan dengan negara.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Ia hampir selalu memulai tulisan dengan memosisikan rakyat dan negara di atas kertas, menggunakan kerangka teoretik ideal. Teorinya, negara merupakan organisasi yang dibangun demi kemaslahatan rakyatnya. Namun dalam struktur tata negara yang bagaimanapun macamnya, termasuk demokrasi, mustahil pendapat rakyat yang banyak itu diaplikasikan secara keseluruhan orang per orang. Maksimal, negara hanya bisa meratakan kesejahteraan dan menjamin kebebasan berpendapat. Karenanya, rakyat dalam beberapa hal harus mengerti jika negara yang tugasnya masya Allah banyak itu, kadang belum sanggup memuaskan mereka.

Namun posisi teoretik Mahbub ini boleh dibilang unik. Ia tak pernah mengungkapkannya dengan bahasa yang teknis. Untuk kepentingan ini digunakanlah cerita, anggapan umum, peristiwa populer, humor, atau macam-macam perabot lainnya, yang dalam hal ini perlengkapan Mahbub amat lengkap. Sama sekali tak berpretensi ilmiah.

Silakan cek esai Dinamisasi via Binatang yang ditulisnya menyambut ide Menteri Agama Mukti Ali untuk memodernisasi pesantren lewat pemberian binatang ternak. Pada awalnya Mahbub seperti mengikuti jalan pikiran Mukti Ali, bahkan terkesan menjelaskannya. Namun belakangan, ia justru bertanya, kenapa cuma pesantren yang dituding sekadar konsumen? Bukankah perilaku institusi pendidikan lainnya juga kurang-lebih demikian adanya?

Sekarang silakan teliti juga esai berjudul Demokrasi: Martabat dan Ongkosnya. Dalam esai ini akan terjelaskan bagaimana Mahbub bisa memiliki cara pandang demikian. Sumbernya tak lain keluguan. Dia menceritakan perihal rancangan kenaikan anggaran buat anggota DPR sambil menceritakan betapa logisnya alasan mereka mengusulkan hal tersebut, persis orang awam yang hanya paham perkara teknis tanpa menangkap motif lainnya. Mendadak di paragraf akhir, setelah kita diajak tamasya sambil tertawa-tawa, lewat pergeseran perspektif yang sublime, ia meledek dengan lembut, bahwa tuah hak Budget legislatif tiada gigi.

Dalam esai, aku-esai yang mewakili pengarang bercerita lewat medium bahasa, terwujud dalam cara pandang, cara mengajukan gagasan, cara ajukan pertanyaan, cara menyimpulkan, dan hal-hal lain yang bersifat unik. Sebagaimana dimaklumi dalam filsafat bahasa mutakhir, tak ada realitas di luar bahasa. Secara umum boleh dikatakan bahwa kemampuan seseorang untuk berpikir logis dan jernih, akan terefleksi dalam tulisannya, dalam bahasanya. Hal yang demikian bias kita lihat pada Mahbub.

Mahbub pernah bilang, dirinya lebih senang digantungi merk sebagai sastrawan. Kenyataannya memang demikian. Tapi perkara ini di luar fakta bahwa ia pernah menulis beberapa novel. Perspektif keluguan membuatnya bisa mengeker kenyataan dengan perspektif unik, sebagaimana umumnya dipraktikkan para sastrawan. Bertebaranlah di esai-esainya, pameran hasil pengamatan yang sering bikin kita terlonjak keheranan. Ada dikatakan orang yang selalu membicarakan cuaca tak ubahnya orang Inggris. Dia menyebut perihal berisiknya orang Cina, karena empat orang yang berkumpul sanggup berbicara bersama-sama. Di lain waktu, ia menceritakan anak-anak di bulan puasa yang mulai siang tidur menelungkup menekan perut keras-keras ke ubin langgar hingga hampir maghrib. Satu dua ada juga yang diam-diam menggigit mangga muda di belakang kakus.

Dengan pengamatan sekuat ini, tak heran Mahbub seperti tukang dongeng yang bisa menggubah peristiwa apa saja menjadi cerita yang mengesankan. Saya menduga kemampuan mendongeng ini diwariskan Mahbub dari khazanah tradisi Betawi yang melahirkan beberapa tukang cerite yang legendaris, seperti Zahid bin Muhammad.

Dalam khazanah sastra Indonesia, tradisi menulis dengan gaya kocak dan lugu ini bisa dilacak dalam karya-karya Idrus, sebagaimana terlihat dalam kumpulan cerita terbaiknya, Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma. Saat ini kemampuan Mahbub mendongeng barangkali hanya bisa disejajarkan dengan sastrawan Putu Wijaya. Dengan kemampuan mendongeng ini, Pak Haji Mahbub mampu menyajikan persoalan dengan ringan. Pembaca paham duduk persoalan tanpa melewati penjelasan konseptual yang bikin kepala serasa berlipat.

Pemberontakan literer

Menurut para ahli, kaum sastrawan, terutama penyair, punya kedudukan istimewa terhadap bahasa, yang dipresentasikan dalam licentia poetica. Singkatnya, dengan istilah yang konon pertama kali diajukan oleh Aristoteles ini, dimaksudkan bahwa demi mencapai tingkat estetika tertentu sastrawan boleh mengutak-atik bahasa sedemikian rupa layaknya montir mesin. Dalam hemat saya ini merupakan mantra Mahbub selanjutnya.

Mahbub sepertinya tak pernah ambil pusing apakah istilah dan kata-kata yang digunakannya masuk hitungan kebakuan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Makanya kita bisa capek sendiri menghitung pelanggaran EYD yang dilakukan dalam esai-esainya. Biasanya ia memakai istilah dan struktur bahasa Betawi yang di Indonesia sering dipakai dalam bahasa percakapan. Beberapa kali ia juga memakai istilah dari bahasa Jawa. Alih-alih ditegur karena kebandelannya, Goenawan Mohamad yang dikenal apik berbahasa malah memujinya sebagai penerobos bahasa. Ya, boleh jadi dalam hal ini Mahbub memang keblinger, tapi justru dari sinilah esai-esainya mencerminkan karakter yang khas. Dia menemukan sendiri capaian estetikanya.

Kebandelan Mahbub dalam berbahasa bukanlah sembarang pelanggaran. Jika ukurannya adalah pencapaian estetik, ia sanggup memenuhi tagihan sertifikat licentia poetica dengan impas, barangkali berikut bunganya. Barangkali sifat sastrawi dalam karya-karya Mahbub bukanlah yang melankolis, sensitif, mendayu-dayu sifatnya. Tapi, toh, John Steinbeck yang menulis cerita-cerita yang menyanyikan humor dan kesintingan pun akhirnya harus datang ke Stockholm, Swedia, buat menerima Nobel Sastra sambil ditepuktangani banyak orang.

Humor

Barangkali tak ada segi paling digandrungi dari esai Mahbub ketimbang humornya. Konon ada orang yang sampai kebelet kencing lantaran membaca tulisan-tulisannya. Saya sih tak ekstrem begitu. Paling-paling hanya menyebabkan durasi membaca jadi lebih lama lantaran sering diselingi cekikikan dan cekakakan. Celakanya, humor-humor Mahbub sering terbawa ingatan saat saya melakukan aktivitas lain. Boleh jadi orang yang kurang paham duduk persoalannya menganggap saya sinting atau semacamnya.

Mahbub sering menyajikan humor satir. Hal ini bisa kita simak antara lain pada Sepatu, di mana ia mengejek banyaknya koleksi sepatu Imelda Marcos. Kadang ia bercerita yang baik-baik saja perihal lembaga negara atau individu dengan demikian sempurnanya, sampai-sampai pembaca akhirnya sadar bahwa Mahbub nyata-nyata tengah mengejek dengan menyebut nilai-nilai yang justru tak dimiliki pihak bersangkutan. Hal yang demikian, misalnya muncul pada Kota.

Teknik humor Mahbub yang paling umum adalah metafora dan celetukan yang bukan alang-kepalang mengejutkannya. Silakan disimak sendiri sebagian kecil contoh berikut:

-? ? ? Futurolog itu…semacam dukun juga, tapi keluaran sekolahan

-? ? ? Anak-anak saya…patuh sepatuh-patuhnya bagaikan anak anjing ras

-? ? ? Sedangkan masuk kamar mandi saja ada risiko terpelanting, apalagi jadi bendaharawan

-? ? ? Tidak sedikit orang beli koran dan langsung membaca iklan-iklan kematian, mencari tahu umur berapakah orang yang meninggal itu, sekadar membanding-bandingkan dengan umurnya sendiri

-? ? ? Maka dari itu, nyonya sehat bagaikan ikan bandeng

-? ? ? Yoga, melipat badan berlama-lama seperti kelelawar

-? ? ? Pemerintah mana saja tidak suka penduduknya cerewet seperti sekandang burung parkit

-? ? ? Abdurrahman Wahid…bertubuh gempal, ibarat jambu kelutuk yang ranum…punya kebolehan humor yang mengejutkan, seakan-akan dia jambret begitu saja dari laci

Penemuan metafora-metafora yang begitu orisinal dan sublim semacam inilah yang menurut hemat saya menjadi kekuatan utama dari esai-esai Mahbub. Teknik metafor ini dipadukan dengan mantra-mantra sihir yang disebut sebelumnya, membuat esai-esainya lincah. Sering kita temukan beberapa asosiasi ditumpuk sekaligus dalam satu pernyataan.

Tak jarang demi memberi tempat buat dorongan humornya, Mahbub harus melenceng barang sebentar dari persoalan utama. Sering juga berlama-lama. Tapi memang kerapkali pada karya-karya bermutu tinggi, irisan-irisan “ketidaksempurnaan” semacam inilah yang justru membumbui estetika. Coba Saudara simak musikus-musikus hebat yang secara teoretik bakal lebih bagus lagunya didengarkan di hasil rekaman, karena celah-celahnya telah disempurnakan lewat bantuan teknologi. Tapi pendengar musik yang paham duduk persoalan bakal lebih memilih mendengarkan suara live-nya di panggung, meski lewat medium perantara.

MAHBUB, seperti yang diakui sendiri dalam sebuah esainya, adalah seorang generalis. Ia mencomot sembarang persoalan yang menarik perhatiannya buat dibahas, tanpa peduli batas-batas spesialisasi keilmuan. Bagaimana Mahbub mau bicara spesialisasi, wong sarjana saja bukan?

Ia memang unggul dalam hal menyajikan persoalan dengan sederhana melalui generalisasi yang cerdas. Tapi untuk itu kadang ia tak sempat menengok ke celah-celah persoalan, menakar barang sebentar, barangkali ada satu hal atau dua yang tak masuk dalam kategori generalisasinya. Ia juga sering membahas masalah hanya dari aspek spesifik tertentu. Dengan begini, ia tak pernah membahasnya untuk menyajikan solusi dengan tuntas, mulai ujung kepala sampai jempol kaki.

Tapi kelihatannya memang bukan pembahasan lengkap model demikian yang diinginkan Mahbub. Ia ikut berbaur dengan berbagai macam manusia, lengkap bersama pluralitas persoalannya, tanpa bermaksud menarik sebuah rumus deduktif buat setiap masalah. Tapi jangan sekali-kali menganggap Mahbub tak bisa menulis dengan gaya konvensional, artinya nirbumbu-bumbu humor di sembarang tempat, tanpa hilang kejernihan. Kalau tak percaya, sila dibaca, "Soal Pilihan".

Konon, beberapa orang berpendapat, Mahbub memilih teknik menulis demikian lantaran kondisi sosial-politik Orde Baru yang tidak memungkinkan orang mengkritik dengan keras. Maka humor jadi siasatnya untuk menyelubungi perbedaan-perbedaan pandangannya dengan pihak otoritas. Barangkali anggapan ini ada benarnya.

Tapi bagi saya sih, peduli setan! Dengan atau tanpa Orde Baru, Mahbub tetaplah Mahbub yang menyihir kita lewat kata-kata. Dan kata-kata Mahbub, masih hidup. (Ahmad Makki, Kontributor Majalah Historia Online]

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw Hadits, Nahdlatul Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Sabtu, 28 Oktober 2017

Jadi Pengurus atau Anggota NU, Cari Apa?

Jakarta, Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw - Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jakarta Timur KH Ahmad Fathonah meminta para pengurus ranting NU yang dilantik agar memasang niat yang ikhlas dalam mengurus organisasi. Pasalnya, niat merupakan pijakan dalam menggerakkan organisasi.

“Masuk NU itu mau ngapain, mau cari proyek, mau cari usaha, mau cari nama, apa mau numpang nama di SK?” kata Kiai Fathonah pada pelantikan pengurus ranting NU se-Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur di Lantai 8 Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya Nomor 164, Jakarat Pusat, Selasa (7/2).

Jadi Pengurus atau Anggota NU, Cari Apa? (Sumber Gambar : Nu Online)
Jadi Pengurus atau Anggota NU, Cari Apa? (Sumber Gambar : Nu Online)

Jadi Pengurus atau Anggota NU, Cari Apa?

Ia melanjutkan dengan menceritakan tentang perjalanan dirinya mengurus NU dari mulai ranting IPNU pada tahun 1977, kemudian menjadi Ketua IPNU Jakarta Timur, sampai sekarang mengurus NU.

“Tapi sampai sekarang (saya) tidak kapok-kapoknya mengurus NU. Padahal tidak ada gajinya, malah korban. Tapi saya yakin dan percaya, NU yang saya perjuangkan ini di belakangnya ada para pendiri NU dengan doanya yang luar biasa. Jadi kita mohon keberkahannya,” pungkasnya.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Sebanyak delapan ranting NU dilantik secara bersamaan. Ranting NU yang dilantik adalah pengurus NU Munjul, Bambu Apus, Lubang Buaya, Cilangkap, Setu, Ceger, Cipayung, dan Pondok Rangon. (Husni Sahal/Alhafiz K)Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw Tegal, Jadwal Kajian Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Jumat, 27 Oktober 2017

"Profit and Loss Sharing", Solusi Pemerataan Kesejahteraan

Berangkat dari agenda besar Tuhan dalam mempermudah urusan makhluknya, Islam tampil dengan menyuguhkan berbagai macam solusi. Selagi ada hajat, di situ pasti ada jalan dan solusi.

Dan, kontrak mudlarabah atau profit and loss sharing atau akad bagi hasil merupakan salah satu dari sekian menu kemudahan yang ditawarkan. Menggunakan, memanfaatkan, atau bahkan menginvestasikan harta orang lain pada dasarnya tak diperbolehkan. Tapi dalam transaksi mudlarabah, hal demikian diperbolehkan.?

Profit and Loss Sharing, Solusi Pemerataan Kesejahteraan (Sumber Gambar : Nu Online)
Profit and Loss Sharing, Solusi Pemerataan Kesejahteraan (Sumber Gambar : Nu Online)

"Profit and Loss Sharing", Solusi Pemerataan Kesejahteraan

Terlebih, jika melihat “pemerataan kesejahteraan” adalah hikmah di balik absahnya mudlarabah maka, mudlarabah menemukan momentumnya. Di mana si pemilik modal kadang tak memiliki keterampilan dalam mengolah hartanya, sementara si pemilik keterampilan tidak memiliki modal untuk mewujudkan agenda bisnisnya. Berkat mudlarabah ini maka jalan merengkuh kesejahteraan bersama anatara pemodal dan pengelola terbuka lebar.?

Atas dasar ingin ikut andil dalam upaya pembumian kewirausahaan berbasis syariah, Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PCINU Mesir pada Senin 25 Nopember 2013 mengkaji secara komprehensif akad mudlarabah dalam perspektif fiqih klasik empat mazhab (presentator: Ikfil Hasan) dan aplikasinya dalam perbankan syariah kontemporer (presentator: Nuha Qonita).?

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Sebagai akad yang legalitasnya bermula atas dasar rukhshah (dispensasi), jumhur ulama membatasi ruang aktifitas mudlarabah di kawasan seputar jual beli. Sementara bisnis-bisnis lain tidak boleh masuk dalam aktifitas mudlarabah, menurut Ikfil Hasan sebagai pemateri pertama. Hal itu tidak lain karena aktifitas bisnis pada masa klasik masih sangat sederhana dan lebih terpusat pada aktifitas jual beli. Dan yang demikian itu tidak menampik diperbolehkannya mudlarabah dalam sektor yang lain, misal saja aktifitas niaga yang sebelumnya didahului proses produksi oleh mudlarib (pengelola), sebagaimana pandangan ulama Hanafiah.?

Setelah pemateri memaparkan latar belakang legalitas mudlarabah dan sekelumit sejarahnya, selanjutnya masuk dalam pembahasan makalah. Dimulai dari definisi mudlarabah menurut empat mazhab, landasan hukum, penjelasan tentang rukun-rukun beserta pernak-perniknya dan yang terahir adalah penutup.?

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Ada empat kitab induk yang dijadikan referensi utama oleh pemateri dalam mendefinisikan mudlarabah. Al-Mabsut, Hâsyiyah Dasuqi Alâ Syarl al-Kabîr, Mughni al-Muhtaj dan al-Mughni. Pertama, kalangan Hanafiah (penganut madzhab Imam Abu Hanifah) mendefinisikan mudlarabah berasal dari kata dlarb fâ al ardh, dinamakan mudlarabah karena mudlarib (pengelola) berhak mendapatkan bagian dari keuntungan yang diperoleh lewat kerja dan usahanya. Dia adalah partner bagi pemilik modal dalam hal profit, modal dan pengambil keputusan dalam bisnis.?

Kedua, kalangan Malikiah (penganut madzhab Imam Malik bin Anas) berpendapat, mudlarabah adalah suatu tindakan menunjuk seorang agen (tawkil) untuk melakukan aktifitas bisnis, dengan memberi agen tersebut sejumlah uang untuk dikelola agar menghasilkan profit. Ketiga, kalangan Syafi’iah (penganut madzhab Imam Syafi’i) mengatakan, mudlarabah terjadi ketika seseorang diberi sejumlah uang untuk berdagang, dan profit yang dihasilkan nantinya akan dibagi di antara keduanya. Keempat, kalangan Hanabilah (penganut madzhab Imam Ahmad bin Hanbal) berpandangan, seseorang memberikan sejumlah uang kepada orang lain untuk digunakan dalam aktifitas dagang, dan profit yang diperoleh nantinya akan dibagi dua sesuai ratio yang telah disepakati.?

Perbedaan definisi diatas menunjukan adanya perbedaan titik pijak dalam mendeskripsikan mudlarabah. Imam Sarkhasi mendeskripsikannya dari titik pijak sang mudlarib, Imam Nawawi mengambil titik pijak dari pihak luar, sedangkan Ibnu Qudamah mengambil titik pijak pemilik modal.?

Dari empat definisi berbeda, ada beberapa poin titik temu yang terangkum dalam kriteria umum berikut: 1) Melibatkan dua pihak, pemilik modal (rabb al mâl) dan pengelola(mudlarib); 2) Pihak pertama hanya bermodal finansial sedang pihak kedua bermodal profesionalisme wira usaha; 3) Keuntungan dibagi menurut ratio yang disepakati; 4) Kerugian sepenuhnya ditanggung oleh pihak pertama, sedangkan pihak kedua menanggung rugi tenaga dan waktu.?

Secara singkat, ada empat landasan mudlarabah: Al Qur’an, Hadits, Ijmak, dan Qiyas. Pertama, al-Qur’an. Allah berfirman: “Dan orang-orang yang berjalandi muka bumi mencari sebagian karunia Allah” (73:20). Senada dengan ayat di atas, Allah berfirman: “Bukanlah suatu dosa atasmu untuk mencari karunia dari tuhanmu"? (2:198). Kedua, adalah taqrîr (pengakuan) Nabi terhadap praktik mudlarabah pra-Islam. Beliau tidak melarang praktik tersebut. Bahkan beliau sendiri pernah berniaga dengan sistem mudlarabah bersama Khadijah sebagai pemilik modal. Ketiga dan keempat, Al Syirbini dalam Mughni al Muhtaj menukil ijmak ulama atas legalnya akad mudlarabah karena adanya unsur hajat dan mengatakan diqiyaskannya mudlarabah dengan akad musaqah.?

Rukun Mudlarabah?

Sementara untuk rukun mudlarabah adalah: modal (ra’sul mâl), lingkup kerja (al ‘amal), profit (al ribh), ijab-kabul (shighah), dan pelaku (aqidain).?

Dalam literatur klasik, kurang lebih terdapat empat macam modal dalam mudlarabah, yaitu: (a) dirham dan dinar; (b) komoditi yang diperdagangkan (‘urudh); (c) piutang; dan (d) wadi’ah. Untuk jenis modal yang pertama telah disepakati kebolehannya. Untuk yang selebihnya masih diperdebatkan. Ada yang memperbolehkan, sebagian yang lain sama sekali menolak.?

Alasan mengapa dirham dan dinar disepakati kebolehannya sebagai modal adalah karena dua benda tersebut berfungsi sebagai alat tukar yang sah dan alasan keduakarena mempunyai nilai instristik yang stabil di segala tempat dan waktu. Pertanyaannya, setelah dirham dan dinar tidak lagi menjadi alat tukar, uang kertas yang ada juga mempunyai tingkat fluktuatif yang tinggi, apa dia boleh dijadikan sebagai modal dalam akad mudlarabah?

Untuk alasan mengapa ‘urudh tidak disepakati sebagai modal, ulama berpendapat bahwa nilai ‘urudh cenderung fluktuatif, berbeda dengan dirham dan dinar. Sedang ulama yang membolehkan biasanya mengunakan konsep hilah, yaitu dengan cara menggabungkan dua akad, akad wakalah (perwakilan) dimana pihak pertama menyerahkan ‘urudh pada pihak kedua untuk dijual dan kemudian menjadikannya sebagai modal mudlarabah.?

Piutang yang dapat dijadikan modal dalam akad mudlarabah adalah piutang pihak pemilik modal yang telah dilimpahkan kepada orang lain (hawalah), yaitu pihak kedua sebagai pengelola mengambil piutang pihak pertama dari debitor (pihak ketiga) karena disaat yang sama debitor mempunyai hutang kepada pihak kedua. Untuk selanjutnya pihak kedua menjadikannya sebagai modal mudlarabah. Sedang apabila yang akan dijadikan modal adalah piutang pemilik modal pada pihak kedua maka tidak diperbolehkan dikarenakan modal berupa mâl ghâib dan dikawatirkan akan terjadi praktek riba.?

Wadi’ah secara mutlak tidak boleh digunakan sebagai modal. Ini pendapat Malikiah. Kalangan Syafi’iah memperbolehkan dengan sarat adanya izin dari pemilik. Hanafiah dan Hanabilah paling fleksibel dalam hal ini, yaitu memperbolehkannya walaupun tidak ada izin dari pihak pemilik modal.?

Rukun kedua dan selanjutnya sudah disinggung di atas, yaitu ketika membicarakan tentang definisi mudlarabah. Penting ditambahkan disini mengenai lingkup kerja pengelola, kalangan Malikiah dan Syafi’iah membatasi ruang aktifitas mudlarabah terkhusus dalam perniagaan saja. Sedang Hanafiah memperluas cakupan kerja pengelola. Tidak hanya dalam aktifitas jual beli akan tetapi mencakup proses pra-jual (tahap produksi). Alasan pendapat pertama dengan mempertimbangkan akan memperoleh profit dalam jangka waktu sependek mungkin. Sedangkan pendapat yang kedua melihat pada banyaknya profit yang akan didapat. Untuk pembahasan shighat, hak dan kewajiban dari pemilik modal dan pengelola serta prosentase profit yang akan diperoleh diantara keduanya dapat dilihat dalam deskripsi mudlarabah dalam perbankan syariah yang akan dipaparkan oleh pemateri selanjutnya, Nuha Qonita.?

Mudlarabah dalam Perbankan Syariah Kontemporer

Nuha Qonita sebagai pemateri kedua berusaha mengajak kita beranjak dari zaman klasik menuju era kontemporer. Poin dan ketentuan yang telah dipaparkan oleh pemateri pertama berusaha diterjemahkan dan diaplikasikan ke zaman kekinian. Nuha membidik aplikasi akad mudlarabahdalam perbankan syariah sebagai sasaran tembaknya.?

Nuha menjelaskan, kegiatan operasional bank syariah meliputi penghimpunan dana, penyaluran dana dan terahir adalah jasa-jasa perbankan. Perbankan syariah menempatkan mudlarabah dalam kegiatan operasional yang pertama dan kedua. Dari sini, pihak bank mempunyai peran ganda, yaitu sebagai penghimpun dan penyalur dana dalam waktu yang bersamaan. Pada kasus yang pertama, nasabah adalah sebagai shâhibul mâlatau pemilik modal, dan bank sebagai mudlârib. Sedangkan dalam kegiatan kedua, yaitu sebagai penyalur dana maka nasabah sebagai pemilik modal atau shâhibul mâl, bank sebagai mudlarib al-awwal (pengelola pertama) dan pihak ketiga sebagai mudlarib tsâni? (pengelola kedua).?

Selanjutnya sistematika dan pembagian mudlarabah. Poin penting dari bagian ini adalah pembahasan mengenai jaminan yang mendapatkan respon sangat hangat dari peserta diskusi. Sebagaimana diketahui bahwa mudlarabah adalah akad amânah, sedang dalam perkembangan kekinian pihak perbankan mewajibkan adanya jaminan dari dua belah pihak. Dalam sesi tanggapan, terkait soal jaminan ini, Amrullah mencoba memecah kebuntuan dalam landasan kewajibannya dengan mengajukan teori istihsan sebagai pijakan hukum.?

Menurut Nuha, dalam perbankan syariah kontemporer juga ada dua bentuk mudlarabah, yaitu: (1) mudlarabah muthlaqah (unrestricted investment account), yaitu sistem mudlarabah dimana pihak bank tidak dibatasi dalam mengelola modal yang diterima dari pemilik, sementara pemilik modal juga tidak memberikan persyaratan apapun kepada pihak bank. (2) mudlarabah muqayyadah (restricted investment account). Mudlarabah ini terbagi dua: mudlarabah on balance sheet, yaitu jenis mudlarabah dimana pemilik modal dapat menetapkan syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh bank. Yang kedua adalah mudlarabah off balance sheet, yaitu jenis mudlarabah dengan konsep penyaluran dana mudlarabah secara langsung kepada pelaksana usahanya.?

Adapun tehnik dan ketentuan dari kedua jenis mudlarabah tersebut bervariasi sesuai dengan kebijakan bank dan pemilik modal yang bersangkutan. Maka, kiranya dalam laporan ini tidak ada alasan untuk menuliskannya kembali. Hal yang tersebut tadi diatas dalam fiqih klasik masuk dalam pembahasan shighat, ketentuan pelaku (shahib al mal dan mudlarib) dan pembagian profit. Sebagaimana terekam dalam Takmilât al Majmû’ vol. 15.?

Kendala?

Sistem mudlarabah sebagai cara alternatif paling ideal bagi masyarakat untuk meninggalkan keterikatannya pada sistem kapitalis, tidak selamanya berjalan mulus. Banyak sekali faktor-faktor yang menjadi penghabatnya. Operasional sistem ini pun tidak berjalan di semua negara. Di negara Islam khususnya, pro kontra yang terjadi menunjukkan bahwa akad mudlarabahini adalah penyebab atas terjadinya inflasi. Selain itu, produk yang disajikan lembaga perbankan ini belum menjadi skema pembiayaan yang utama pada bank syariah, sehingga menurunkan daya tarik masyarakat untuk beroperasi dengan kegiatan ini. Dari data International Associate of Islamic Bank 1996, skema mudlarabahhanya dipakai 20% secara rata di Bank Islam dunia. Beberapa faktor penyebab terjadinya hal ini yaitu:?

Pertama, kontrak profit and loss sharing dikaitkan dengan semua pihak mitra usaha manakala seorang pengusaha tidak intensif untuk memberikan usaha akan tetapi lebih intensif atas laporan profit rendah yang dibandingkan dengan pembiayaan.? ?

Kedua, kontrak profit and loss sharing membutuhkan jaminan agar dapat berfungsi secara efisien. Sedikit jaminan hak properti pada kontrak profit loss sharing menyebabkan kegagalan adopsi karena tidak ada aturan yang melandasi, termasuk indonesia yang belum menetapkan peraturan jaminan yang tegas dan jelas.? ?

Ketiga, perbankan Islam menawarkan risiko yang lebih kecil dari pembiayaan dibandingkan dengan perbankan konvensional. Hal ini berdasarkan konsep mudlarabah yang dianutnya. Akan tetapi realitanya seringkali pelaksanaannya tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.? ?

Keempat, banyak pihak pemilik modal yang mengambil modalnya sebelum berakhir waktu temponya.? ?

Kelima, ketidaksiapan para nasabah dalam resiko kerugian yang akan terjadi.? ?

Akhirnya, melihat adanya kebutuhan yang mendesak dan dalam rangka pemerataan kesejahteraan, sistem mudlarabah dapat dijadikan solusi. Walau dalam prakteknya bank syariah belum seratus persen Islami akan tetapi ada kaidah fiqih“Ma lâ yudraku kulluh la yutraku kulluh” yang intinya bahwa sesuatu yang tidak mampu diaplikasikan sepenuhnya maka wajib diusahakan untuk diaplikasikan semampunya. Kaidah ini di dasarkan diantaranya pada firman Allah dalam surah Al Baqarah (ayat:286), surah Al Taghabun (ayat:16) dan sabda nabi saw. Yang berbunyi; “Jika aku memerintahkan kalian sesuatu maka lakukanlah semampu kalian.” (Adhi Maftuhin/Red: Mahbib)

*) Tulisan ini dirangkum dari laporan hasil Kajian Reguler Ekonomi Lembaga Bahtsul Masail NU (LBMNU) Mesir

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw Hadits, Tegal, Quote Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Senin, 23 Oktober 2017

Banser Turunkan Anggotanya untuk Amankan Natal dan Tahun Baru

Jakarta, Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw
Dalam rangka ikut mengamankan perayaan natal dan tahun baru, seluruh cabang Ansor yang juga memiliki anggota Banser malam ini turut mengamankan acara Natal dan tahun baru.

“Kami memberi bantuan kepada pihak gereja yang memerlukan pengamanan malam Natal dan tahun baru dan mereka sangat kooperatif,” ungkap Satkornas Banser H. Tatang, Jum’at malam.

Tahun baru masih menjadi prioritas pengamanan karena pada malam tersebut, masih terdapat acara ritual ibadah bagi kaum Kristiani., selain memang pada malam tersebut, banyak masyarakat yang merayakan pergantian tahun.

Pengamanan oleh Banser ini sifatnya berupa pengamanan pendukung dan mereka semua berada di bawah koordinasi Polri untuk tingkat nasional dan Kapolres untuk tingkat daerah. Secara nasional, koordinasi Banser bertempat di Gedung Anshor, Jl Kramat Raya Jakarta.

Ditanya tentang jumlah yang diturunkan, Tatang mengungkapkan bahwa hal tersebut tergantung dengan kemampuan dari masing-masing cabang. “Ada yang menurunkan 30 orang, ada yang 50 orang, sesuai dengan kemampuan yang ada karena semuanya didasarkan pada keikhlasan,” tandasnya.

Tradisi pengamanan geraja menjelang Natal ini sudah lama dilakukan oleh anggota Banser, namun semakin diefektifkan pada tahun 2000 sampai sekarang. Dalam sejarahnya, terdapat salah satu anggota Banser yang meninggal ketika menyingkirkan bom yang akan meledak di salah satu gereja di Mojokerto.(mkf)

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw Internasional Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Banser Turunkan Anggotanya untuk Amankan Natal dan Tahun Baru (Sumber Gambar : Nu Online)
Banser Turunkan Anggotanya untuk Amankan Natal dan Tahun Baru (Sumber Gambar : Nu Online)

Banser Turunkan Anggotanya untuk Amankan Natal dan Tahun Baru

Minggu, 22 Oktober 2017

Waspadalah, Banyak Kitab Kuning Telah Dibajak

Surabaya, Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw. Warga NU, khususnya para kiai dan ustadz hendaknya ekstra hati-hati saat membaca dan menjadikan kitab kuning sebagai pengantar dalam kajian di pesantren dan lembaga pendidikan. Karena disinyalir mulai banyak kitab kuning yang telah dibajak untuk kepentingan tertentu.

Waspadalah, Banyak Kitab Kuning Telah Dibajak (Sumber Gambar : Nu Online)
Waspadalah, Banyak Kitab Kuning Telah Dibajak (Sumber Gambar : Nu Online)

Waspadalah, Banyak Kitab Kuning Telah Dibajak

Penegasan ini disampaikan oleh Ketua PW Lajnah Talif wan Nasyr (LTN) NU Jawa Timur, Ahmad Najid,? Sabtu (2/5). Karena dalam telaahnya, banyak kitab klasik karangan sejumlah kiai diproduksi ulang oleh pihak lain dengan berkepentingan untuk mengeruk keuntungan. Lebih dari bukan sekadar masalah kerugian secara finansial, yang paling dikhawatirkan pembajakan kitab ini berpotensi merusak isi kitab jika dicetak ulang secara sembarangan.

Bagi alumnus Pascasarjana Ilmu Tafsir di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya ini, pembajakan terhadap kibat kuning di lingkungan kaum nahdliyin ini sebenarnya terjadi sejak lama. Banyak penerbit, terutama penerbit kecil, mencetak ulang kitab kuning tanpa meminta izin penulis atau ahli warisnya. "Bahkan ada yang tidak mencantumkan nama pengarangnya," ujarnya.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Sekadar contoh, Gus Najib, sapaan akrabnya menceritakan anak dari seorang kiai yang menulis sebuah kitab yakni Manhaj Dzawin Nadzor (Syarah Alfiah As-Suyuti) karangan Syaikh Mahfudz At-Termas. Kitab tersebut dicetak ulang oleh salah satu penerbit dan beredar di pasaran. Tapi, terjadi banyak kesalahan cetak. "Saya tanya teman saya, dia bilang tidak tahu karena tidak pernah minta izin," ungkapnya.

Keluarga Najib juga merasakan pembajakan tersebut. Yakni kitab Tanwirul Hija fii Nadzmi Safiinatun Najah, karya KH Akhmad Qusyairi bin Siddiq, kakak mantan Rais Aam PBNU KH Ahmad Shiddiq. "Dan banyak sekali kitab-kitab klasik NU yang dibajak di pasaran," tandas pengajar di Pesantren Salafiyah Pasuruan ini.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Najib mengatakan, ada beberapa faktor kitab klasik jadi korban pembajakan. Di antaranya kurangnya kesadaran kaun santri pada pentingnya hak kekayaan intelektual (HAKI). Selain itu, cara berpikir ikhlas di lingkungan kiai, dalam menyebarkan ilmu.

"Kiai kan tidak berpikir finansial dari kitab yang diproduksi. Yang penting dari kitab yang dikarang, ilmu bisa sampai ke pembaca," kata Najib. Nah, kurang sadarnya HAKI dan keikhlasan kiai ini disalahgunakan, lanjutnya.

Karena itu berbarengan dengan momentum Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas, LTN NU Jatim akan mengambil sikap untuk menyelamatkan khazanah intelektual karya ulama NU, terutama kitab klasik. LTN juga meminta PBNU memerhatikan masalah ini, juga mendesak pemerintah memfasilitasi penertiban masalah pembajakan kitab kuning.

"Kami akan menginventarisir kitab-kitab apa saja yang dibajak. Selanjutnya, kami akan berupaya untuk memfasilitasi penulis atau ahli waris untuk mengurus hak cipta kitab ke instansi terkait," pungkas Gus Najib. (Syaifullah/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw IMNU, News, Kiai Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Santri Harus Menjadi Pelopor Kebaikan di Masyarakat

Probolinggo, Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw. Lulusan pesantren adalah lulusan yang berkualitas, baik dalam segi keilmuan maupun akhlaknya. Kehadirannya di tengah masyarakat harus bisa menjadi pembeda sekaligus pelopor ke arah yang lebih baik.

Santri Harus Menjadi Pelopor Kebaikan di Masyarakat (Sumber Gambar : Nu Online)
Santri Harus Menjadi Pelopor Kebaikan di Masyarakat (Sumber Gambar : Nu Online)

Santri Harus Menjadi Pelopor Kebaikan di Masyarakat

Hal tersebut disampaikan oleh A’wan PWNU Jawa Timur H Hasan Aminuddin dalam kegiatan Lailatul Qiro’ah yang digelar Pondok Pesantren Zainul Hasan (Zaha) Genggong Kecamatan Pajarakan Kabupaten Probolinggo, Ahad (4/6) lalu.

“Perkembangan ekonomi adalah tantangan umat Islam. Sebagai santri yang telah dibekali dengan berbagai ilmu pengetahuan, jadilah saudagar-saudagar Islam yang dermawan yang mampu berdiri tegak dan kokoh di tengah masyarakat yang murah dalam memberi kebaikan,” katanya.

Lebih lanjut Hasan mengajak kepada segenap alumni Pesantren Zaha dan segenap para pecinta Al Qur’an untuk menjadi garda terdepan di tengah masyarakat modern yang selalu sibuk dengan aktifitas dunia.

“Syiarkan Al-Qur’anul karim di tengah zaman yang sibuk seperti ini, khususnya para santri yang sedang pulang di tengah-tengah masyarakat. Ingatkan kepada masyarakat muslim bahwa sesibuk apapun kita hendaklah senantiasa membaca dan mengamalkan Al-Qur’an sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari,” jelasnya.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Dalam kesempatan tersebut Hasan sangat mengapresiasi kiprah para alumni santri pesantren yang telah lulus dan tetap mengabdi kepada pesantren, khususnya yang tergabung dalam organisasi Tanaszaha (Ikatan Alumni dan Santri Pesantren Zainul Hasan), khususnya periode 2017-2022 yang baru dibai’at.

“Tanaszaha harus tetap bergerak secara sosial kemasyarakatan, Insya Allah kami selaku masyarakat akan ikut bangga bertetangga dan berinteraksi dengan para alumni Santri Zainul Hasan Genggong,” ungkapnya.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Lailatul Qiro’ah merupakan kegiatan rutin setiap malam 10 Ramadhan yang digelar oleh Keluarga Besar Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong. Kegiatan ini diikuti oleh ribuan Nahdliyin dan pecinta Al-Qur’an yang memadati pelataran Masjid Al-Barokah Zainul Hasan Genggong.

Kegiatan yang juga untuk memperingati haul salah satu pendiri Pesantren Zaha Genggong, Almarhumah Nyai Hj Himmami Hafshawati ini diwarnai oleh lantunan indah ayat suci Al Qur’an yang dibacakan oleh para peraih prestasi dalam Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Nasional dan santri pilihan Pesantren Zaha Genngong.

Hadir dalam kesempatan tersebut Pengasuh Pesantren Zaha Genggong yang juga Ketua PWNU Jawa Timur KH Moch. Hasan Mutawakkil Alallah, pengurus Pimpinan Wilayah Jami’atul Qurro wal Huffadz (JQH) Jawa Timur serta sejumlah di lingkungan Pemkab Probolinggo. (Syamsul Akbar/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw Kajian Islam Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Lakpesdam PBNU Minta Polri Hentikan Kriminalisasi Haris Azhar

Jakarta, Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw. Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) PBNU, Rumadi Ahmad menyayangkan sikap TNI, Polri dan BNN yang melaporkan koordinator Kontras Haris Azhar ke Bareskrim Polri karena dianggap melakukan fitnah dan mencemarkan nama baik terkait tulisannya di media sosial. 

“Sikap Polri, TNI dan BNN yang hendak melakukan kriminalisasi terhadap Haris Azhar, koordinator Kontras, patut disayangkan. Sikap reaktif itu justru akan mengundang kecurigaan publik atas kebenaran informasi yang diberikan Freddy Budiman melalui Haris Azhar,” ujar Rumadi melalui surat elektronik yang dikirim ke Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw, Jumat (5/8).

Rumadi menilai, Polri, TNI dan BNN seharusnya berterima kasih kepada Haris Azhar atas sejumlah informasi yang dia peroleh dari Freddy Budiman. Bukan justru mengkriminalkan. “Haris Azhar harus diajak kerjasama untuk menelisik kebenaran informasi itu. Tidak fair kalau Haris Azhar disuruh membuktikan kebenaran informasi itu. Kriminalisasi merupakan cara-cara lama yang seharusnya ditinggalkan,” lanjutnya.

Lakpesdam PBNU Minta Polri Hentikan Kriminalisasi Haris Azhar (Sumber Gambar : Nu Online)
Lakpesdam PBNU Minta Polri Hentikan Kriminalisasi Haris Azhar (Sumber Gambar : Nu Online)

Lakpesdam PBNU Minta Polri Hentikan Kriminalisasi Haris Azhar

Informasi yang disampaikan Haris Azhar menurutnya bukan hal baru. Di kalangan masyarakat sudah lama beredar kabar adanya keterlibatan oknum aparat dalam peredaran narkoba.

“Komjen Budi Waseso, Kepala BNN, juga pernah menyatakan hal yang sama. Agak aneh, Polri, TNI dan BNN saja belum berkomunikasi dan menanyakan kepada Haris Azhar atas informasi yang diberikan, tapi langsung memberi reaksi yang mengarah pada kriminalisasi,” katanya.

Menurut komisioner Komisi Informasi Pusat ini, kejahatan narkoba sebagai extra ordinary crime membutuhkan langkah-langkah luar biasa. Karena itu, mengkriminalisasi Haris Azhar karena informasi yang dia berikan hanya akan mengerdilkan langkah-langkah luar biasa yang seharusnya diambil aparat penegak hukum. (Zunus)

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw AlaNu, Kajian, Olahraga Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Ini Sikap Jaringan Gusdurian Terhadap Pemblokiran Situs-situs Radikal

Jakarta, Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw. Sebagaimana dikabarkan oleh sejumlah media, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) telah melakukan permintaan pemblokiran puluhan situs yang dianggap berbau radikal kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika. Kemudian beredar surat Kementerian Komunikasi dan Informatika kepada penyelengara ISP yang meminta menambahkan sejumlah situs ke dalam sistem filtering.?

Ini Sikap Jaringan Gusdurian Terhadap Pemblokiran Situs-situs Radikal (Sumber Gambar : Nu Online)
Ini Sikap Jaringan Gusdurian Terhadap Pemblokiran Situs-situs Radikal (Sumber Gambar : Nu Online)

Ini Sikap Jaringan Gusdurian Terhadap Pemblokiran Situs-situs Radikal

Menurut Alissa Wahid, Koordinator Jaringan GUSDURian Indonesia, hal tersebut memicu kontroversi. Selama ini sejumlah situs memang ditengarai menganjurkan kekerasan dan menebarkan kebencian. Sejumlah situs bahkan ditengarai mengajarkan aksi terorisme.

"Jaringan GUSDURian sangat menentang isi sejumlah situs yang mengajarkan kekerasan dan kebencian terhadap kelompok lain yang berbeda," ujar Alissa melalui rilis yang diterima Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw, Selasa (31/3).

Secara prinsip, katanya, hak berekspresi dan berpendapat adalah hak asasi yang dijamin oleh konstitusi. Setiap tindakan pembatasan terhadap hak asasi oleh negara, harus dilakukan dengan memenuhi kaidah pembatasan, yakni pembatasan tersebut harus diatur di dalam undang-undang serta dilakukan dengan transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Oleh karena itu, lanjut Alissa, terhadap pemblokiran sejumlah situs yang dianggap radikal, Jaringan GUSDURian Indonesia menyatakan:

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

1. Mendukung upaya Negara untuk menindak situs-situs dan pihak-pihak yang menyebarkan informasi yang bertujuan menimbulkan kebencian dan permusuhan, utamanya untuk menanamkan semangat teror.?

2. Mendesak agar tindakan terhadap pihak-pihak penyebar kebencian tersebut dilakukan dengan cara yang sesuai dengan konstitusi dan dilakukan secara transparan dan akuntabel kepada publik.?

3. Setiap tindakan pembatasan hak berpendapat, termasuk pemblokiran situs, harus dilakukan berdasar pada undang-undang dan tidak boleh dilakukan secara semena-mena.?

4. Mendesak pemerintah untuk menegakkan hukum tanpa diskriminasi terhadap semua warga negara, dan tidak ragu terhadap kelompok penekan yang mengingkari falsafah dasar NKRI.?

5. Menyerukan kepada segenap Gusdurian dan masyarakat luas untuk tidak terpengaruh dan terprovokasi oleh muatan situs-situs yang menganjurkan kebencian dan kekerasan.?

6. Menyerukan kepada segenap Gusdurian dan masyarakat luas untuk memperkuat situs-situs dan gerakan yang mendorong perdamaian dan toleransi. (Red: Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw Berita, Cerita, Olahraga Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Jumat, 20 Oktober 2017

Tradisi Peuphon Kitab di Dayah Jam’iyah Al-Aziziyah

Jakarta, Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw. Tradisi peuphon kitab (memulai kitab) menjadi salah satu bukti penghormatan santri terhadap ilmu dan pemiliknya. Kebiasaan ini dilakukan di hampir seluruh dayah atau pesantren tradisional di Aceh. Seperti yang berlangsung di Dayah Jami’ah Al-Aziziyah Batee Iliek, Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireuen, Aceh.

Santri kelas III Dayah Jami’ah Al-Aziziyah Batee Iliek, Rabu (24/12), menggelar kegiatan tersebut bersama Abi Zahrul Mubarrak, putra Abu MUDI Mesra Samalanga. Peuphon kitab dimulai dengan pemberian hadiah bacaan surat al-Fatihah untuk pengarang kitab.

Tradisi Peuphon Kitab di Dayah Jam’iyah Al-Aziziyah (Sumber Gambar : Nu Online)
Tradisi Peuphon Kitab di Dayah Jam’iyah Al-Aziziyah (Sumber Gambar : Nu Online)

Tradisi Peuphon Kitab di Dayah Jam’iyah Al-Aziziyah

Kitab pertama yang dimulai dalam tradisi rutin yang bertujuan mengharap keberkahan (tabaruk) kali ini adalah Fathul Mu’in karya Syekh Zainuddin Al Malibari, Syarh Waraqat karya Syekh Jalal al-Mahalli yang merupakan uraian dari kitab ushul fiqih karangan Imam Haramain, dan Kitab Nazam Sulam Munauraq karya Syekh Abdurrahman Al-Ahdhari.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Dalam siaran pers yang diterima Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw, Abi Zahrul memperkenalkan kitab tersebut satu persatu kepada santri lengkap dengan biografi singkat pengarangnya. Salah satu pelajaran penting yang dapat dipedomani, menurut Abi, adalah pentingnya sebuah nama.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Kitab Qurratul Ain, misalnya, bermakna penyejuk jiwa. Nama ini menjadi salah satu doa tersirat sang pengarang (mushannif) agar menarik bagi pembacanya. “Bek sampe kitab baro geubuka, santri kadipreh-preh pajan su lonceng,” kata Abi yang disambut tawa santri Batee Iliek.

Abi juga heran ada sebagian orang yang terkadang memberikan nama anaknya terlebih dahulu, baru mencari tahu arti belakangan. Padahal, dalam Islam nama adalah perkara yang sangat penting dan bagian dari doa.

Ia menguraikan panjang lebar tentang perbedaan fiqih, ushul fiqih dan qaidah fiqih saat mengawali pembelajaran kitab Waraqat. Ushul fiqih merupakan sekumpulan teori yang digunakan oleh para mujtahid untuk menggali hukum fiqih, jadi secara teori ushul fiqih lahir sebelum fiqih, sedangkan qaidah fiqih justru lahir setelah fiqih.

Satu hal lain yang menarik dari kitab ini adalah hasyiah-nya (penjabaran atas syarah) yang dikarang orang Indonesia, Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi. Abi menceritakan bahwa dulu banyak ulama Indonesia yang berpaham Ahlussunnah wal Jamaah yang mengajar di Masjidil Haram sebelum Arab Saudi dikuasai oleh kalangan Wahabi.

Dalam mengomentari kitab Sulam Munauraq dalam fan mantiq, salah satu hal yang disampaikan oleh Abi adalah letak perbedaan antara filsafat Islam dan filsafat barat. “Filsafat Islam berangkat dari keyakinan, sedangkan filsafat barat berangkat dari keraguan,"

Kemudian dalam hal pencapaian ilmu, filsafat barat hanya berorientasi pada mahsus (indrawi) dan al-‘aqlu (rasio), sedangkan filsafat Islam dalam pencapaian ilmu diklasifikasikan dalam tiga hal, mahsus, al-‘aqlu dan tawatur yaitu sesuatu yang bersumber dari Alquran dan hadis dengan periwayatan dalam jumlah ramai.

Di akhir pengajian muqaddimah Mantiq, Abi Zahrul menceritakan sosok Syekh Abdurrahman Al-Ahdhari yang mengarang kitab Mantiq ini pada usia 21 tahun. Namun, ternyata masih ada pengarang yang lebih muda dari Syekh al-Ahdhari yaitu Ibnu Hajib yang mengarang nazam Jamal al-Khawanji pada usianya yang masih 6 tahun. Acara peuphon kitab ini diakhiri dengan salam-salaman yang dipandu dengan shalawat badar. (Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw Khutbah, IMNU, Syariah Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Wasiat Terakhir Habib Abdurrahman bin Muhammad Al-Habsyi

Jakarta, Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw 

Habib Abdurrahman bin Muhammad Al-Habsyi merupakan cucu dari  Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi Kwitang. Ia wafat pada Senin (15/1) pukul 19.10 WIB. 

Pada saat pemakamannya, Selasa (16/1) sejumlah ulama dari berbagai negara seperti Singapura, Malaysia, dan Yaman hadir bertakziah. Tokoh dalam negeri seperti Susilo Bambang Yudhoyono, Gubernur DKI Jakarta Anis Baswedan dan Sandiaga Uno, Agus Harimurti Yudhoyono dan tokoh-tokoh lain juga hadir.

Wasiat Terakhir Habib Abdurrahman bin Muhammad Al-Habsyi (Sumber Gambar : Nu Online)
Wasiat Terakhir Habib Abdurrahman bin Muhammad Al-Habsyi (Sumber Gambar : Nu Online)

Wasiat Terakhir Habib Abdurrahman bin Muhammad Al-Habsyi

Habib Ali, putra Habib Abdurrahman bin Muhammad Al-Habsyi dalam sambutan pemakaman, ia mewakili keluarga agar hadirin membukakan pintu maaf jika almarhum memiliki kesalahan.

Ia juga menyampaikan salah satu wasiat almarhum, yaitu meneruskan pengajian Islamic Center Indonesia (ICI) yang merupakan majelis ta’lim yang dirintis kakeknya, yakni Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi Kwitang. 

Selain bergaul degan para ulama, semasa hidup, Habib Abdurrahman merupakan sosok pendakwah yang memiliki kedekatan dengan berbagai latar belakang. 

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Dalam tata cara bergaul pun, ia adalah sosok yang tawadhu, tak segan-segan memuji beberapa seniornya dalam bidang dakwah. Kearifannya tersebut dapat dilihat pada kiprahnya di ICI yang merupakan buah eksperimen di lapangan selama hidupnya. 

Untuk tetap berkembang menjadi lembaga dakwah di tengah-tengah ibu kota, maka tak heran bila ia meminta kepada keturunannya agar ICI tetap diteruskan sesuai misinya. (Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw News, Sunnah, Kajian Islam Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Kamis, 19 Oktober 2017

Kiai Maruf Amin: Gerakan Nyata Pertanian Lebih Mulia Dibanding Aksi-aksi Jalanan

Jakarta, Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw - Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Maruf Amin menyatakan pentingnya gerakan nyata pengembangan perekonomian umat. Ia mengapresiasi budidaya jagung di Lamongan yang dapat meningkatkan kesejahteraan umat di bawah.

Terkait aksi 299, Kiai Maruf yang juga Ketua Umum MUI menyatakan bahwa aksi serupa tak lagi diperlukan.

Kiai Maruf Amin: Gerakan Nyata Pertanian Lebih Mulia Dibanding Aksi-aksi Jalanan (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Maruf Amin: Gerakan Nyata Pertanian Lebih Mulia Dibanding Aksi-aksi Jalanan (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiai Maruf Amin: Gerakan Nyata Pertanian Lebih Mulia Dibanding Aksi-aksi Jalanan

Menurutnya, umat Islam lebih membutuhkan aksi nyata di ranah pengembangan ekonomi. Umat membutuhkan berbagai prakarsa multipihak untuk perbaikan taraf hidup mereka.

Kiai Maruf mengapresiasi langkah Pemkab Lamongan, Asosiasi Tani Nelayan Andalan, juga Asosiasi Petani Jagung Indonesia bersama-sama para petani di Lamongan yang mampu meningkatkan hasil jagung mereka hingga 300 persen bila dibandingkan masa panen sebelumnya.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Inisiatif demikian, tambahnya, lebih mulia ketimbang aksi-aksi yang justru berpotensi memicu kegaduhan, kata Kiai Maruf yang menghadiri Panen Raya Jagung Musim Kemarau 2017 di Desa Kendali Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan, Jumat (29/9). (Red Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw News, Sholawat Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Rabu, 18 Oktober 2017

Gus Mus: Jaga Nilai dan Norma Desa

Semarang, Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw. Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH A. Mustofa Bisri kembali mengajak para pengurus NU untuk menjaga dan mengawal nilai-nilai dan norma-norma desa seperti kemandirian, gotong-royong, solidaritas, dan kerukunan.

Gus Mus: Jaga Nilai dan Norma Desa (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Mus: Jaga Nilai dan Norma Desa (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Mus: Jaga Nilai dan Norma Desa

“Jangan hanya mengawal Undang-Undang Desa saja melainkan juga jaga tradisi dan normanya,” katanya  saat menyampaikan pengarahan dalam acara halaqah regional bertema peran NU mengawal implementasi UU desa yang diselenggarakan PWNU Jawa Tengah di Hotel New Metro Semarang, Sabtu (15/11) malam kemarin.

Kiai yang biasa disapa Gus Mus menyatakan pemimpin agung Rasulullah SAW telah banyak mengajarkan ajaran dan keteladanan yang bisa menjadi cermin melaksanakan nilai-nilai desa tersebut. Mengutip hadits tentang memulyakan tamu, Gus Mus, orang desa yang masih mempraktekkannya.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

“Berbeda orang kota, baru datang belum apa-apa sudah ditanyakan KTP-nya.  Termasuk memberikan simpati kepada orang mati, hanya orang desa yang masih bertahan,”ujar Gus Mus menyindir.

Pendiri NU, kata pengasuh pengasuh pesantren Leteh rembang ini, mempunyai keinginan mendesakan kota dalam artian menanamkan nilai-nilai dan norma. Dengan demikian,  orang kota sikap dan prilaku bisa seperti orang desa.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

“Seperti taawun (gotong-royong) itu sangat kental dengan orang desa. Semuanya itu tercantum pada UU desa tetapi itu tergantung dari implementasinya,”tandasnya.

Sebelumnya, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Ketua PW ISNU sekaligus Bupati Wonosobo Khaliq Arif memaparkan tentang UU Desa dan peran NU dalam mengawal implementasi UU no 6 tahun 2014 tersebut. (Qomarul Adib/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw Santri, Sunnah Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Ahmadinejad Janjikan Kabar Tentang Nuklir

Teheran, Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw. Presiden Mahmoud Ahmadinejad hari Minggu menjanjikan kabar terbaru mengenai program nuklir Iran dimana negara itu bersikeras nuklirnya adalah untuk tujuan damai sedangkan negara Barat curiga hal itu adalah kedok untuk membuat senjata atom.

"Rakyat Iran akan segera mendengar kabar perkembangan nuklir," kata kantor berita resmi IRNA, yang mengutip Ahmadinejad saat memberi sambutan pada peringatan lahirnya hari republik Islam itu.

Dewan Keamanan PBB bulan lalu memberlakukan sanksi baru kepada Iran karena menolak menghentikan pengayaan uranium yang merupakan proses untuk membuat bahan bakar nuklir.

Ahmadinejad Janjikan Kabar Tentang Nuklir (Sumber Gambar : Nu Online)
Ahmadinejad Janjikan Kabar Tentang Nuklir (Sumber Gambar : Nu Online)

Ahmadinejad Janjikan Kabar Tentang Nuklir

Teheran telah mengemukakan kepada Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) tentang rencana memasang 3 ribu alat sentrifugal untuk pengayaan uranium di fasilitas bawah tanah di Natanz.

Sebanyak 3 ribu alat sentrifugal dalam waktu satu tahun dapat menghasilkan uranium yang sudah dikayakan untuk satu bom atom.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Pada April 2006, Iran mengumumkan berhasil memperkaya uranium menjadi 3,5 persen. Senjata nuklir membutuhkan pengayaan lebih dari 90 persen. (ant/rif)



Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw Nahdlatul, Pemurnian Aqidah, Nasional Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Selasa, 17 Oktober 2017

Saat Antrean Panjang, Haji Lebih Dari Sekali Cacat Moral

Jakarta, Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw. Pelaksanaan ibadah haji lebih dari sekali baik, sudah jelas mubah menurut agama. Namun pelaksanaan haji lebih dari sekali di tengah keterbatasan kuota haji, jelas memasukkan pelakunya ke dalam daftar mereka yang berperilaku tercela. Pasalnya, pelaksanaan haji lebih dari sekali jelas mengurangi kuota calon haji wajib.

Saat Antrean Panjang, Haji Lebih Dari Sekali Cacat Moral (Sumber Gambar : Nu Online)
Saat Antrean Panjang, Haji Lebih Dari Sekali Cacat Moral (Sumber Gambar : Nu Online)

Saat Antrean Panjang, Haji Lebih Dari Sekali Cacat Moral

Isu ini mengemuka dalam forum bahtsul masail pra muktamar NU yang diadakan PBNU di pesantren Krapyak, Yogyakarta, Sabtu-Ahad (28-29/3).

Beberapa kiai mendasarkan perilaku tercela ini pada ghosob yang secara otomatis hukumnya haram. Menurut mereka, orang yang melaksanakan ibadah haji lebih dari sekali merampas secara nyata hak kuota orang lain.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Salah satu peserta forum ini KH Muzammil menerangkan bahwa ibadah haji kedua atau ketiga hukumnya sunah. Ini sudah maklum. Tetapi hukum haji tidak wajib (kedua atau ketiga kali) yang menghalangi orang lain menunaikan haji wajib ialah haram baik dilarang pemerintah atau tidak. Karena dasarnya, merugikan orang lain.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

“Alasan kedua, secara moral orang yang berhaji dua kali mencederai muru’ahnya (harga diri) karena menghamburkan harta (isrof). Menurut Imam Ghozali, termasuk orang yang terpedaya ialah infaq untuk keperluan haji beberapa kali sementara ia meninggalkan tetangga dalam keadaan lapar,” kata Ketua LBM PWNU Yogyakarta mengutip nukilan dari Ihya Ulumiddin di hadapan sedikitnya 40 kiai NU.

Kiai Muzammil juga mengutip qaul Ibnu Masud RA, “Di akhir zaman banyak orang haji tanpa sebab”. Karena itu, Dirjen Haji Kemenag RI perlu membuat aturan penundaan keberangkatan untuk mereka yang pernah melaksanakan haji.

Sedangkan mereka yang pernah ibadah haji perlu menyadari untuk menunda pendaftaran demi memberi kesempatan ibadah haji bagi saudara lain yang belum menunaikannya. Alangkah baiknya ia mengalokasikan dananya untuk kesejahteraan tetangga di sekitarnya. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw Amalan, News Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Senin, 16 Oktober 2017

Peran Kepemimpinan di Lembaga Pesantren

Jakarta, Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Secara institusional pesantren merupakan salah satu corak lembaga pendidikan yang berkembang di segenap penjuru Nusantara. Eksistensinya, baik secara historis maupun sosiologis, secara legal formal menjadi bagian integral dari berbagai corak lembaga pendidikan yang diakui Negara (UU No. 20 Tahun 2003).

Peran Kepemimpinan di Lembaga Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)
Peran Kepemimpinan di Lembaga Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)

Peran Kepemimpinan di Lembaga Pesantren

Presiden keempat RI, Gus Dur, secara sosiologis mewacanakan pesantren sebagai subsistem dari sistem pendidikan di negeri ini. Secara kultural pun demikian. Walau tidak dalam pola-pola tertentu yang seragam dan masif, kultur pesantren ikut mewarnai kultur masyarakat di sekitarnya, dalam relasi pesantren-masyarakat yang mengalami pasang-surut sesuai dengan dinamika kehidupan yang dialami. 

Sepanjang Republik Indonesia ini ada, maka sepanjang itu pula barangkali tak perlu kekhawatiran yang berlebihan tentang eksistensi pesantren berdampingan dengan lembaga pendidikan formal, atau lembaga pendidikan sejenis lainnya. Persoalan eksistensi pesantren dapat menjadi isu krusial yang menguras perhatian apabila ditinjau dari aspek kultural-sosiologisnya. 

Pesantren sebagai subkultur bangsa ini, sebagaimana kultur bangsa secara keseluruhan, sedang berhadapan dengan arus globalisasi kultural dan sosiologis. Globalisasi menjadi harapan sekaligus tantangan bagi eksistensi pesantren di masa-masa yang akan datang. 

Persoalan-persoalan yang dialami lembaga pendidikan corak apapun di negeri ini terkait dengan globalisasi, yaitu: sumber daya, kepemimpinan, motivasi, dan kebangsaan. Dalam hal ini, sumber daya dapat di-breakdown menjadi sumber daya manusia dan sumber daya sarana-prasarana. Jikalau sumber daya-sumber daya ini relatif kuat dan berkualitas, niscaya ia akan mampu menghadapi dan melampaui tantangan global. 

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Dalam konteks manajerial suatu lembaga pendidikan—apapun coraknya, kemampuan melampaui tantangan global tersebut tentu saja tidak dapat dilepaskan dari peran-peran kepemimpinan dalam lembaga tersebut. 

Peran-peran kepemimpinan dapat ditinjau dari aspek bagaimana suatu kepemimpinan dilakoni, dan terindikasi sebagai gaya (style) seorang pemimpin memimpin lembaganya, memimpin dan mengelola sumber daya manusia dan sumber daya sarana-prasarana.

Di samping itu, tentu saja bagaimana seorang pemimpin dalam peran dan fungsi manajerialnya sehari-hari mengambil keputusan dan mencari solusi atas berbagai permasalahan dalam lembaga pendidikan yang dipimpinnya. Dalam konteks pesantren tentu saja yang dimaksud adalah profil kiainya. 

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Sistem nilai yang dibangun bersama dalam suatu lembaga pendidikan juga ikut menentukan sejauh mana lembaga pendidikan mampu melampaui tantangan global. Sistem nilai sebagai identitas lembaga juga mengartikulasikan kemampuan lembaga tersebut untuk bertahan (survive ability). 

Motivasi sumber daya manusia internal lembaga, utamanya tenaga pendidik—dalam hal ini ustadz dalam pesantren, memiliki posisi kunci walau tidak sentral, dalam ikut membentuk sikap terhadap tradisi dan perubahan global. 

Terkait kemampuan dan kemauan lembaga pendidikan melampaui tantangan global adalah penanaman dasar dan pilar kebangsaan. Dampak dari penyelenggaraan suatu lembaga pendidikan—apapun coraknya—termasuk pesantren adalah memperkuat dan membangun spirit kebangsaan, minimal terhadap para santri, alumni, dan masyarakat di sekitar pesantren tersebut. (Kendi Setiawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw Nahdlatul Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Minggu, 15 Oktober 2017

100 Orang Ikuti “Nobar” GP Ansor Kota Bandung

Bandung, Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw. Sekitar seratus orang mengikuti nonton bareng film “Sang Kiai” yang dikoordinir Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kota Bandung. Nonton bareng tersebut berlangsung di Studio Galaxi V King, Kota Bandung, Jawa Barat pada Senin, (10/6).

100 Orang Ikuti “Nobar” GP Ansor Kota Bandung (Sumber Gambar : Nu Online)
100 Orang Ikuti “Nobar” GP Ansor Kota Bandung (Sumber Gambar : Nu Online)

100 Orang Ikuti “Nobar” GP Ansor Kota Bandung

Menurut Ketua Panitia nonton bareng Muhammad Badruzaman Syapi’i, 100 orang tersebut terdiri dari pengurus dan anggota GP Ansor serta Banser Kota Bandung. Selain itu, peserta sanlat BPUN 2013, juga para juara Festival Al-Barjanji (1,2,3 dan favorit) yang digelar di Masjid Al-Rohim Sabtu (8/6).

Badruzaman mengatakan, para peserta nobar sanata antusias menonton. Berbagai ekspresi dan komentar positif mereka kemukakan.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Ia menilai, dalam film tersebut, penonton memperoleh gambaran jelas tentang keadaan umat Islam Indonesia mulai perjuangannya, model pendidikan, pekerjaan sehari-hari serta pergaulan antara pria dan wanita yang sesuai dengan ajaran Islam.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Badruzaman menambahkan, banyak yang harus ditiru dari sepak terjang KH Hasyim Asy’ari mulai dari ketawadluan, kesabaran, dan keyakinan (ketauhidan) dalam menghadapi keadaan.

Melalui nobar “Sang Kiai” ia berharap, bisa menumbuhkan semangat tinggi, khususnya pengurus dan anggota GP Ansor dan Banser Kota Bandung, “Serta warga NU pada umumnya dalam meneruskan perjuangan KH Hasyim Asy’ari,” pungkasnya.

Redaktur: Abdullah Alawi

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw Anti Hoax Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Jumat, 13 Oktober 2017

PMII Bandar Lampung Gelar Aksi Tolak Politik Uang

Bandar Lampung, Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw. Sejumlah kader PC PMII Bandar Lampung dari pelbagai perguruan tinggi menggelar orasi dan penggalangan 1000 tanda tangan bagi terciptanya demokrasi terhormat di Bandar lampung, Lampung, Rabu (8/1). Mereka mengajak warga Lampung menolak demokrasi transaksional, demokrasi umbar janji, dan demokrasi halal-haram hantam.

Ketua PC PMII Bandar Lampung Hendri Badra mengatakan, setelah merdeka 68 tahun, kematangan demokrasi yang diharapkan masyarakat masih sangat jauh dari harapan rakyat. “Republik ini masih terkungkung dengan kegalauan sistem demokrasi,” kata Hendri, Rabu (8/1).

PMII Bandar Lampung Gelar Aksi Tolak Politik Uang (Sumber Gambar : Nu Online)
PMII Bandar Lampung Gelar Aksi Tolak Politik Uang (Sumber Gambar : Nu Online)

PMII Bandar Lampung Gelar Aksi Tolak Politik Uang

Elit politik dan negarawan pada era Orde Lama berasal dari kalangan terdidik dan aktivis. Sementara pada Orde Baru, kata Hendri, elit politik diramaikan kalangan militer. Sedangkan saat ini, pengusaha juga turut andil dalam sistem kenegaraan. Buktinya banyak pengusaha melibatkan diri dalam partai besar selain membuat partai baru.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Berangkat dari sejumlah pertimbangan di atas, PC PMII Bandar Lampung menggelar aksi kali ini. Aksi ini mengambil bentuk orasi berjalan dari Gedung Juang hingga Tugu Adipura.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Hendri berharap aksi ini bisa menciptakan pemilu 2014 dan legislatif bersih supaya pemilihan umum kembali pada khittahnya. Sebagai tindak lanjut dari aksi ini, PC PMII Bandar Lampung membuka posko pengaduan dugaan kecurangan pemilu di beberapa titik di Kota Bandar Lampung. (Gatot Arifianto/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw Internasional, Kyai Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Selasa, 10 Oktober 2017

Jangan Kau Robek Merah Putih Kami!

Oleh Aris Adi Leksono

Apa yang sesungguhnya terjadi di negeri ini? Siapa dibalik mobilitas sosial yang mengancam stabilitas keamanan, politik, dan ekonomi ini? Semuanya tanda tanya besar. Jawaban pasti mungkin hanya Tuhan yang tahu.?

Tersangka penista agama jadi ditahan atau tidak? Kelompok GNPF-MUI akan mencapai hasil yang diinginkan atau hanya rutinitas Jumat? Semuanya spekulasi, akibatnya memicu seribu opini yang semakin semrawut.

Jangan Kau Robek Merah Putih Kami! (Sumber Gambar : Nu Online)
Jangan Kau Robek Merah Putih Kami! (Sumber Gambar : Nu Online)

Jangan Kau Robek Merah Putih Kami!

Mulai dari opini yang mengarah pada isu SARA, sampai pada isu makar, ? kudeta kekuasaan Presiden. Respon atas opini tersebut juga beragam, mulai dari unjuk kekuatan massa dalam bentuk solidaritas anti penista agama, solidaritas gelar sajadah, sampai shalat Jumat akbar di tempat yang tidak lazim dilakukan oleh umat Islam Indonesia. Pihak lain, atas nama persatuan menggelar pawai Bhinneka Tunggal Ika, istighotsah kebangsaan, doa bersama, Nusantara satu, dan lain sebagainya.

Ini dagelan atau memang fase menuju kebangkitan, kedewasaan dalam berbangsa dan bernegara, atau seperti yang diasumsikan kaum jihadis, masa kebangkitan Islam Indonesia? Seperti balsem, semakin digosok, semakin panas. Bagaikan api ketemu kayu bakarnya. Isu, opini, propaganda, fitnah individu atau kelompok, dan berita hoax menjalar begitu cepat, seakan lupa kita adalah saudara. Indonesia-ku, Indonesia-mu, Indonesia kita.

Ingat, Indonesia telah dijajah oleh musuh yang nyata selama lebih dari 350 tahun. Tapi, saat itu musuh bangsa Indonesia adalah bangsa lain. Nah, ironi saat ini seakan bangsa ini akan berperang melawan saudara sendiri. Saudara sebangsa dan setanah air yang terikat dalam rajutan merah putih, Negara Kesatuan Republik Indonesia. Lebih naas lagi ketika yang diperhadapkan adalah politik aliran, politik madzhab, dan lainnya. Bisa jadi antar ormas Islam Indonesia saling bermusuhan dan menjatuhkan. Akibatnya, lagi-lagi ancaman disintegarasi bangsa.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Apakah mereka lupa, bahwa bangsa dan negara ini berdiri atas pengorbanan jiwa dan raga. Bangsa dan negara ini kokoh atas pengorbanan ego ras, suku, dan agama. Ego sektoral itu mampu disatukan menjadi konsensus Pancasila sebagai dasar berbangsa dan bernegara.

Ini Nusantara Bung, berjuta pulau ada di sini, beribu ras dan suku ada di sini, berpuluh bahasa ada di sini, berpuluh agama dan kepercayaan ada di sini. Tapi sejak berpuluh tahun lalu sajadah kami adalah Merah Putih. Merah itu keberanian kami, putih itu hati, pikiran, tindakan kami yang selalu berusaha suci dan bersih.?

Nah, atas pertimbangan kita pernah merasakan himpitan bersama karena dijajah, kita pernah berikrar bersama bahwa tanah air, bangsa, dan bahasa kita sama. Dasar kehidupan berbangsa dan bernegara pernah kita rumuskan bersama, Pancasila. Kenapa hari ini seakan memori itu hilang? atau sengaja dilupakan? Apakah masalah hari ini lebih besar dari urusan penjajahan? Ataukah lebih rumit dari merumuskan dasar negara? Tentu tidak.?

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Jangan engkau robek merah putih-ku, merah putih-mu, merah putih kita, hanya karena politik-kekuasaan, ego sektoral, apalagi hanya soal perang rezim. Merah putih telah menghantarkan kita sampai pada gerbang pintu kemerdekaan. Selanjutnya, tidak ada yang lebih penting, kecuali tercapainya cita-cita kemerdekaan. Terwujudnya masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera. Makmur dalam keadilan dan adil dalam kemakmuran.?

Bentangan merah putih masih mampu dan kuat dibuat berteduh. Jangan karena persoalan agama bentangan itu rapuh. Jangan karena menghadapi rekayasa dengan rekayasa, bentangan itu rubuh. Jangan karena kepentingan dan kekuasaan sesaat, bentangan itu ambruk. Agama dan negara, melalui nilai merah putih telah mengajarkan pentingnya menyelesaikan masalah kebangsaan dengan dialog, komunikasi, duduk bersama untuk musyawarah mufakat.?

Merah putih teruslah engkau berkibar. Barang siapa melakukan rekayasa, maka Allah SWT juga akan semakin merekayasanya. Kalau takbir dapat menjelma menjadi energi perjuangan, maka saatnya bersholawat di bulan Maulid ini untuk mewujudkan kesejukan bangsa dan negeri. Semuanya dalam dekapan merah putih. Merdeka!?

Penulis adalah rakyat jelata, perindu harmoni dalam dekapan merah putih.

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw Internasional, Ulama Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw