Minggu, 30 September 2007

Pedang Cinta

Oleh Abdullah Zuma

Ketika duduk di bangku SMA, saya beruntung mendapat guru-guru yang menguasai mata pelajarannya. Salah satunya guru bahasa Indonesia. Dia sangat menguasai segala tetek-bengek pelajaran ini; mulai dari tata bahasa, apresiasi sastra, hingga wacana, dan lain lain. Maklum sudah puluhan tahun dia menekuni pelajaran ini. Tak salah jika dibilang guru senior atau gaek. Usianya hampir kepala tujuh. Perawakannya kurus tinggi, mirip Pramudya Ananta Toer.

Konon, guru yang satu ini dulunya dia perokok berat. Tapi karena sempat mengidap penyakit paru-paru, dia ambil langkah seribu dari dunia nikotin. Biasanya, saat mengajar, dia pantang berdiri atau mondar-mandir di muka kelas. Ciri khasnya, sering menyelipkan guyonan dalam mengajar. Murid-murid jadi tidak jenuh. Tapi, kadang melarang ketawa. Susah benar! Ini yang kadang jadi persoalan. Dan selalu mencak-mencak jika pembicaraannya tidak diperhatikan. Kalau yang ini wajar, siapa pun pasti marah kalau pembicaraannya diacuhkan.

Pedang Cinta (Sumber Gambar : Nu Online)
Pedang Cinta (Sumber Gambar : Nu Online)

Pedang Cinta

Suatu ketika, pelajaran membahas intonasi. Dia begitu semangat membahasnya. Padahal menjelang istirahat. Kelas lain ada yang mencuri start meninggalkan kelas. Konsentrasi penghuni kelas jadi buyar karena ada yang tak tahan lapar, kebelet ingin ke toilet, hendak menemui seseorang atau memang malas belajar. Tampak sebagian teman berbisik-bisik dengan teman sebangkunya. Sementara yang lain ngobrol tak karuan. Kelas terdengar gemeremang seperti di pasar, atau nyaris seperti tawon hijrah.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

“Diam....!!!!” bentak Pak Guru sambil menggebrak meja.

Kontan suasana kelas saya berputar 180 derajat. Sekarang seperti di kuburan malam Jumat Kliwon. Tatapan penghuni kelas langsung memusat ke meja guru supaya terkesan memperhatikan.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

“Begitulah intonasi saat marah...” kata Pak Guru sambil membetulkan letak kacamatanya.

Teman-teman yang meyimak pelajaran, terdengar ketawa terbahak-bahak. Semantara yang lain, masih bertanya-tanya; menertawakan siapa atau apa? Tidak paham kedua kalinya.

Bel tanda istirahat pun berbunyi. Dada penghuni kelas terasa plong. Setelah mengucap salam, Pak Guru pun keluar dengan santai. Padahal habis membentak.

Teman-teman yang tidak tahu duduk permasalahan, bertanya kepada teman-teman yang tadi ketawa. Tapi kemudian mereka terdiam karena Pak Guru masuk kembali.

“Ada yang melihat pedang cinta Bapak?” tanyanya.

Sekarang teman-teman terperengah mendengar istilah yang tidak akrab di telinga.

“Pedang cinta?”

“Apaan tuh..., Pak?” tanya salah seorang.

Dia tak menjawab, malah sibuk meneliti meja guru dan membalik-balikkan buku.

“Ini!” katanya sambil tersenyum.

Alamak..., Ternyata sisir.

Jumat, 09 Mei 2009



Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw Hikmah, Kajian Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Senin, 10 September 2007

GP Ansor Karangasem Galang Bantuan Peduli Pengungsi Gunung Agung

Karangasem, Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw - Ketua GP Ansor Karangasem Hazli Hidafi mengatakan, para pengungsi terdampak aktivitas Gunung Agung membutuhkan banyak kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih dan kebutuhan penting lainnya.

"Ada juga kebutuhan khusus seperti balita, manula, dan pelengkapan mandi dan tidur," kata Hazli.

GP Ansor Karangasem Galang Bantuan Peduli Pengungsi Gunung Agung (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor Karangasem Galang Bantuan Peduli Pengungsi Gunung Agung (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor Karangasem Galang Bantuan Peduli Pengungsi Gunung Agung

Ia juga mengajak semua pihak untuk bisa membantu meringankan kebutuhan para pengungsi.

"Ada beberapa pengungsi yang tak terdata karena mendirikan tenda tenda mandiri, ini yang akan kita bantu, karena sementara ini bantuan hanya terpusat di tenda tenda induk." tegasnya.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Warga NU yang berkeinginan untuk menyumbangkan sebagian hartanya bagi pengungsi Gunung Agung, dapat mentransfer melalui Bank BRI : 460801004147531 a.n Hazli Hidafi (Ketua GP Ansor Karangasem dengan nomor kontak 085237990799.

Sebagaimana diketahui aktivitas Gunung Agung di Kabupaten Karangasem semakin mengkhawatirkan. Setelah beberapa kali mengalami fluktuasi, PVMBG meningkatkan status Gunung Agung menjadi awas ( level IV). Untuk mengantisipasi hal hal yang tidak diinginkan, pemerintah setempat melarang aktivitas warga pada radius 12 Kilometer dari Gunung Agung.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Wargapun mengungsi ke daerah daerah yang terbilang aman.

Berdasarkan  data Bidang Humas Satgas Siaga Darurat, hingga Ahad (24/9), sudah terdapat 43.036 jiwa pengungsi yang tersebar di sejumlah kabupaten yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Karangasem.

Besarnya jumlah pengungsi tersebut menjadikan semua pihak prihatin dengan kondisi pengungsi yang serba kekurangan ini. Selain pemerintah, sejumlah kelompok masyarakat menyalurkan bantuan kepada para pengungsi, termasuk dari Pimpinan Cabang GP Ansor Kabupaten Karangasem yang menerjunkan Banser Tanggap Bencana (Bagana). (Abraham Iboy/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw Olahraga Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Selasa, 04 September 2007

Wagub Jabar Apresiasi Kiprah NU Care-Lazisnu

Sukabumi, Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw - Wakil Gubernur Jawa Barat Dedy Mizwar mengapresiasi pengelolaan zakat, infak, dan sedekah (ZIS) yang melayani warga Desa Nanggerang Kecamatan Cicurug, Sukabumi. Dedy menyampaikan hal ini dalam menjawab pertanyaan Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw sesaat setelah membuka Workshop ‘Asistensi Manajemen ZIS’ di Pondok Pesantren Global Insani Mandiri (GIM), Sukabumi, Jumat (3/2) pagi.

“Ada hal menarik dari pengelolaan ZIS di Sukabumi ini yang dimulai dari tingkat desa. Betul-betul peran dan fungsi ZIS ini sangat luar biasa. Apabila ada warga yang mengalami kesulitan, pengurus sudah dekat dengan masyarakat, sehingga dapat mengatasi kesulitan warganya” kata Dedy.

Wagub Jabar Apresiasi Kiprah NU Care-Lazisnu (Sumber Gambar : Nu Online)
Wagub Jabar Apresiasi Kiprah NU Care-Lazisnu (Sumber Gambar : Nu Online)

Wagub Jabar Apresiasi Kiprah NU Care-Lazisnu

Menurut Wagub, sisi positif dari pengelolaan ZIS di Cicurug adalah sampai tahap pemanfaatan yang tepat sasaran.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

“Kalau ini terus dikembangan dengan penuh kesadaran, generasi yang akan datang hanya memakan apa yang menjadi haknya,” lanjut Wagub.

Sisi baik lainnya adalah ukhuwah (persatuan) yang juga digerakkan. Ukhuwah tersebut dijalankan dengan sesama umat Islam maupun umat Islam dengan non-Islam. Ukhuwah juga akan membentuk toleransi yang nyata dan semakin meningkatkan kualitas.

Ketiga, adalah pada pemberdayaan ekonomi masyarakat. Dalam pemanfaatan ZIS untuk persoalan ekonomi, ada data di masyarakat siapa yang membutuhkan dan perlu dibantu. Bantuan hendaknya dalam pengembangan ekonomi (modal usaha), sehingga generasi muda juga terdorong menjadi entrepreneur. Keutamaan menjadi pengusaha juga ditegaskan dalam ajaran agama Islam.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Sebelumnya, Wagup menegaskan zakat merupakan satu dari lima pondasi utama bangunan keislaman, sehingga hal tersebut menjadikan zakat sebagi instrumen penting dalam membagun tatanan kehidupan yang kokoh. Berbagi, kepedulian, dan solidaritas di antara sesama merupakan pelajaran penting yang terkandung dari disyariatkannya zakat.

Selain membuka workshop, Wagub juga melakukan peluncuran buku Membumikan Sedekah; Belajar dari Cicurug Sukabumi. Buku yang ditulis secara kolaboratif oleh Direktur NU Care-Lazisnu Syamsul Huda, Direktur Fundraising NU Care-Lazisnu Nur Rohman, dan Amin Santosa ini mengupas tata kelola ZIS di Sukabumi sejak awal pendirian hingga kiprah yang dijalankan sampai saat ini. (Kendi Setiawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw AlaSantri, Habib, Makam Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Rabu, 09 Mei 2007

Pertemuan Dua Kader NU, Lahirkan Madrasah NU

Tegal, Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw. Pertemuan dua orang seperjuangan di NU, mampu melahirkan Madrasah Tsanawiyah (MTs) NU Sunan Kalijaga Adiwerna, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Kegelisahan dua insan tersebut selanjutnya dirembug dengan Pengurus MWCNU dan setelah dua tahun kemudian, cita-citanya terwujud.

Pertemuan Dua Kader NU, Lahirkan Madrasah NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Pertemuan Dua Kader NU, Lahirkan Madrasah NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Pertemuan Dua Kader NU, Lahirkan Madrasah NU

Demikian penuturan Kepala MTs NU Sunan Kalijaga Hasan Ali, sebagaimana diceritakan kepada Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw di ruang kerjanya, Selasa (14/2).

Hasan menceritakan, pertemuan H Ahmad Yasin (alm) dan Hasan Ali yang mengajar di suatu MTs tak sehaluan, menjadikan keprihatinan mereka berdua. Selanjutnya, saling bertukar pendapat, kenapa NU tidak bisa mendirikan sekolah, sementara anak-anak NU banyak yang menjadi siswanya. Padahal tempat dimana mereka mengajar, tidak sehaluan dengan NU.?

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Akhirnya dengan semangat membaja, dua kader tersebut bisa mendirikan MTs NU setelah dua tahun malang melintang berkoordinasi. “Saya ketemu almarhum Ahmad Yasin pada 1985 lalu melakukan koordinasi dengan semua pihak dan Alhamdulillah 1987 madrasah ini berdiri,” tuturnya.?

Hasan juga tidak bisa menghilangkan jasa-jasa KH Sobirin, H Bahrudin, H Yusron, H Mahfudz, H Muslim tokoh-tokoh NU lainnya yang turut membidani kelahiran MTs NU Sunan Kalijaga.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Sungguh suatu kebahagiaan tersendiri, karena kali pertama membuka MTs NU pendaftar perdana mencapai 150 siswa, meskipun tempat belajarnya numpang di MDA Desa Kaliwadas.?

MTs yang berlokasi di jalan Singkil Kaliwadas Km 2 Adiwerna Kabupaten Tegal kini siswanya mencapai 800 anak yang terbagi dalam 21 rombongan belajar. Sedangkan guru yang mengajar sejumlah 39 dan tenaga administrasi 11 orang.

Madrasah yang didirikan di atas tanah seluas 8750 meter persegi dengan luas bangunan 1399 meter persegi pada masa mendatang akan didirikan SD dan SMA NU serta Pesantren. “Luasnya tanah memungkinkan untuk pengembangan menjadi sekolah terpadu dengan pesantren,” tekadnya.

Keseriusan mengembangkan madrasah NU menjadi penyemangat tersendiri bagi seluruh warga madrasah dari siswa hingga guru. Terbukti keseriusan tersebut diujudkan dalam berbagai kegiatan yang menjadi tradisi NU.?

Antara lain adanya pembiasaan pembacaan yasin, tahlil ? setiap hari Jumat. Shalat duha dan sholat dhuhur berjamaah diwajibkan untuk seluruh siswa dan guru. Tidak heran kalau di depan kelas penuh kran wudlu, sampai 40 buah.

Juga Istighosah dan pengajian kitab kuning talimul mutaalim, setiap Jumat Kliwon. Siswa sudah datang di Madrasah sejak jam 6.20 yang selanjutnya membaca qiroatil quran untuk kelas 7 dan 8. Sedangkan kelas 9 menghafal juz ke-30.?

“Al hamdulillah 90 persen lulusan MTs NU Sunan Kalijaga hafal Juz Ama. Bahkan ada yang hafidz 5 juz,” ungkapnya.

Yang menjadi pembeda dengan Madrasah lain, lanjutnya, setiap hari Senin dipentaskan pidato bahasa Indonesia, Inggris dan Arab oleh para siswa dihadapan teman-temannya di tengah-tengah lapangan. Tidak heran, madrasah ini selalu menjadi juara 1 setiap ajang lomba pidato tingkat Kabupaten Tegal.?

Mulai tahun pelajaran 2017/2018 akan diberlakukan puasa sunah setiap hari Kamis, untuk hari Senin dipersilahkan untuk puasa apa tidak terserah karena ada upacara. Sehingga tahun depan kantin dan pedagang diliburkan, dan pelajaran olahraga dialihkan ke hari yang lain.?

Menghadapi UN dan UANBN, masih kata Hasan, madrasah memberikan pengayaan pelajaran bagi kelas 9 dan melakukan istighotsah serta mujahadah. “Bersama para guru kelas 9 melakukan ziarah lokal ke Sunan Amangkurat, Pangeran Purbaya, Hadad, Sunan Panggung, dan Mbah Miftah,” ucapnya.

?

Untuk merintis pesantren, telah dibuka pesantren di MTs NU Adiwerna dengan nama Pesantren Sunan Kalijaga. Ada 65 santri mukim dibawah asuhan Kiai Maezur yang terbagi di 6 bilik santri. “Pesantren ini juga menerima siswa SD dan SMK/MA/SMA dan Mahasiswa. Untuk anak-anak SMP atau MTs di luar MTs NU Sunan Kalijaga belum bisa menerimanya,” pungkasnya. (Wasdiun/Abdullah Alalwi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw Aswaja Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Senin, 30 April 2007

Bupati Tasikmalaya: Kami Sangat Membutuhkan NU

Tasikmalaya, Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum berharap NU memberikan masukan ide kepada pemerintah untuk kemajuan kabupaten setempat. Hal itu ia sampaikan saat menyampaikan kata sambutan pada Konferensi Cabang Ke-16 Nahdlatul Ulama Kabupaten Tasikmalaya di Pondok Pesantren Cipasung, Singaparna, Tasikmalaya, Jawa Barat.

Menurut Uu, NU sebagai organisasi masyarakat terbesar di Indonesia telah menunjukkan kiprahnya dalam puluhan tahun lamanya. Jasanya pun dirasakan hampir di seluruh wilayah Indonesia, tak terkecuali di Kabupaten Tasikmalaya.

Bupati Tasikmalaya: Kami Sangat Membutuhkan NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Bupati Tasikmalaya: Kami Sangat Membutuhkan NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Bupati Tasikmalaya: Kami Sangat Membutuhkan NU

"Ide-ide dan gagasan dari NU sangat kami tunggu demi tercapainya tujuan roda pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya. Selaku kepala pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya kami sangat membutuhkan NU,” jelasnya, Kamis (29/12).

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Konfercab ke-16 NU Kabupaten Tasikmalaya membahas mengenai program kerja, masalah-masalah keagamaan, laporan pertanggungjawaban, dan pemiihan pemimpin baru. Konfercab kali ini mengusung tema “Menjaga Tradisi dan Memperkokoh Aqidah Aswaja di Tengah Tantangan Global”.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Uu berharap pemimpin terpilih dapat memberikan masukan yang manfaat, maslahat dan realistis. "Sinergitas antara pemerintah dan NU harus terus terjalin karena kami butuh dengan NU,” pungkasnya. (Husni Mubarok/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw Bahtsul Masail, Sholawat, Pondok Pesantren Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Jumat, 27 April 2007

Kisah Petani dan Pamong Desa

Sekira tahun 1980, pemerintah orde baru menggembor-gemborkan keberhasilan swasembada pangan. Namun di balik hal tersebut terdapat beragam peristiwa yang menunjukkan tidak keberpihakan pemerintah terhadap masyarakat, khususnya para petani.

Salah satu kisahnya seperti yang pernah dipaparkan oleh KH Muhammad Yahya, salah satu tokoh sepuh Desa Japurabakti Kecamatan Astanajapura Kabupaten Cirebon. Ia menceritakan tentang sebuah kebijakan pemerintah pusat yang diinstruksikan secara terstruktur hingga ke wilayah desa.

Kisah Petani dan Pamong Desa (Sumber Gambar : Nu Online)
Kisah Petani dan Pamong Desa (Sumber Gambar : Nu Online)

Kisah Petani dan Pamong Desa

“Masa itu, pemerintah pusat menginstruksikan agar para petani yang sawahnya berada di sekitaran pabrik gula wajib merelakan tanah atau sawahnya untuk ditanami tebu,” katanya.

Kebetulan saja, Desa Japurabakti terletak di wilayah yang dekat dengan Pabrik Gula Sindanglaut, peninggalan Belanda yang masih beroperasi hingga kini. Kiai Muhammad melanjutkan, dengan dalih untuk memenuhi pasokan gula negara, pemerintah pusat cenderung bersikap memaksa para petani padi untuk beralih menanam tebu.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Suatu hari, Kiai Muhammad menceritakan sebuah dialog antara pamong desa dan salah seorang petani bersikukuh untuk tetap menanami sawahnya dengan tanaman padi, padahal hampir semua sawah yang terletak di sekitarnya sudah menjulang pohon-pohon tebu yang siap pangkas.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

“Hei, Hasan! Kalau sampai besok kamu tidak juga menanami sawahmu dengan tebu, maka kamu tidak boleh bersawah di sini!,” ketus pamong desa.

“Loh, kenapa?, ini kan sawah saya sendiri?,” jawab Hasan, petani Japura.

“Ya ini memang sawahmu, tapi wilayahnya masuk ke pemerintahan desa, makanya, kalau tidak mau nurut, silakan keruk ? tanah dari sawahmu ini, terus pindahkan kemana pun kau suka, asal jangan di desa ini.”

“Oh, begitu, Bapak Pamong yang terhormat, begini, jika sawah ini tanahnya saya keruk, kan pasti berubah jadi kolam? Nah, kolam itu tetap milik saya dong?,” timpal Hasan sembari tersenyum.

Mendengar jawaban Hasan, menurut Kiai Muhammad, sang pamong desa rupanya perlu menyiapkan argumen yang lebih jitu lagi, hingga akhirnya dia berbalik badan tanpa pamit undur diri. (Sobih Adnan)

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw Aswaja Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Rabu, 28 Maret 2007

Catatan Kaderisasi Ansor Dan Banser dari Ujung Selatan Kaltim

Paser, Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw 



Tepat pada Kamis, 9 November 2017, pukul 20.30 WITA, jajaran PW GP Ansor Kalimantan Timur (Kaltim) tiba di Desa Suliliran Baru Kecamatan Paser Belengkong, Kabupaten Paser untuk memandu pelaksanaan Diklat Terpadu Dasar (DTD) V bagi PC GP Ansor Paser.

Catatan Kaderisasi Ansor Dan Banser dari Ujung Selatan Kaltim (Sumber Gambar : Nu Online)
Catatan Kaderisasi Ansor Dan Banser dari Ujung Selatan Kaltim (Sumber Gambar : Nu Online)

Catatan Kaderisasi Ansor Dan Banser dari Ujung Selatan Kaltim

Lantunan shalawat menyambut kedatangan tim pengkaderan dari PW GP Ansor Kaltim saat memasuki area pembukaan DTD, yang digelar sejak 9 hingga 12 November 2017.

Pelaksanaan DTD yang digelar di tengah-tengah kampung mendapat apresiasi positif dari warga setempat.

Sebenyak161 peserta dengan disiplin, tekun dan bersemangat mengikuti DTD yang dibimbing langsung Instruktur Satkornas Banser Gatot Arifianto, Ketua PW GP Ansor Kaltim Fajri Al Farobi, Kasatkorwil Banser Kaltim Murjani, Ketua Majelis Dzikir dan Rijalul Ansor Kaltim Ahmad Mudatsir Serta Kasat Provost Banser Kaltim Herryansyah.

Partisipasi aktif jajaran PC GP Ansor dan Satkorcab Paser, termasuk "energi" tambahan, termasuk kehadiran dari PC GP Ansor dan Satkorcab Penajam Paser Utara, yang merupakan daerah terdekat dari Kabupaten Paser.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Dari 161 peserta, terdapat 23 calon Banser putri atau yang biasa disebut Fatser.

"DTD ini merupakan kegiatan bentuk pengkaderan dari amanah para leluhur dan muasis Nahdlatul Ulama," kata Ketua PC GP Ansor Paser, Ahmad Syafii Badar.

Pengkaderan Ansor-Banser melalui DTD itu tidak hanya menggembleng paserta secara fisik, tapi juga secara mental, untuk menjadikan kader muda militan bagi Nahdlatul Ulama.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

"Semua materi sudah dikemas apik oleh tim instruktur nasional dan wilayah. Baik materi diruangan dan lapangan. Untuk materi lapangan, ada stelling, barganda, fire walker hingga caraka malam sebelum ditutup dengan pembaiatan," jelas Syafii Badar.

Semua peserta dari latar belakang pendidikan, profesi, bahkan usia itu terlihat sangat bersemangat mengikuti DTD.

Bahkan terdapat peserta berusia 53 tahun bernama Gatot Mangun Kusumo yang mantan Kepala Desa Bumi Harapan, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), turut menikmati pengkaderan tersebut bersama peserta usia yang jauh lebih muda dari dia.

"Saya bangga menjadi Banser. Karena di Banser ini menjadi tempat saya mengabdi untuk menjaga agama, dan membela bangsa Indonesia, serta menjadi benteng Nahdlatul Ulama," singkat Gatot usai pembaiatan, yang mangaku bahwa putranya, Mahmud Zaini Muslim, telah lebih dulu menjadi Banser. (Red: Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw Olahraga, Tegal Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw