Senin, 27 April 2015

KH Athoillah, Birokrat yang Teguh Ber-NU

Brebes, Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw. Sosoknya begitu lembut meskipun tegas dalam pengambilan suatu keputusan. Termasuk ketika penulis berbincang di ruang Asisten Sekda bidang Pemerintahan Pemkab Brebes, Selasa (4/10). Dia tampak begitu santai dengan perbincangan yang lembut. Ketegasannya, dia tunjukan dengan menjawab secara sigap semua pertanyaan yang dilontarkan penulis.

KH Athoillah, Birokrat yang Teguh Ber-NU (Sumber Gambar : Nu Online)
KH Athoillah, Birokrat yang Teguh Ber-NU (Sumber Gambar : Nu Online)

KH Athoillah, Birokrat yang Teguh Ber-NU

Sosok Kiai Athoillah menjadi representasi tokoh Nahdlatul Ulama (NU) di Kabupaten Brebes. Karena terbukti, sumbangsihnya dalam merawat NU selama tiga periode menjadi Ketua Pengurus Cabang (PC) NU Kabupaten Brebes cukup berhasil.

Kesederhanaan lelaki kelahiran Larangan, 19 Desember 1959 ini terlihat sejak kecil, seperti senang tidur di Masjid Dukuh Lamaran, Desa Sitanggal Larangan Brebes. Dengan tidur di masjid, katanya, tidak pernah ketinggalan sholat subuh. Juga ada berbagai perbincangan seputar dunia Islam yang kerap terlontar dari teman-teman kecilnya, sehingga terpatri semangatnya untuk membumikan Islam di daerahnya.?

Atho kecil, mengaku harus membanting tulang setelah ditinggal Sang Ayah KH Syatori Marlan pada usia 10 tahun. Namun dia tidak cengeng, terbukti dia membantu Sang Ibu Hj Fatimah terjun ke sawah ikut derep (panen padi), ketika kakek atau sedulurnya panen. Dari hasil derep tadi, uangnya ia tabung lalu dibelikan cempe (anak kambing) yang kemudian dia titipkan ke orang lain. “Hasilnya lumayan, bisa buat bayar uang sekolah,” kata Suami Henny Rosdiyati ini.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Kang Atho, demikian panggilan akrabnya, menempuh pendidikan di MI Wihdatussyubban 01 lulus 1972, lalu MTs Assalafiyah Sitanggal lulus 1975, selanjutnya diikhtiarkan dengan mondok di Mayangan Cogoroto Jombang sembari menempuh pendidikan Madrasah Aliyah lulus 1979. Sarjana Manajemen, dia tempuh di STIE Cirebon dan Pascasarjana diselesaikannya di Universitas 17 Agustus 1945 Cirebon.?

Perpaduan antara Pendidikan Umum dan Nyantri, menolong dirinya dalam aktivitasnya sebagai birokrat dan organisatoris yang ulung. Sehingga karier di bidang kepegawaian tergolong mulus meski harus berebut waktu dengan pengabdiannya dalam manjalankan pengabdian sebagai kader NU.?

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Saking padatnya waktu, Athoillah mengatakan kalau hari Minggu dia libur sebagai PNS. Tapi kalau hari Ahad, dia tetap berangkat untuk mengabdi dalam berbagai kegiatan ke-NU-an. “Kalau hari Minggu saya libur, tetapi kalau Ahad saya tetap berangkat mengabdi, ngurusin NU dan Nahdliyin,” ucapnya.?

Mengawali kariernya, Athoillah diangkat sebagai CPNS golongan II/a posisi juru penerang di Kecamatan Kersana pada 1 Maret 1980. Selang enam tahun, dia menduduki eselon Va per 24 Mei 1986 sebagai Kasubsi Monit dan Perpustakaan Kantor Deppen Kab Brebes.?

Dari birokrasi, dia meloncat sebagai anggota DPRD Kab Brebes Fraksi Golkar per 4 Juli 1997 hingga 1999. Pengabdian sebagai anggota Dewan hanya berlangsung 3 tahun karena pergantian kepemimpinan era reformasi. Begitupan dengan Depertemen Penerangan dibubarkan Gus Dur, menjadikan dia kembali ke birokrasi. Hebatnya, dia langsung memangku eselon IV sebagai Kasubag TU Kantor Sosial Kabupaten Brebes (2001).

Kariernya terus melangit dengan menjadi Plt Kabag Agama, sosial, kependudukan, tenaga kerja dan transmigrasi (sosduknakertrans) Setda Brebes (eselon III/a) lalu definitif jadi Kabag agama sosduknakertrans setda dan memangku Kabag Kesra Setda Brebes per 20 Januari 2009. Dari Kabag Kesra kariernya melejit sebagai Asisten Administrasi Umum Setda dan Kepala BKD Brebes dalam eselon IIa.

Saat menjadi Kepala BKD, dia merintis pembangunan Kantor BKD ke bekas SMK Pusponegoro 02. Dengan sarana dan prasarana kantor yang luas, menjadikan pelayanan kepada pegawai makin maksimal.?

Perhelatan pemilihan umum langsung, mengantarkan dia sebagai pendamping calon Bupati Brebes berpasangan dengan H Agung Widiyantoro SH MSi. Tetapi takdir berbicara lain karena kalah dalam kompetisi pesta demokrasi rakyat tersebut, walaupun dia harus mundur dari Kepala BKD Kabupaten Brebes.

“Satu sisi saya bangga, karena NU bisa menempatkan politik kebangsaanya, meskipun NU bukan partai politik tetapi kadernya mendapat kepercayaan sebagai calon wakil bupati,” tuturnya.?

Ayah dari Andi Azis Amin Amrulloh, Alfiana Auliatul Amri dan Ainul Amri Al Anshori ini mengaku, bahwa apapun yang diminta umat dan untuk kepentingan umat, dirinya tetap siap mengabdi. Pasalnya, dirinya tidak pernah mencari jabatan. Termasuk menjadi Calon Wakil Bupati.

“Secara pribadi, saya tidak berminat dipasangkan sebagai calon wakil bupati, tapi karena itu tuntutan umat maka bismillah saya lakoni sebagai calon wakil bupati saat itu,” ungkapnya.?

Konsekuensi nyalon Pilkada, dia mendapatkan ‘getah’ politik dengan tidak mendapatkan jabatan sesuai dengan eselonnya. Athoillah turun eselon dari IIa ke IIIa, dia ditempatkan sebagai Kepala Kantor Kesbangpol, lalu dipindah lagi sebagai Sekretaris Dinparbudpora. Selanjutnya, dia dipercaya sebagai Kepala Kantor Data Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Brebes per 16 Oktober 2015.?

Kegigihan Athoillah dalam meraih kesuksesan karier, dia tunjukan dengan mengikuti Lelang Jabatan untuk jabatan Eselon II di Setda Brebes. “Atas berkat rahmat Allah SWT, saya mendapatkan kepercayaan sebagai Asisten Sekda bidang Pemerintahan, per 30 September 2016,” tuturnya tanpa bermaksud membanggakan diri.

Sebagai Ketua NU tiga periode, Athoillah memiliki konsep yang jelas sehingga mengantarkan NU Brebes sebagai organisasi yang berpegang teguh pada Ahlussunah Wal jamaah dengan prinsip rahmatan lil alamin.?

Ikut NU, Athoillah tidak ujug-ujug tetapi dilakoni mlipir dari tingkatan yang paling rendah sebagai IPNU, Ansor, Lembaga NU, hingga akhirnya menapak mantap di NU. Kadang Atho juga mengatakan, kalau orang NU belum mantap benar berorganisasi di NU, dia katakan bintangnya kurang.

“Dia itu NU, tetapi bintangnya belum genap sembilan, masih delapan,” kata Atho yang kerap menggunakan istilah banyolan ketika mengisi ceramah.?

Mengenal NU, kata Atho, didapatnya dari Sang Ayah yang juga kyai kampung namun getol merawat tradisi NU. Dia makin matang ketika dikirim ke pondok pesantren Darul Ulum di Jombang dengan bergabung di Ikapdar. Jiwa organisasinya sudah melekat, ketika mondok, dalam satu kamar seharusnya diisi dengan 4 orang saja. Tetapi atas perintah kiainya, ditambahlah satu orang lagi yang notabene anak baru tersebut dari keluarga tidak mampu. Maka Atho berinisiatif agar anak tersebut bisa nembol di kamarnya dan tetap mendapatkan jatah makan dan lain-lain meskipun tidak ikut iuran.?

Dari pengalaman mondok, Atho memiliki motto hidup, berkarya lebih berharga daripada gaya. Prestasi lebih berarti dari pada gengsi yang sering dia omongkan ke teman-teman pondoknya.

Sepulang mondok, dia dipercaya menjadi sekretaris Lembaga Pendidikan Maarif PC NU Kabupaten Brebes (1988-1993), lalu didaulat sebagai Ketua LP Maarif NU 1993-1998.?

Saat menjadi Ketua LP Maarif, penggemar Pecel Lele mendapat pengalaman yang tidak terlupakan terutama saat mendirikan MTs Maarif NU 03 Plompong Sirampog. Karena dengan medan yang sulit, maka harus naik ojek dan jalan kaki naik gunung.

“Meski penuh rintangan, yang penting pendidikan NU di Brebes benar-benar maju,” kenangnya.?

Atas kegigihannya, Athoillah berhasil mendirikan 22 sekolah MI/SD, SMP/MTs hingga SLTA mencapai 22 sekolah Maarif NU dalam kurun waktu 1988-1998 se Kabupaten Brebes.

Sebagai Ketua PCNU, Athoillah pada periode 2003-2008 meletakan pondasi organisasi dengan melakukan konsolidasi dari tingkat Ranting hingga Cabang. Naik turun gunung, dia selusuri terus hingga berhasil membentuk Pengurus Ranting (PR) dan Pengurus Anak Ranting (PAR) di 17 Majelis Wakil Cabang (MWC).

“Semula PR yang berdiri ada 250 kemudian berkembang menjadi 352 PR, jumlah ini melebihi jumlah desa yang hanya 297 desa dan kelurahan se Kabupaten Brebes,” tuturnya.

Periode 2009-2014, mampu mendirikan gedung NU yang representatif sebagai pusat kegiatan ditingkat Cabang. “Dengan gedung yang representative kegiatan NU semakin berkembang dan punya kebanggaan sendiri bagi Nahdliyin,” terangnya.

Periode 2014-2019, Athoillah bertekad mendirikan perguruan tinggi NU. Dengan perguruan tinggi ini, diharapkan para kader NU tidak lagi tertinggal dalam dunia pendidikan dan juga bisa menyediakan perguruan tinggi tinggi yang unggul.

“Tanah untuk mendirikan Perguruan Tinggi sudah tersedia, tinggal umpul-umpul lainnya, termasuk menyiapkan SDM dan lain-lainnya,” kata Athoillah.

Sebagai Ketua NU, dia ingin Brebes menjadi lebih baik ditingkat pendidikan, ekonomi dan SDM sehingga mampu mendongkrak Indeks Pembangunan Manusia pada level 10 besar. Pada muaranya, akan terwujud masyarakat yang sejahtera, agamis dan beraklakul karimah.?

Apa yang dilakoni Athoillah, menurutnya tidak terlepas dari peran istri dan anak-anaknya untuk mencapai sukses. Baginya, istrinya sangat mendukung positif asal untuk kepentingan umat. Maka ketika jarang ketemu dengan keluarga, istri tidak mempersoalkannya. “Prinsip kami, saling percaya dan menjaga kepercayaan itu,” tandasnya.

Itulah Athoillah, lebih dari separoh hidupnya diwakafkan untuk kepentingan organisasi, NU dan Umat. Semoga apa yang diikhtiarkan Athoillah menjadi iktibar generasi muda Brebes. Sebagai motto hidupnya, sebaik-baik orang yang bermanfaat untuk orang lain. (Wasdiun/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw IMNU, Olahraga, Humor Islam Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Rabu, 22 April 2015

Ini Alasan Pak Jimmi Peluk Agama Islam

Jakarta, Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw - Jimmi didampingi dua sahabatnya mendatangi Kantor Lembaga Takmir Masjid (LTM PBNU) di Lantai 4 Gedung PBNU, Selasa (31/10) pagi. Dengan mengenakan kemeja tangan panjang ia datang dengan suka rela untuk menyatakan keislamannya di depan pengurus harian PBNU.

Menurut pria setengah baya lebih ini, ia untuk sekian lamanya mengamati praktik keislaman dan mempelajari ajaran Islam. Pada agama Islam ini ia kemudian menemukan jawaban.

Ini Alasan Pak Jimmi Peluk Agama Islam (Sumber Gambar : Nu Online)
Ini Alasan Pak Jimmi Peluk Agama Islam (Sumber Gambar : Nu Online)

Ini Alasan Pak Jimmi Peluk Agama Islam

“Saya ingin memiliki pegangan hidup. Saya merasa cocok dengan Islam. Saya sudah mengamati sejak lama. Islam lebih cocok bagi saya dibanding agama saya sebelumnya,” kata Jimmi kepada Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw.

Ia juga mengatakan bahwa dirinya ingin sekali sejak lama tertarik pada NU karena NU menurutnya simpel dalam praktik agama, terutama praktik shalat. “Sebenarnya saya sudah lama tertarik dengan NU. Tetapi tidak ada yang bawa ke sini. Syukurlah ini dibawa pak Anto.”

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Jimmi mengatakan bahwa ia memeluk Islam tanpa paksaan dari pihak manapun. Ia menyatakan setuju kalau ikrar keislamannya dipublikasi di Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

“Saya tinggal di Setiabudi. Saya memeluk Islam karena kemauan saya sendiri,” kata Jimmi kepada Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw.

Ia dibimbing untuk membaca dua kalimat syahadat oleh Wakil Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LBM PBNU) KH Mahbub Maafi. Ia tampak mantap dalam mengikuti bacaan dua kalimat shayadat sehingga para saksi segera menyatakan bahwa ikrarnya sah. Ia dianjurkan untuk mempelajari tatacara shalat dan mengerjakannya secara berjamaah di mushalla atau di masjid. Ia diberikan buku pedoman praktis shalat oleh pengurus harian LTM PBNU.

“Saya sebenarnya ingin nama baru, nama Islam.” (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw Sunnah Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Minggu, 19 April 2015

Bupati Waykanan Minta Ansor Jaga Mutu Madu Budidaya

Waykanan, Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw. Bupati Waykanan Bustami Zainudin mengapresiasi kegiatan ekonomi GP Ansor setempat yang mengembangkan budidaya madu. Bustami juga meminta kaum muda NU untuk mempertahankan kualitas madu hasil budidaya yang mulai laku dipasaran.

Bupati Waykanan Minta Ansor Jaga Mutu Madu Budidaya (Sumber Gambar : Nu Online)
Bupati Waykanan Minta Ansor Jaga Mutu Madu Budidaya (Sumber Gambar : Nu Online)

Bupati Waykanan Minta Ansor Jaga Mutu Madu Budidaya

"Bagus. Tapi yang penting menjaga kualitas. Jangan sampai mulai laku mulai dicampur. Mutu harus tetap dijaga," ujar Bustami yang juga Mustayar NU Waykanan di Blambangan Umpu, Jumat (26/12).

Sebelumnya di pesantren tahfizhul quran, Kamis (13/12), GP Ansor, Tim Penggerak PKK dan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Way Kanan meluncurkan produk "Madu Way Kanan" ke pasaran.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Mengapresiasi positif kegiatan ekonomi pemuda NU setempat, Bustami didampingi Sekdakab Bustam Hadori berkenan berfoto bersama Ketua GP Ansor Gatot Arifianto dan Sekretaris Eko Wahyudi di depan produk kemasan dalam botol.

"Jika iman kami turun, mungkin kami bisa abaikan mutu madu tersebut. Tapi Insya Allah tidak demikian, kami banyak belajar dari pelaku pasar yang jatuh akibat mengabaikan mutu saat produknya sedang naik daun, mau untung besar tapi menurunkan mutu," kata Gatot.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Saat ini, demikian pemilik gelar adat Lampung Ratu Ulangan itu menambahkan, GP Ansor Waykanan memiliki pasokan madu sejumlah 2 kuintal yang didapat dari pencari madu dari sejumlah hutan di pulau Sumatera.

Gatot menegaskan, GP Ansor Waykanan berkomitmen untuk berkarya dan beramal. Karena itu, 2,5 persen hasil dari harga jual madu (Rp75.000/botol sirup atau 600 ml) akan disumbangkan atau menjadi hak milik anak yatim yang akan dititipkan melalui Panti Asuhan Mandiri Yayasan Shufah Blambangan Umpu. (Heri Amanudin/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw Ulama Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Rabu, 15 April 2015

LTNNU Jatim Selenggarakan Ngaji Optimalisasi Website

Surabaya, Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw. Kesadaran para pimpinan pesantren dan santri untuk memanfaatkan dunia maya untuk media dakwah kian menggembirakan. Ribuan website pesantren dan madrasah serta laman yang yang menyediakan konten keislaman kian mudah ditemukan. Namun hanya sedikit yang bisa menjaga konsistensi. Kendala utama adalah soal biaya.

"Ini juga yang menjadi catatan kami atas kian berkembangnya website berbasis agama," kata Ketua PW Lembaga Talif wan Nasyr NU Jatim, Ahmad Najib AR, Kamis (23/6) malam. Sehingga dengan tampilnya para penulis santri yang di dunia maya, maka akan semakin memberikan alternatif bacaan dan kajian terkait Islam di tanah air, lanjutnya.

LTNNU Jatim Selenggarakan Ngaji Optimalisasi Website (Sumber Gambar : Nu Online)
LTNNU Jatim Selenggarakan Ngaji Optimalisasi Website (Sumber Gambar : Nu Online)

LTNNU Jatim Selenggarakan Ngaji Optimalisasi Website

Kian menjamurnya website agama tersebut ternyata tidak diimbangi dengan kemampuan untuk menjaga konsistensi. "Baik dari keajegan menjaga isi atau konten, maupun kemampuan dalam mengelola website secara baik," kata Gus Najib, sapaan akrabnya.

Karena itu, dengan menghadirkan narasumber Kiai Maruf Khozin dan Dodik Ariyanto, PW Lebaga Talif wan Nasyr NU Jatim mengajak para pegiat website dan sosial media untuk belajar mengoptimalkan peluang dan tantangan tersebut. Kegiatan ini bertemakan Tips dan Trik Mengelola Media Dakwah Online yang Populer dan Provitable.

"Bukan tidak mungkin, dengan mendengarkan dan berbagi pengalaman dari sejumlah praktisi dunia maya ini, maka pengetahuan kita terhadap internet semakin komprehensif," kata alumnus pascasarjana UIN Sunan Ampel ini.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

Kiai Maruf Khozin dikenal sebagai tokoh muda yang mampu berdakwah di media sosial dan memanfaatkan aplikasi untuk menjembatani kelas menengah kota yang ingin mendalami agama. "Sehingga umat semakin terpandu untuk memperoleh kajian keislaman yang dapat dipertanggungjawabkan," ungkapnya.

Pada acara yang akan berlangsung Jumat sore (24/6) di ruangan Salsabila PWNU Jatim tersebut, panitia juga menghadirkan Dodik Ariyanto.. "Mas Dodik diharapkan bisa berbicara banyak terkait optimalisasi website untuk mendapatkan income bagi kesejahteraan pengelola," ungkap salah seorang pengajar di Pondok Pesantren Bayt al-Hikmah Pasuruan ini.

Gus Najib tidak dapat memungkiri bahwa banyak website islami yang hidupnya kembang kempis lantaran tidak mampu menyejahterakan pengelola. "Hal ini berakibat pada updating konten yang tidak konsisten lantaran terkendala dengan pembiayaan," katanya.

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw

"Diharapkan lewat kegiatan ini, para peserta menemukan ? formula bagi upaya mengoptimalkan keberadaan website dan media sosial untuk kegiatan dakwah. "Sekaligus memperoleh tambahan income bagi kesejahteraan pengelolanya," tandasnya.

Bagi peminat dapat bergabung usai Shalat Ashar di PWNU Jatim, jalan Masjid Al-Akbar Timur, Surabaya. Kegiatan juga sebagai launching website www.halaqoh.net yang dikelola PW LTN NU Jatim dan dipungkasi buka bersama. (Ibnu Nawawi/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw Berita, RMI NU Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw