Gusdurian-Ansor Ramaikan Pawai Keberagaman Budaya (Sumber Gambar : Nu Online) |
Gusdurian-Ansor Ramaikan Pawai Keberagaman Budaya
Perayaan Cap Go Meh di Klaten Ahad (24/2) kemarin memang? lain dari biasanya. Selain dimeriahkan atraksi barongsai dan liong, perayaan Cap Go Meh juga dimeriahkan pawai budaya yang diikuti ratusan peserta multikultur.Ide pawai budaya ini berawal dari Komunitas Gusdurian Klaten. Mereka melihat potensi jumlah Komunitas suku Tionghoa di Klaten yang cukup signifikan, tetapi biasanya merayakan Cap Gomeh di kota Solo, Yogyakarta dan Semarang. Maka muncullah ide untuk memanfaatkan momen Cap Gomeh untuk mempromosikan keberagaman budaya di Klaten.
Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw
Hal ini kemudian disampaikan kepada Gus Jazuli A Kasmani, pengasuh Pondok Pesantren Al Muttaqien Pancasila Sakti Klaten. Gayung ternyata bersambut. Dengan menggandeng kader IPNU (Ikatan pelajar NU) dan Sekolah Kader NU, maka mulai dirancang bentuk aksinya, yaitu pawai keberagaman budaya, orasi budaya dan atraksi komunitas.Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw
Hanya dalam waktu kurang seminggu, berbagai kelompok masyarakat mendaftarkan diri untuk bergabung. Ada 52 kelompok masyarakat yang terdiri dari elemen agama, hobi dan kebudayaan yang siap berpawai.“Tidak kurang dari 54 elemen masyarakat Klaten ikut memeriahkan perayaan Cap Go Meh. Sepanjang jalan dan trotoar menjadi saksi indahnya keberagaman,” ujar Jazuli.
Pada pelaksanaan pawai, sebanyak 45 pembawa bendera merah putih menjadi ujung tombak jalannya pawai budaya. Barisan selanjutnya diramaikan aktvis Granat, disusul rombongan yang membawakan pertunjukan barongsai dan liong. Barisan Serba Guna Ansor (Banser) ikut mengisi barisan berikutnya. Pada barisan yang lain, ada 75 warga yang tergabung dalam Forum Selawat Klaten. Berbekal alat musik rebana, mereka meramaikan pawai dengan mengumandangkan solawat.
Jazuli menjelaskan Indahnya Keberagaman merupakan tema yang diusung dalam perayaan Cap Go Meh kali ini. Melalui tema itu, pihaknya ingin mengingatkan bahwa warga negara Indonesia hidup dalam masyarakat yang majemuk.
“Perbedaan adalah pemersatu bangsa. Pawai ini boleh diikuti siapapun namun harus memenuhi dua syarat. Syarat pertama adalah cinta NKRI, Pancasila dan UUD 45. Syarat kedua, dilarang membawa agenda dan atribut politik apapun, mulai dari pemilu, pilkada atau pilkades sekalipun,” papar Jazuli.
Redaktur ? ? : A. Khoirul Anam
Kontributor: Ajie Najmuddin
Dari Nu Online: nu.or.id
Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw Kajian Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw
Tidak ada komentar:
Posting Komentar